NONO Juara Dunia Matematika

Nono dengan Nama Lengkap Caesar Hendrik Tnunay, Kelahiran 2 April 2015 merupakan siswa kelas dua SD Inpres Buraen II, Kecamatan Amarasi Selatan, Kabupaten Kupang, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) menyabet juara pertama atau juara dunia kompetisi matematika tingkat internasioanal atau tepatnya Abacus World Competition 2022.

Bocah berusia 8 tahun asal NTT ini menjadi topik hangat perbincangan publik Indonesia bahkan dunia, karena menghitung penjumlahan dengan cepat dan menjawabnya dengan menggunakan bahasa Inggris. 

Nono berhasil mengharumkan nama bangsa Indonesia dan juga mengharumkan nama Provinsi NTT. Bocah jenius ini ketika diwawancarai makanannya apa? Jawabnya sering makan Kelor (Marungga). 

Nono berhasil mengalahkan 7000 peserta dari berbagai negara di belahan dunia. Keberhasilan Nono di tingkat dunia mengangkat harkat dan martabat orang NTT yang selama ini dinilai sepihak bahwa orang NTT bodoh dan miskin. Tapi sebenarnya tidak. Kami Orang NTT tidak miskin dan juga tidak bodoh. NTT jangan dipandang sebelah mata.

NTT punya sumber daya alam yang melimpah. NTT kaya akan tanah dengan berbagai jenis tanaman, ternak dan sumber daya laut. Seringkali orang menyebut NTT adalah Nelayan, Tani, Ternak. 

Kalau NTT dibilang miskin, banyak orang tidak datang mencari hidup dan sukses di tanah NTT. Kalau NTT bodoh, Nono tidak juara dunia matematika dan banyak generasi NTT yang sukses dan menjadi inspirasi bangsa, banyak sekali yang tidak terekspos media.

Secara genetis kita semua sama di mata Tuhan, dilahirkan ke dunia dengan sempurna. Setiap manusia punya kekurangan dan punya kelebihan. Kita hanya bisa saling melengkapi. 

NTT punya sumber daya manusia, NTT punya sumber daya alam namun NTT seringkali menjadi anak tiri pembangunan di Indonesia. 

Infrastruktur yang kurang mendukung, fasilitas pendidikan yang kurang lengkap, sarana prasarana dan upah pendidik di NTT memang dalam kondisi mengkhawatirkan dan berdampak terhadap majunya NTT secara cepat. 

Mau atau tidak mau, suka atau tidak suka, publik selalu berpendapat untuk dinikmati saja. Pendapat ini seakan-akan meninabobokan kita untuk parsah dengan keadaan alias maju kena-mundur kena.

Berdasarkan hasil wawancara Ibu Nono di beberapa media menyebutkan bahwa di kampung Nono masih terkendala jaringan internet. Kalau listrik padam maka jaringan hilang. Hal ini pun kemudian bisa menghambat proses belajar mengajar, proses berliterasi di media dan proses mencari informasi lewat barang seperti HP ataupun laptop.

Masih banyak akses jalan menuju sekolah-sekolah yang rusak parah. Banyak sekolah yang tidak memiliki laboratorium. Banyak pendidik yang masih berada di zona nyaman, alias kerja tidak kerja gaji masuk terus. 

Hambatan-hambatan inilah yang membuat kami di NTT maju tapi dari belakang, bukan tidak maju, bukan juga tidak bisa sama sekali. Buktinya Nono bisa menjadi juara dunia dengan mengalahkan 7000 peserta dari berbagai negara di dunia. Tidak hanya itu, banyak generasi NTT yang menjadi sinar di tanah air Indonesia. 

Banyak informasi yang sumbernya dari pusat, dan sering terlambat sampai ke telinga dan mata kami di NTT sehingga kamipun memulainya terlambat, tapi bukan tidak bisa sama sekali. 

Masih banyak Nono yang lainnya di NTT. Kalaupun tidak bisa seperti Nono, jangan menjadi virus untuk menghambat tumbuhnya tunas-tunas muda NTT yang gemilang dan berprestasi.

Siapakah virus itu? Virus itu adalah orang-orang yang malas belajar, orang-orang mengganggu orang lain sementara belajar, orang-orang yang menghambat proses pembangunan sumber daya manusia, orang-orang yang masa bodoh, orang-orang yang tidak kreatif tetapi selalu disanjung, orang-orang yang tidak inovatif tetapi selalu disanjung-sanjung, orang-orang yang kerjanya tidak jujur, orang-orang yang tidak mencintai tanah air, orang-orang munafik dan lain sebagainya.

NTT tidak miskin, NTT tidak bodoh. 

Penulis: Thom Fallo..


Post a Comment for "NONO Juara Dunia Matematika"