Membedah Pernyataan Gubernur Dan Kadis Pendidikan & Kebudayaan Provinsi NTT

Kalimat yang sangat terpukul datang dari Kepala Dinas Pendidikan Dan Kebudayaan Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) Linus Lusi saat memberikan sambutan di SMAN 6 Kupang besama Ketua PKK, Ketua Dekranasda, Bunda PAUD dan juga Anggota DPR RI Julie S. Laiskodat dalam kunjungan kerjanya, Jumat (10/3/2023).

Dalam sambutannya Kadis PK  bercakap-cakap dengan siswa yang sudah dalam keadaan siap untuk mendengar arahan saat apel pagi berlangsung.

Beginilah isi percakapan Kadis PK Linus Lusi dengan siswa SMAN 6 Kupang disaksikan oleh Guru-guru.

Kadis PK: Anak-Anak, Dokter itu pintar tidak? (diulang pertanyaan sebanyak 4 kali, artinya penting sekali pertanyaan yang dilontarkan ini)

Siswa: Pintar (jawab siswa pun demikian dijawab sebanyak 4 kali)

Kadis PK: Kepala Sekolah, Pintar tidak?

Siswa: Pintar

Kadis PK: Guru mu pintar tidak? (sambil menunjuk ke arah guru-guru yang sementara mengikuti apel pagi)

Siswa: Pintar

Lanjut Kadis PK: dan mereka adalah Dokter Pendidikan di Nusa Tenggara Timur (semua tepuk tangan)

Ilustrasi ini seakan menggores nurani seluruh guru-guru di Nusa Tenggara Timur kalau guru itu ibarat seorang dokternya pendidikan. 

Jika dokter berarti ada pasien yang didiagnosa masalahnya lalu diberi obat dan tindakan untuk mencegah dan mengobati pasien tersebut.

Dalam konteks dunia pendidikan sekolah ibarat tempat berobat sedangkan guru-guru adalah dokternya dan semua urusan sekolah menjadi perhatian dan dukungan pemerintah serta orang tua siswa.

Pemerintah mendukung sekolah dengan kebijakan anggaran baik dana DAK, DAU dan BOS sedangkan orang tua mendukung sekolah dengan membentuk forum Komite Sekolah di mana dalam forum komite sekolah tersebut orang tua siswa juga menyumbangkan dana pendidikan ke sekolah

Kita ulas tentang kalimat guru adalah dokternya pendidikan sedangkan siswa adalah pasiennya.

Dalam sambutan Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat pekan lalu, beliau selalu menekankan kalau Sekolah Bukan Tempat Penitipan Anak. Sekolah bukanlah tempat anak-anak datang, duduk, dengar, diam dan pulang begitu saja sampai ia tamat.

Beliau menegaskan bahwa anak-anak kelas tiga itu disiapkan untuk langsung keluar di masyarakat, baik mereka yang menuju ke perguruan tinggi atau mereka yang akan bekerja. 

Kalau tidak siapkan, kita akan melahirkan pengangguran baru. Tapi kalau mereka ter-manages waktunya dengan baik, mereka tidak akan menjadi pegangguran, mereka sudah siap, secara mental mereka siap, secara knowledge mereka siap, skill mereka siap, tegas Gubernur Viktor di saat menyampaikan motivasi di SMAN 6 Kupang, Jumat (27/2/2023).

Jika kita menghubungkan dua pernyataan dari Kadis PK dan Gubernur NTT maka kita bisa menarik kesimpulan bahwa sekolah adalah tempat untuk mengatasi dan mengobati siswa (pasien) dari penyakit. penyakitnya adalah belum tahu ilmu menjadi tahu (knowledge), dari karakter belum baik menjadi baik (attitude), dan dari belum terampil menjadi terampil (skill).

Dunia pendidikan NTT hari ini menjadi perbincangan hangat di semua kalangan publik baik di NTT dan Indonesia pada umumnya.

Dalam sambutannya Gubernur NTT dan Kadis PK jika kita simak baik-baik dan analisis secara mendalam maka kita akan menemukan banyak pesan motivasi dan tujuan besar ke depan. 

Banyak kalimat yang dilontarkan penuh makna baik itu untuk siswa maupun untuk guru di NTT. Semuanya hanya untuk kebaikan masa depan siswa khususnya dan NTT umumnya. 

Apalagi kalimat’ guru adalah dokternya pendidikan. Jika siswa itu belum pintar, moral belum baik dan belum terampil maka patut kita pertanyakan bagaimana kerja si dokter (guru). Oleh karena itu mari kita merefleksikan kembali tugas guru dalam situasi dunia yang cepat mengalami perubahan ini. 

Guru tidak boleh semata-mata memvonis siswa itu belum pintar, belum moral baik dan belum terampil karena orang tua percaya kalau sekolah terdapat guru yang mampu untuk mengatasi dan mengobati setiap permasalahan yang beragam dari siswa. 

Oleh karena itu guru jadilah dokter pendidikan yang benar-benar mengatasi dan mengobati setiap keluhan dari siswa. Kalau hari ini kita diberi predikat kurang maksimal dalam progres di bidang pendidikan maka mari kita bertanya pada diri kita “sudahkah saya bentindak sebagai dokter? Yang mampu mengatasi persoalan siswa sehingga ketika ia kembali ke lingkungan keluarga dan masyarakat ia benar-benar sehat dalam artian pintar, moral baik dan terampil.

Penulis: Clarissa Amoureyza


Post a Comment for "Membedah Pernyataan Gubernur Dan Kadis Pendidikan & Kebudayaan Provinsi NTT"