Bahan Ajar Dunia Hewan Untuk SMA Kelas X

A. Hewan

Di dunia ini banyak sekali jenis hewan. Kita harus bangga berbagai jenis hewan yang ada di dunia, kebanyakan ada di Indonesia. Hewan atau disebut juga dengan istilah fauna atau satwa yang ada di dunia ini menyebar di seluruh wilayah darat dan air.

Hewan merupakan salah satu jenis makhluk hidup yang ada di dunia. Hewan-hewan yang ada di dunia ini sangat beranekaragam yang setiap spesiesnya mermpunyai ciri khas masing-masing. 

Untuk melihat lebih dekat tentang dunia hewan, amatilah berbagai macam hewan yang ada di sekitarmu. Jika dibandingkan dengan tumbuhan, tentunya hewan sangat berbeda. Hewan mampu bergerak pindah tempat, sedangkan tumbuhan bergerak tetapi tidak pindah tempat. Sel-sel tumbuhan dan hewanpun berbeda. Jika tumbuhan mampu berfotosintesis untuk membuat makanan sendiri, maka hewan adalah pemakai hasil fotosintensis dari tumbuhan tersebut

B. Klasifikasi Hewan (Animalia)

Dunia hewan dibagi menjadi beberapa filum, yaitu 1) porifera, 2) Coelenterata, 3) Platyhelminthes, 4) Nemathelminthes, 5) Annelida, 6) Mollusca 7) Echinodermata, 8) Arthoropoda,  dan 9)  Chordata.

Masing-masing filum di atas masih di bagi lagi menjadi beberapa kelas. Klasifikasi hewan juga di pelajari dalam cabang biologi yaitu taksonomi hewan. Mengapa hewan harus di klasifikasikan? Hewan yang ada di dunia ini sangat banyak dan beragam . Untuk memudahkan mengenal dan mempelajari berbagai macam hewan tersebut, mengetahui kekerabatan hewan tersebut, dan untuk mengetahui manfaat hewan tersebut bagi kehidupan, maka hewan-hewan yang beragam ini perlu di klasifikasikan.

Hewan yang ada di dunia ini sangat beragam. Untuk memudahkan mempelajarinya, hewan di klasifikasikan atau di kelompokan.

Pada informasi di atas dijelaskan tentang klasifikasi hewan yaitu dibagi lagi menjadi beberapa filum : 1) Porifera, 2) Coelenterata, 3) Platyhelminthes, 4) Nemathelminthes, 5) Annelida, 6) Mollus 7) Echinodermata, 8) Arthoropoda,  dan 9)  Chordata.

Kriteria yang digunakan sebagai dasar pengelompokan hewan dalam tingkat filum antara lain sebagai berikut : 

1. Jumlal Sel

Berdasarkan jumlah selnya, hewan dapat dibedakan antara lain sebagai berikut:

a. Uniseluler/monoseluler, yaitu individu yang memiliki satu sel (satu neukleus). Contoh: Protozoa

b. Multiseluler, yaitu individu yang memiliki jumlah sel lebih dari satu. Contoh: Filum Porifera, Coelenterata, Platyhelminthes, Nemathelminthes, Annelida, Mollusca, Echinodermata, Arthoropoda,  dan Chordata.

Individu yang bersel banyak dan telah membentuk jaringan dinamakan Metazoa. Misalnya serangga, cacing, hidra, dan sebagainya. Sedangkan individu yang bersel banyak belum memilki jaringan dinakaman Parazoa misalnya Porifera.

2. Lapisan Tubuh 

Lapisan tubuh yaitu lapisan tubuh yang berbentuk selagi masih embrional. Pada saat pertumbuhan dan perkembangan hewan sejak zigot, terjadi pembelahan-pembelahan sel secara biner, sehingga terbentuk bagian sel yang menyerupai bola, selanjutnya terbentuk lekukan ke dalam membentuk lapisan lembaga tubuh yaitu ektoderm (lapisan luar), mesoderm (lapisan tengah), dan endoderm (lapisan dalam).  

Berdasarkan lapisan tubuh pada setiap individu, hewan dibedakan menjadi:

a. Diploblastik, yaitu hewan yang memiliki 2 lapisan tubuh yaitu (ektoderm dan endoderm). Contohnya Coelenterata.

b. Tripblolastik, yaitu hewan yang memiliki 3 lapisan tubuh (ektoderm, mezoderm, dan endoderm). Contohnya Platyhelminthes, Nemathelminthes, Annelida, Mollus, Arthoropoda dan Echinodermata

3. Simetri Tubuh

Simetri tubuh yaitu sistem pembagian tubuh menurut sumbu simetri tubuhnya. Berdasarkan simteri tubuhnya, hewan dapat dibedakan menjadi 

a. Asimetri, yaitu hewan yang tidak memiliki pembagian tubuh yang tetap/sama. Misalnya protozoa

b. Simetri bilateral, yaitu hewan yang apabila tubuhnya dibagi 2 melalui pusatnya diperoleh bentuk dan ukuran yang sama. Misalnya platyhelmintes, nemathelminthes, annelida, arthrophoda, chordata.

c. Simetri radial, yaitu hewan yang apabila tubuhnya dibagi 2 melalui pusatnya dari arah manapun diperoleh bentuk dan ukuran yang sama. Misalnya porifera, coelenterata echinodermata.

4. Rongga Tubuh (Coelem)

Rongga tubuh (coelem) yaitu hewan yang tubuhnya terdapat rongga atau ruang antar lapisan tubuh. Perkembangan selanjutnya rongga ini membentuk sistem organ tubuh, seperti sistem pencernaan, pernapasan, ekskresi, dan sebagainya. Berdasarkan rongga tubuhnya hewan dapat dibedakan menjadi :

a. Acoelomata, yaitu hewan yang tidak memiliki rongga tubuh, karena hanya memiliki 2 lapisan tubuh (ektoderm dan endoderm). Contohnya Platyhelmintes.

b. Pseudocoelomata, yaitu hewan yang memiliki rongga semu, karena hanya sebagian lapisan tubuhnya yang dibatasi lapisan mezoderm. 

c. Coelomata, yaitu hewan yang memiliki rongga tubuh yang nyata, karena seluruh tubuh dilapisi lapisan mezoderm,. Minimal memiliki rongga gastrovasculer yang berperan sebagai sistem pencernaan. Contohnya coelenterata, annelida, mollusca, echinodermata, dan arthrophoda.

5. Segmentasi Tubuh

Segmentasi tubuh yaitu ruas-ruas tubuh. Berdasarkan ruas-ruas tubuhnya, hewan dibedakan menjadi :

a. Metameri, yaitu hewan yang memiliki ruas-ruas tubuh. Contoh : annelida, arthrophoda, echinodermata.

b. Non-metameri, yaitu hewan yang tubuhnya tidak memiliki ruas-ruas tubuh. Contoh : protozoa, porifera, platyhelmintes, nemathelmintes, mollusca. Pada platyhelmintes ada yang mengelompokkan dalam metameri semu (pseudosegmen).

6. Kerangka Tubuh (Skeleton)

Kerangka tubuh yaitu bagian tubuh yang berperan sebagai alat perlindungan. Berdasarkan kerangka tubuhnya, hewan dapat dibedakan menjadi :

a. Eksoskeleton, yaitu hewan yang memiliki alat perlindungan di luar tubuhnya. Contoh pada hewan invertebrata.

b. Endoskleton, yaitu hewan yang memiliki alat perlindungan di dalam tubuhnya. Contohnya pada Chordata (Vertebrata) 

7. Susunan Saraf

Berdasarkan letak susunan saraf dibedakan menjadi dorsal (belakang) dan ventral (depan/perut). Ada beberapa hewan yang belum memiliki susunan saraf yang jelas, yaitu protozoa, porifera, dan coelenterata.

Berikut adalah penjelasan pada masing-masing filum:

a. Porifera

Ciri-Ciri:

Tubuh berpori-pori mikroskopis, mengalami dua bentuk kehidupan, yaitu berenang bebas (polip), dan hidup menetap (sesil), belum memiliki organ pencernaan, sistem saraf, dan sistem peredaran darah, habitat di air laut dan air tawar, bentuk tubuh seperti vas bunga/piala, simetris radial, di dalam tubuhnya terdapat rongga tubuh yang disebut spongecoel. Berdasarkan tipe rangka, porifera dibagi :

1. Kelas Calcarea/Clacispongiae

- Rangka berspikula kapur, koanositnya besar, hidup di laut dangkal. Contoh : Scypha, Leucosolenia, Cerantia, Ceranthrina, dan Sycon gelatinosum.

2. Kelas Hexactinellida

- Rangka berspekula kersik, habitat di laut dalam. Contoh : Euplectella, Hyalonema, Pheronema.

3. Kelas Demospongia

- Umumnya tidak berangka, rangka terdiri zat kersik atau spongin atau campuran keduanya, sering dimanfaatkan sebagai bahan industri spon. Contoh : Euspongia mollisma, Hypospongia equine, Haliclona, Spongilla corteri. 

b. Coelentera

Ciri-Ciri

Tubuh berongga, fungsinya sebagai alat pencernaan (gastrovaskuler), Coelenterata disebut juga Cnidaria (dalam bahasa Yunani, cnido = penyengat) karena memiliki sel penyengat yang terletak pada tentakel disekitar mulutnya, struktur tubuh lebih kompleks, sel-sel sudah terorganisasi membentuk jaringan dan fungsi dikoordinasi oleh saraf sederhana, simetris radial dengan bentuk berupa medusa atau polip. Medusa berbentuk seperti lonceng atau payung yang dikelilingi oleh “lengan-lengan” (tentakel). Polip berbentuk seperti tabung atau seperti medusa yang memanjang, diploblastik karena tubuhnya memiliki dua lapisan sel, yaitu ektoderm (epidermis) dan  endoderm (lapisan dalam atau gastrodemis), hidup di laut secara soliter atau berkoloni. 

Berdasarkan bentuk dasar tubuh, Coelenterata dibagi :

1. Kelas Hydrozoa

- Bentuk polip lebih dominan dibandingkan bentuk medusa. Contoh : Hydra, Obelia, dan Physalia.

2. Kelas Scyphozoa

- Bentuknya seperti mangkuk, bentuk dominan medusa. Contoh : Cynea, dan Chrysaora fruttencens, Aurelia.

3. Kelas Anthozoa

- Memiliki banyak tentakel yang berwarna-warni seperti bunga. Cointoh : Tubipora, Meandrina, dan Acropora.

Ada yang melekat pada bebatuan atau benda lain bentuk polip, sedangkan bentuk medusa dapat bergerak bebas melayang di air, memiliki mulut sekaligus sebagai anus   

c. Platyhelminthes

Ciri-Ciri

Tubuh simetri bilateral, belum memiliki sistem peredaran darah, anus dan rongga dada, triploblastik (tersusun tiga jaringan (ektoderm, mesoderm, endoderm), memiliki alat pengisap/sucker, sistem saraf masih sederhana yang disebut sistem saraf tangga tali, alat ekskresinya disebut protonefridia yang berakhir dengan sekumpulan sel yang disebut sel api Platyhelminthes diklasifikasikan :

1. Kelas Turbellaria/cacing berambut getar

- Satu-satunya kelas yang hidup bebas (non-parasit). Contoh : Planaria

2. Kelas Trematoda/cacing isap

- Memiliki dua sucker. Contoh : Fasciala hepatica, (cacing hati pada ternak), Schistosoma sp, Paragonimus westermani (cacing paru), Fascioplosis buski.

3. Kelas Cestoda/Cacing pita

- Tubuhnya terdiri rangkaian segmen-segmen yang masing-masing disebut proglotid. Kepala disebut skoleks, punya sucker berkait (rostelum) terbuat dari kitin. Mnengalami peristiwa strobilasi, yaitu pembentukan segmen (segmentasi). Contoh : Taenia solium (cacing pita pada manusia dengan hospes babi, Taenia saginata (cacing pita pada manusia dengan hospes sapi), Diphyllobothrium latum (parasit pada manusia dengan perantara katak sawah, ikan dan Cyclops).

d. Nemathelminthes

Ciri-Ciri

Bentuk tubuh gilik memanjang, multiseluler, parasit dalam tubuh makhluk hidup, triploblastik pseudoselomata (selom semu), bilateral simetris, dilapisi kutikula, sistem pencernaan lengkap, tidak punya pembuluh darah dan sistem respirasi, organ reproduksi jantan dan betina terpisah dalam individu yang berbeda. Nemathelminthes diklasifikasikan :

1. Nematoda

- Tubuh cacing jantan lebih kecil dibanding cacing betina

- Ekor cacing jantan melingkar. Contoh Necator americanus, (caing tambang), Ascaris lumbricoides (cacing gelang), Oxyuris vermicumularis (cacing kremi), Wuchereria bancrofti (penyebab filariasis atau elefantiasis).  

2. Nematomorpha

- Menyerupai rambut, bagian ujung posterior cacing bercabang dua. Contoh Gardius sp, Nectonema sp.

e. Annelida

Ciri-Ciri Klasifikasi

Bentuk tubuh memanjang, dan tersusun atas ruas, triploblastik selomata (punya selom sejati), hidup diperairan, mempunyai kepala, bagian antara segmen terdapat rambut kecil disebut setae, sistem pencernaan lengkap, sistem tangga tali, sistem rerspirasi melalui seluruh permukaan tubuh, ekskresi dengan nefridia.

Berdasarkan banyak sedikitnya setae, Annelida dibagi :

1. Polychaeta

- Banyak setae/rambutnya. Contoh : Nereis virens (kelabang laut), Lysidike oele (cacing wawo), Eunice viridis (cacing palolo).  

2. Oligokhaeta

- Setae/rambut sedikit

- Pada segmen ke – 32 sampai ke – 37 tubuhnya, terdapat struktur yang menyerupai pelana yang dinamakan kiltelum. Klitelum ini fungsinya untuk menghasilkan kokon, yaitu selubung pelindung telur. Contoh : Pheretima dan lubricus terestis, yaitu cacing tanah.  

3. Hirudinae

- Tidak punya setae.

Contoh :  linta (hirudou medicinalis) dan pacet (haemadipsa javanica).

f. Mollusca 

Ciri-Ciri

Tubuh lunak ditutupi cakang, simetri bilateral, tidak bersegmen, habitat di air laut, air tawar dan di darat, sistem pencernaan lengkap, mempunyai lidah bergigi yang melengkung ke belakang yang disebut radula. Radula berfungsi untuk melumatkan makanan.

Berdasarkan simetri tubuh, sifat-sifat kaki, cakang, dan insangnya, mollusca dibagi :

1. Amphineura

- Bagian punggungnya terdapat cakang yang tersusun atas beberapa (biasanya delapan). Lempeng terpisah yang saling tumpang tindih seperti genting, kaki perut melekat pada bebatuan, insang terdapat dirongga mantelnya. Contoh : chiton.

2. Scaphopoda

- Cangkoknya berbentuk taring atau terompet dengan kedua ujungnya terbuka. Contoh : Dhentalium elephantinum.

3. Chephalopoda

- Mempunyai kepala jelas, mata besar, kaki otot dimodifikasi menjadi tangan, tentakel disekeliling mulut, dan corong yang merupakan saluran keluar dari rongga mantel. Contoh : Loligo (cumi-cumi), Sepia (sotong).

4. Bivalvia/Pelecypoda/Lamelibrancia

- Cangkok terdiri atas dua bagian. Di tepi

Cangkok, mantel membentuk bagian cangkok yang baru secara terus-menerus sehingga cangkok semakin lama semakin membesar. Contoh : Pinctada maxima (tiram mutiara), Ostrea cucullata.

5. Gastropoda

- Berkaki lebar dan pipih sehingga membentuk kaki perut. Contoh : Achatina fulica (bekicot).

g. Arthropoda

Ciri-Ciri

Kaki beruas-ruas, tripbloslastik, punya eksoskeleton, sistem pencernaan sudah lengkap, simetri bilateral, sistem saraf tangga tali, bernapas dengan insang, trakea atau paru-paru buku, sistem ekskresi oleh tubula malphigi, kelenjer ekskresi atau keduanya, darah arthropoda disebut hemolimfa

Berdasarkan bagian-bagian tubuh serta jumlah kaki, arthropoda dibagi :

1. Arachnide (laba-laba)

- Tubuh terdiri atas sefalotorax dan perut, pada sefalotorax dilengkapi dengan sepasang kelisera, sepasang pedipalpi. Contoh : Thelyphonus (kalajengking), Lycosa tarentula (tarantula)

2. Crustacea (udang-udangan)

- Mempunyai rangka luar dari kitin, kepala bergabung dengan dada membentuk sefalotorax. Contoh : Daphnia sp, cancer pagurus (kepiting), Gammarus (udang air tawar kecil), Astacus (udang sungai besar), tertip (semibalanus). 

3. Myriapoda (Chilopoda)

- Bagian kepala terdapat sepasang antena yang panjang, dua kelompok mata tunggal, dan alat mulut. Contoh : lipan.

4. Insecta (serangga)

- Tubuh terdiri atas kepala, dada, perut. Pada bagian kepala dilengkapi dengan antena mata majemuk dan mulut. Contoh : Musa demostica (lalat), Periplaneta (kecoak).

Pada kelas insecta ini dibagi lagi menjadi beberapa ordo yaitu :

1. Ordo Orthoptora

- Mempunyai dua pasang sayap, sayap depan tebal, sayap belakang tipis. Contoh : belalang sembah (mantis religiosa) 

2. Ordo Isoptera 

- Mempunyai pasangan sayap yang berukuran sama dan tipis. Contoh : anai-anai (Macro termens sp)

3. Ordo Lepidoptera

- Pasangan sayapnya berupa selaput yang tertutup oleh sisik, mata majemuknya sangat mencolok. Contoh : kupu-kupu

4. Ordo Diptera

- Hanya mempunyai sayap depan saja, sedangkan sayap belakang telah mereduksi. Contoh : nyamuk dan lalat rumah (musca domestica).

h. Echinodermata

Ciri-Ciri

Memiliki eksoskeleton dari zat kapur dengan tonjolan duri yang keras, dewasa bersimetri radial, larva bersimetri bilateral, mempunyai sistem saluran air yang disebut sistem ambulakral, tidak mempunyai sistem ekskresi, habitat di laut.

Berdasarkan bentuk tubuh, cara gerak, skeleton dan ambulakralnya, echinodermata dibagi :

1. Asteroidea

- Berlengan lima sehingga disebut bintang laut. Contoh : culcita sp, Asterias, Solaster.

2. Ophiuroidea

- Bentuk seperti bintang tetapi lengannya panjang dan sangat ramping sehingga jika bergerak menyerupai ular. Contoh : Ophiura Ophiura.

3. Crinoidea

- Bentuk menyerupai bunga lilin sehingga disebut lilia laut. Contoh : Antedon sp.

4. Echinoidea

- Tidak memiliki lengan, duri-duri di tubuhnya sangat banyak. Contoh : Diadema saxatile.

5. Holothuroidea

- Disebut juga mentimum laut. Contoh : Holothuria atra (teripang hitam).

i. Chordata

Ciri-ciri : tubuh simetri bilateral, susunan saraf pusat berbentuk pemubuluh, memiliki korda dorsalis/notokord, memiliki ekor di belakang anus, memiliki coelom, berdasarkan ada tidaknya kranium, Chordata dibagi menjadi :

1. Acraniata (tidak berkranium)

Dibagi menjadi 3 subfilum yaitu :

a. Hemichordata, contoh : Balanoglossus, Cephaodiscus sp.

b. Urochordata/Tunicata, contoh : Ascidia intertinalis, Doliolum denticulatum, Appendicularia sp.

c. Cephalochordata, contoh : Amphioxus.

2. Craniata

Craniata terdiri atas golongan vertebrata. Berdasarkan alat gerak, vertebrata dibagi menjadi :

a. Pisces

Pisces dibagi lagi menjadi beberapa kelas, yaitu :

1. Agnatha, contoh : Cyclosmata, Petromyxin sp, Polistotrema sp.

2. Chondrichteyes, contoh : ikan hiu (squalus sp), ikan cucut macan, ikan pari.

3. Osteihtyes, contoh : ikan bandeng, ikan mas, ikan tawas, ikan lele, ikan kakap

b. Tetrapoda

Tetrapoda dibagi lagi menjadi beberapa kelas, yaitu :

1. Amphibia

Kelas amphibia dibagi lagi mnenjadi beberapa ordo, yaitu :

a. Apoda

b. Urodella atau Caudata, contoh : Salamander

c. Anura, contoh : katak hijau, katak bangkong

2. Kelas Reptilia

Kelas Reptilia dibagi lagi menjadi beberapa ordo yaitu :

a. Squmata

Dibagi beberapa sub ordo :

- Lacertilia, contoh : cicak, kadal, tokek.

- Ophidia/Serpentes, contoh : ular kobra, ular derik.

b. Chelonia, contoh : kura-kura, penyu.

c. Crocodilia/Loricata, contoh : buaya.

d. Rhynchochephalia.

3. Kelas Aves

4. Kelas Mamalia

Kelas mamalia dibagi lagi menjadi beberapa ordo, yaitu :

a. Monotrematam, contoh : Platypus, Ornithorynchus.

b. Marsupialia, contoh : kanguru, kuskus.

c. Chiroptera, contoh kelelawar.

d. Insectivora, contoh : tikus cucurut (suncus marinus).

e. Pholidota, contoh : trenggiling (manis javanicus).

f. Rodentia, contoh : tikus, tupai, landak.

g. Logomorpha, contoh : kelinci.

h. Cetacea, contoh : ikan paus.

i. Sirenia, contoh : ikan duyung.

j. Carnivora, contoh : harimau.

k. Pinnipedia, contoh : singa laut.

l. Proboscidea, contoh : gajah india.

m. Perissodactyla, contoh : badak, kuda, tapir.

n. Arthrodactyla, contoh : babi, kambing, sapi.

o. Dermoptera

p. Primata

Primata dibedakan lagi menjadi 2 sub ordo, yaitu :

- Prosimii

Prosimii dibagi menjadi 3 familia, yaitu :

• Tupaidae, contoh : tupai.

• Lemuridae, contoh : lemur

• Tarsiidae, contoh : tarsius.

- Arthropoidae

Arthropoidae dibagi menjadi 3 familia, yaitu :

• Cercopithecidae, contoh : kera babon.

• Pongidae, contoh : simpanse.

• Hominidae, contoh : manusia.

C. Invertebrata dan Vertebrata

Dalam sistem kalsifikasi, berdasarkan ada dan tidaknya tulang belakang, hewan (animalia) dibedakan menjadi 2, yaitu : 1). Invertebrata, dan 2). Vertebrata

Invertebrata meliputi : Porifera, Coelenterata, Platyhelmintes, Nemathelminthes, Annelida, Mollusca, Arthropoda, dan Echinodermata. Sedangkan Vertebrata meliputi : Pisces, Amphibia, Aves, Reptilia, Mamalia.

Untuk melesteraikan keturunannya semua hewan (baik Invertebrata maupun Vertebrata) melakukan perkembangbiakan/Rerproduksi.

1. Reproduksi pada Porifera

Porifera berkembangbiak vegetatif dan generatif. Vegetatif dengan pembentukan tunas dan gemmulae/butir benih. Gemmulae adalah sejumlah sel mesenkim yang berkelompok dan berbentuk seperti bola yang dilapisi kitin serta diperkuat spekula. Gemmulae terbentuk jika keadaan lingkungan sedang tidak menguntungkan. Ketika keadaan lingkungan membaik, gemmulae akan terbentuk menjadi individu baru. Berikut proses pembentukan gemmulae :

a. Akeost mengumpulkan nutrien dengan memfagosit sel lain untuk dikumpulkan dalam rongga tubuh.

b. Sel tertentu kemudian mengelilingi secret kumpulan tersebut dan membungkusnya.

c. Terbentuklah kumpulan/cluster dan kapsul yang mengelilinginya.

d. Pada kondisi yang tepat gemmulae menetas dan sel-sel di dalamnya keluar dan berdiferensiasi membentuk spon baru.

Sedangkan secara generatif berlangsung secara anisogami, yaitu dengan peleburan gamet jantan (mikrogamet) dan gamet betina (makrogamet).

2. Reproduksi pada Coelenterata

Coelenterata berkembangbiak secara akseksual dan seksual. Aseksual dengan pembentukan tunas, sedangkan seksual dengan pembentukan gamet 

3. Reproduksi pada Platyhelminthes

Perkembangbiakan Platyhelminthes dilakukan secara seksual dan aseksual. Seksual dengan menghasilkan gamet, sedangkan aseksual dengan cara membelah diri (fragmentasi), kemudian regenerasi potongan tubuh tersebut menjadi individu baru.

4. Reproduksi pada Nemathelminthes

Alat kelamin pada Nemathelminthes ini terpisah. Cacing betina lebih besar dari cacing jantan dan yang jantan mempunyai ujung terkait. Gona berhubungan dengan saluran alat kelamin, dan telur dilapisi oleh kulit yang terbuat dari kitin. Hewan ini tidak berkembangbiak secara aseksual.

5. Reproduksi pada Annelida

Annelida umumnya berkembangbiak secara seksual dengan pembentukan gamet. Namun ada juga yang berkembangbiak secara fragmentasi, yang kemudian beregenerasi. Organ seksual Annelida ada yang menjadi satu dengan individu (hermafrodit) dan ada yang terpisah pada invidu lain (gonokoris).

6. Reproduksi pada Arthropoda

Perkembangbiakan Arthropoda umumnya terjadi secara seksual. Tetapi ada juga yang aseksual, yaitu dengan partenogenesis. Partonegenesis adalah pembuatan individu baru tanpa melalui fertilisasi (pembuahan). Individu yang dihasilkan bersifat steril. Organ reproduksi jantan dan betina pada Arthropoda terpisah, masing-masing menghasilkan gamet pada individu yang berbeda sehingga bersifat dioseus (berumah dua). Hasil fertilisasi berupa telur.

7. Reproduksi pada Echinodermata

Fertilisasi pada Echinodermata berlangsung secara eksternal. Echinodermata bersifat dioseus bersaluran reproduksi sederhana. Zigot berkembang menjadi larva yang simetris bilateral bersilia. Echinodermata ini juga dapat beregenerasi.

8. Reproduksi pada Vertebrata

Reproduksi pada vertebrata menggunakan alat reproduksi, kecuali pada aves betina hanya mempunyai ovarium kiri. Kelamin terpisah atau hermafrodit di stadium larva dan setelah dewasa menjadi hewan dioesis (berumah dua). Fertilisasi eksternal dan internal. Ada yang ovivar, vivipar, dan ovovivipar.

Penyusun: Thom Fallo

Post a Comment for "Bahan Ajar Dunia Hewan Untuk SMA Kelas X"