Guru-Guru Dan Sekolah Belum Mengindahkan Surat Edaran Dinas Pendidikan Dan Kebudayaan Provinsi NTT, Kapan ?


Pada dasarnya publik dan masyarakat luas minim dan sulit mengakses informasi dan pengetahuan tentang destinasi pariwisata yang ada di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) serta beragam aktivitas pengembangan Ekonomi Masyarakat. 

Kebanyakan masyarakat mendapatkan informasi tambahan mengenai destinasi pariwisata dan ekonomi kreatif dari pihak swasta yaitu pers/wartawan, pegiat wisata dan penulis media online lainnya. Bagaimana wisatawan mau berkunjung ke NTT sementara data terkini yang akurat tentang destinasi pariwisata tidak lengkap atau bahkan tidak ada di setiap daerah.

Sedikit sekali bahkan jarang sekali publik dan masyarakat luas mendapatkan informasi dan pengetahuan tentang destinasi pariwisata dari website milik pemerintah. Artinya bahwa literasi wisata kita masih tergolong rendah.

Hal ini kemudian Pemerintah melalui Dinas Pendidikan Dan Kebudayaan Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) mengeluarkan surat edaran bernomor 422/2762/PK 2.1/2022 tertanggal 28 April 2022 yang ditujukan kepada seluruh Koordinator Pengawas Pendidikan Menengah se-Provinsi NTT, Kepala SMA/SMK se-NTT dan seluruh pegawai di Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi NTT.

Isi surat tersebut memberitahukan agar pada saat liburan dan cuti bersama seluruh pengawas, Kepala Sekolah serta seluruh staf Dinas Pendidikan dan Kebudayaan WAJIB membuat artikel tentang destinasi Pariwisata atau pengembangan ekonomi masyarakat yang dikunjungi saat liburan.

Setelah menulis artikel tersebut, selanjutnya Kepala Sekolah dan guru memuat atau memposting artikel tersebut pada website sekolah masing-masing, sedangkan untuk pengawas dan seluruh pegawai di Dinas P dan K Provinsi NTT dapat mengirimkan artikel atau tulisan tersebut ke admin multimedia dinas melalui email yang tertera dalam surat edaran tersebut.

Namun, faktanya banyak guru-guru yang tersebar di ratusan sekolah se-Provinsi NTT belum dan bahkan tidak membuat artikel untuk dimuat di website sekolah masing-masing. 

Ada juga sekolah yang belum membuat website, padahal Dinas sudah menegaskan agar sekolah-sekolah SMA/SMK segera membuat websitenya. 

Sudah ada penegasan dari Dinas agar setiap sekolah wajib membuat websitenya dan sudah diinformasikan sejak tanggal 19 April 2022 dan paling lambat dilaporkan ke Dinas awal Juli 2022. 

Selain itu juga sekolah diminta untuk mengirimkan lima jenis inovasi sekolah yang sudah dijalankan di sekolah masing-masing. Lima jenis inovasi yang diminta itu dalam rangka implementasi Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah dan Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2017 tentang Inovasi Daerah.

Edaran dan penegasan ini adalah untuk mendukung NTT sebagai Provinsi Literasi dan meningkatkan inovasi di setiap SKPD se-Provinsi NTT.

Salah satu guru SMA ketika dikonfirmasi mengaku tidak pernah mengetahui informasi-informasi tersebut terkait inovasi sekolah dan membuat artikel wisata. Ia mengatakan bahwa ia tidak tahu menulis artikel, saya harus tulis dari mana ke mana dan berakhir di mana karena tidak terbiasa menulis, pungkasnya.  

Walaupun banyak guru dan kepala sekolah yang sudah mengetahui edaran dan penegasan tersebut, namun belum atau tidak mengindahkan permintaan dari Dinas yang sudah dikeluarkan dari beberapa bulan yang lalu. Jadi kira-kira kapan baru mengindahkan edaran tersebut?

Dilansir dari media setapakrainumbel blogspot. com menyebutkan bahwa Dinas Pendidikan Dan Kebudayaan Provinsi NTT akan memberikan teguran bagi guru-guru dan Kepala Sekolah yang tidak membuat artikel saat liburan.

Hal ini disampaikan oleh Sekretaris Dinas Marthina PA saat melangsungkan Seminar Nasional Mendorong NTT Menuju Provinsi Literasi yang dilangsungkan di UNDANA, Kupang, Selasa (7/6/2022).

Penulis: Thom Fallo



2 comments for "Guru-Guru Dan Sekolah Belum Mengindahkan Surat Edaran Dinas Pendidikan Dan Kebudayaan Provinsi NTT, Kapan ?"

  1. Ada beberapa kemungkinan yang terjadi:
    1. Guru tidak melakukan perjalanan selama libur.
    2. Tidak mendapatkan informasi terkait hal tersebut.
    3. Tidak memiliki kemampuan menulis yang baik.
    4. Bagi guru terpencil yang pasti minimnya akses internet menjadi salah satu kendala.
    Sehingga harapan kita, penyebaran informasi harus dilakukan dengan mekanisme yang baik, seperti dengan melakukan sosialisasi langsung oleh pihak-pihak terkait sampai ke pelosok daerah. Selain itu pelatihan dalam kapasitas peningkatan literasi harus terus berlangsung bukan hanya kepada peserta didik tetapi juga bagi guru.

    ReplyDelete
  2. Halo pak Tom Nomor kk saya lupa save. Bisakah kk kontak balik saya di nomor 082236015517. Mau kirim artikel pak guru

    ReplyDelete