Guru Berinovasi, Murid Termotivasi
Di artikel yang kedua ini saya akan mencoba berbagi kisah dan praktik baik saya, dalam meningkatkan motivasi belajar murid daerah terpencil melalui beberapa inovasi yang saya lakukan.
Tentu kita mengetahui bahwa dengan medan ekstrim dan jarak tempuh yang cukup jauh sangat mempengaruhi motivasi dan kemauan bersekolah anak di daerah terpencil, karena itu, butuh kerja ekstra dan inovatif bagi pendidik dalam menghadapi kondisi ini.
Banyak hambatan yang saya jumpai dalam menjalankan tugas khususnya yang berkaitan dengan pembelajaran seperti,
(1) Kehadiran siswa di kelas
(2) Partisipasi dalam mengikuti proses pembelajaran;
(3) Kemampuan berkomunikasi dan;
(4) Kemampuan numeresik.
Lalu bagaimana cara saya dalam mengatasi persoalan-persoalan tersebut? Inilah karya inovasi saya yang dikemas dalam judul: “Berbagi Praktik Baik Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Murid Daerah Terpencil”
Meningkatkan motivasi belajar murid mungkin bagi sebagian rekan-rekan guru adalah hal yang wajar dan biasa-biasa saja di mana era sekarang ini begitu banyak aplikasi-aplikasi online yang menawarkan beberapa solusi dalam meningkatkan motivasi belajar anak seperti penggunaan quis dan game pembelajaran online.
Namun tidak dengan peserta didik yang berada di daerah terpencil yang penuh dengan keterbatasan. Ekonomi keluarga, minimnya akses jaringan internet bahkan ketersediaan listrik bagi masyarakat daerah terpencil sangat terbatas, dan inilah yang dialami peserta didik saya di SD Negeri Fatubai, Desa Oehalo, Kecamatan Insana Tengah, Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU), Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).
Keterbatasan fasilitas penunjang proses pembelajaran juga merupakan salah satu faktor penyebab rendahnya motivasi belajar murid. Sejak didirikan pada Juli 2002 status akreditasi SD Negeri Fatubai sampai Oktober 2021 dalam kurun waktu 19 tahun adalah Tidak Terakreditasi (TT).
Hal ini terjadi karena 8 Standar Nasional Pendidikan (SNP) sebagai syarat mutlak akreditasi tidak terpenuhi. Dengan status tidak terakreditasi ini mari kita refleksi sejenak bagaimana kondisi pembelajaran yang terjadi di unit satuan pendidikan SD Negeri Fatubai? kita simpan jawaban refleksi kita sebagai kekuatan untuk melakukan inovasi dan perubahan-perubahan dalam membangun negeri melalui pendidikan.
Inovasi apa saja yang sudah saya lakukan untuk perubahan di unit satuan pendidikan SDN Fatubai? Tentunya dalam melakukan inovasi tidak akan pernah terlepas dari komunikasi dan kolaborasi dengan berbagai pihak baik itu atasan (Kepala Sekolah), rekan sejawat, komite, dan orang tua murid.
Sejak ditugaskan di unit satuan ini pada Februari 2021 cukup banyak hal yang sudah saya lakukan dan semua keberhasilan yang diperoleh berkat dukungan bapak dan ibu guru khusunya kepala sekolah sebagai atasan saya yang senantiasa mendukung dan memotivasi saya untuk terus berinovasi dalam melakukan perubahan-perubahan di unit satuan.
1. Mengubah Status Akreditasi Sekolah Dari Tidak Terakreditasi Menjadi Terakreditasi B (baik)
Hal ini diperoleh berkat kerja keras dan persiapan-persiapan yang mantap, di mana saat itu saya dipercayakan untuk mempersiapkan segala bentuk dokumen yang diperlukan dalam akreditasi sekolah pada September 2021.
Dan hal yang menarik dari penilaian akreditasi ini adalah kompetensi guru dalam memanfaatkan teknologi pembelajaran. Sekalipun di daerah terpencil, tetapi kami berusaha mentransformasikan teknologi dalam pembelajaran. Jadi selain menyiapkan 8 Standar Nasional Pendidikan (SNP) saya juga melakukan inovasi dengan memanfaatkan teknologi dalam pembelajaran.
Kok bisa? katanya daerah terpencil tidak punya jaringan! Bagaimana caranya? cara yang saya lakukan adalah membuat modul pembelajaran dan video pembelajaran. Modul dan video tersebut saya tayangkan menggunakan proyektor yang disertai dengan informasi tambahan secara lisan.
Hal ini dapat membantu peserta didik lebih cepat memahami materi, dan tujuan pembelajaran. Yang menarik dari modul tersebut adalah objek dan subjek dalam modul, bersumber dari peserta didik dan lingkungan sekitar.Semua itu saya lakukan sebagai salah satu upaya untuk mendukung kegiatan saya dalam meningkatkan motivasi belajar peserta didik. Teman-teman bisa membayangkan bagaimana reaksi anak-anak di daerah terpencil ketika wajah mereka ditampilkan dalam sebuah video atau modul? Senangnya luar biasa.
Kondisi peserta didik yang bahagia melihat wajah mereka ada dalam video dan modul saya gunakan untuk memotivasi mereka agar lebih giat datang ke sekolah dan rajin belajar.
2. Meningkatkan Motivasi Belajar Murid
Bapak/ibu guru hebat, dalam upaya meningkatkan motivasi belajar murid selain membuat video dan modul hal lain yang saya lakukan adalah:
• Melakukan edukasi dan asesment kepada orang tua murid.
Hal ini saya lakukan untuk menumbuhkan semangat bagi orang tua/wali murid dalam mendukung pendidikan anak dan asesment dilakukan untuk mengukur tingkat kepedulian orang tua terhadap pendidikan anak.
Dari hasil asesmen ini saya mendapatkan informasi bahwa benar, motivasi belajar anak juga dipengaruhi oleh kekuatan dukungan orang tua. Atas dasar itulah saya bersama orang tua murid membuat sebuah komitmen dan kesepakatan untuk selalu mendukung dan berkolaborasi dalam meningkatkan motivasi belajar anak baik tingkat kehadiran, sikap, kognitif dan keterampilannya.
• Membuat Media Belajar Roda Ilmu
Fungsi dari media roda ilmu ini adalah untuk meningkatkan partisipasi peserta didik selama mengikuti proses pembelajaran. Dengan memanfaatkan media belajar yang tepat, maka dapat membantu pencapaian tujuan pembelajaran. Pembuatan media belajar ini juga harus melibatkan peserta didik dan disesuaikan dengan karakter siswa serta ketersediaan bahan yang digunakan.
Ada fakta unik dari pemilihan media roda ilmu yaitu, berawal dari diskusi antara saya dan peserta didik. Ketika saya bertanya kepada siswa tentang jenis permainan yang mereka sukai, saya sangat terkejut dengan jawaban yang diberikan oleh peserta didik, karena hampir seluruh murid menjawab hal yang sama yaitu, permainan “Bola Guling dan Kur-kuru” di mana kedua jenis permainan ini adalah permainan yang sangat erat dengan bentuk perjudian.
Karena itulah kami sepakat membuat media “Roda Ilmu” sebagai media pembelajaran kami, yang cara memainkannya adalah dengan cara diputar dan tebakan. Sebagai guru saya juga bertanggung jawab untuk memberikan edukasi bagi peserta didik bahwa judi bukanlah hal baik yang dilakukan peserta didik. Judi akan membentuk karakter dan etika buruk bagi para siswa. Bermain bola guling dan kur-kuru tidak berguna, mari kita bermain roda ilmu untuk meningkatkan hasil belajar. Itulah kalimat yang saya ucapkan kepada peserta didik saya.
• Membuat Papan Absensi
Fungsi dari papan absensi ini adalah membentuk karakter disiplin bagi peserta didik yang berkaitan dengan jam kehadiran di kelas serta membantu guru secara cepat mengetahui kondisi kehadiran siswa. Papan absensi terdiri dari dua bagian dimana bagian pertama adalah rumah (house) dan bagian kedua yaitu sekolah (school).
Nama peserta didik yang masih berada di barisan papan house menunjukkan bahwa peserta didik masih berada di rumah atau tidak hadir. Setiap siswa yang hadir paling awal, akan menempatkan papan namanya paling atas. Guru mencatat setiap urutan papan dan jam kehadiran. Bagi peserta didik yang menunjukkan sikap positif diberikan apresiasi dan bagi murid yang belum menunjukkan perubahan akan selalu diberi motivasi.
Pemberian apresiasi juga harus diperhatikan guru. Hindari iming-iming hadiah yang dapat merusak motivasi intrinsik peserta didik. Karena pemberian apresiasi dari guru hanya salah satu bentuk motivasi ekstrinsik. Karena itu pemberian apresiasi harus dilakukan secara bijak agar tidak terkesan siswa akan berubah apabila mendapatkan hadiah.
Selain papan absensi tersebut, saya juga menyediakan kotak refleksi. Kotak refleksi berfungsi menyimpan hasil refleksi peserta didik di akhir proses pembelajaran. Hasil refleksi anak dapat berupa perasaan yang mereka alami selama proses pembelajaran, metode dan media serta harapan mereka untuk pembelajaran mendatang.
Hasil refleksi anak saya gunakan sebagai evaluasi dalam menentukan tujuan dan proses pembelajaran berikutnya.
Bapak/ibu guru hebat, itulah beberapa karya saya dalam meningkatkan motivasi belajar peserta didik. Selain beberapa karya diatas yang menjadi perhatian saya adalah ketika melaksanakan proses pembelajaran saya harus bisa menciptakan suasana yang aman dan nyaman bagi siswa, mendampingi, memotivasi, memberi penguatan, umpan balik, apresiasi serta menghargai setiap pendapat siswa.
Menciptakan hubungan yang harmonis, menjadikan sosok yang selalu di rindukan di depan kelas adalah salah satu cara memotivasi peserta didik. Bagi saya mereka tidak sekedar peserta didik tetapi sahabat dalam berbagi cerita, dan ketika mereka memiliki masalah saya selalu hadir dan memberi solusi atas apa yang mereka alami.
Apa yang saya lakukan sangat berdampak pada peningkatan motivasi belajar murid, dan hasil belajar murid pun mengalami peningkatan yang signifikan. Segala usaha dan jerih lelah yang dilakukan tidak terlepas dari kemauan saya untuk terus meningkatkan kompetensi diri, dengan rutin mengikuti pelatihan baik secara tatap muka maupun berbasis online, seperti mengikuti kelas menulis buku dan jurnal, kelas peningkatan kompetensi guru 3T, kelas peningkatan kompetensi IT dan program guru belajar Kemendikbud.
Semua yang saya lakukan berdampak positif bagi saya. Hasil pelatihan tersebut, kini saya sudah menerbitkan buku berISBN, jurnal dan modul belajar bagi peserta didik. Hasil dari pelatihan IT, saya bisa membuat aplikasi pembelajaran online berbasis LMS dan aplikasi android walaupun saat ini belum dapat saya terapkan di satuan pendidikan karena keterbatasan jaringan. Yang saya lakukan adalah membuat modul belajar dan video pembelajaran sebagaimana di awal sudah saya ceritakan.
Modul belajar yang dibuat dan video, saya simpan pada konten digital yang dapat diakses secara online walaupun saat ini peserta didik belum bisa mengaksesnya, namun saya percaya suatu saat nanti konten digital ini akan bermanfaat bagi peserta didik ketika Tuhan menjawab doa dan harapan kami yang selalu merindukan akses internet.
Dengan segala keterbatasan yang ada di unit satuan pendidikan SDN Fatubai, saya akan selalu berusaha dan berkolaborasi dengan berbagai pihak dalam memanusiakan hubungan, memanusiakan konten untuk pendidikan yang lebih baik dengan memanfaatkan segala potensi yang ada.
Bapak/ibu guru, pendidikan bersifat dinamis yang terus berubah karena itu saat ini, suka tidak suka, mau tidak mau kita sebagai tenaga pendidik dituntut untuk mampu beradaptasi dengan teknologi minimal teknologi yang berkaitan dengan bidang profesi. Dengan terus belajar kita dapat meningkatkan kompetensi diri asalkan disertai dengan aksi-aksi nyata sebagai implementasi dari hasil pelatihan/belajar.
Dengan belajar kita dibentuk menjadi seorang yang profesional dalam bidangnya, dengan berlatih kita dibentuk menjadi kreatif. Guru kreatif adalah guru yang mampu berinovasi dalam pembelajaran. Guru berinovasi murid termotivasi. Karena itu mari kita terus berinovasi untuk meningkatkan motivasi belajar siswa.
Video PRAKTIK BAIK DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MURID DAERAH TERPENCIL
Sampai jumpa di artikel saya berikutnya.
Salam Pendidikan
Penulis: Roni Hariyanto Bhidju, S.Pd (Guru SDN Fatubai, Kecamatan Insana Tengah, Kab. TTU-NTT)
Editor: Thom Fallo
Post a Comment for "Guru Berinovasi, Murid Termotivasi"