Materi Biologi Kelas X Tentang PROTISTA

Berikut ini adalah materi biologi tentang Protista. Materi ini diajarkan untuk peserta didik kelas X semester I. Semoga materi ini bermanfaat bagi kita semua.

A. Ciri-Ciri Umum Protista

Kata Protista berasal dari bahasa Yunani, yaitu protos = pertama/mula-mula, dan ktistos - menyusun/membuat. Jadi Kingdom Protista merupakan kingdom yang terdiri atas organisme eukariota yang masih sangat sederhana. Meskipun demikian, jika dibandingkan dengan bakteri, Protista sudah jauh lebih maju karena sel-selnya sudah memiliki membran inti sel sehingga termasuk organisme eukariota.

Berikut adalah ciri-ciri Protista yang membedakannya dari bakteri, jamur, tumbuhan, dan hewan yaitu antara lain;

1. Semua anggota protista merupakan organisme eukariota. Itu berarti, inti selnya sudah memiliki membran. Selnya juga sudah menunjukkan adanya organisasi sel, pola pembelahan sel, dan siklus hidup yang bervariasi.

2. Sebagian besar anggota kingdom Protista merupakan organisme bersel tunggal (uniseluler), beberapa membentuk koloni, dan hanya sedikit yang bersel banyak (multiseluler) 

3. Meskipun sebagian besar berhabitat di perairan, baik air tawar maupun air laut, ada anggota protista yang hidup di tanah lembap. Bahkan, ada pula yang hidup di dalam jaringan tubuh organisme lain, baik hidup bersimbiosis maupun sebagai parasit.

4. Berdasarkan cara mendapatkan nutrisinya, protista dibedakan menjadi protista autotrof (mampu mengolah makanannya sendiri dari bahan-bahan anorganik) dan protista heterotrof (nutrisinya diperoleh dari organisme lain). Pada beberapa jenis protista, kebutuhan makanannya bergantung pada keadaan; pada saat ada cahaya mereka merupakan organisme fotoautotrof, tetapi pada saat gelap mereka merupakan organisme heterotrof

5. Reproduksi terjadi secara aseksual (dengan pembelahan biner) dan seksual (dengan cara isogami, ansiogami, serta oogami). Isogami merupakan persatuan dua gamet motil (dapat bergerak) yang sama bentuk dan ukurannya. Anisogami adalah persatuan dua gamet motil yang berbeda bentuk dan ukurannya; gamet betina lebih besar daripada gamer jantan. Adapun oogami adalah persatuan antara gamet jantan kecil yang motil dan gamer betina besar yg immotile (tidak dapat bergerak).

6. Berdasarkan kemiripan ciri-cirinya dengan hewan, tumbuhan, atau jamur, beberapa ahli membagi protista menjadi tiga sub kingdom, yaitu protista mirip hewan (Protozoa), protista mirip tumbuhan (ganggang), dan protista mirip jamur (jamur lendir).

B. Protista Mirip Jamur (Jamur Lendir/Slime Mold)

Ada dua kelompok (filum) protista yang mirip jamur, yaitu filum Myxomycota (jamur lendir) dan filum Oomycota (jamur air). Bagaimanakah ciri-ciri keduanya dan apaperbedaannya?

1. Filum Myxomycota (Jamur Lendir)

Protista ini disebut jamur lendir karena mereka memiliki penampakan berkilau dan basah seperti lendir. Jamur lendir memiliki ciri-ciri menyerupai hewan dan jamur. Pada fase vegetatif atau somatik, jamur lendir berupa massa protoplasma yang telanjang dan berinti banyak (multinukleat). 

Bentuknya berubah-ubah, menyerupai Amoeba raksasa saat merayap di permukaan substrat atau medium. Bentuk semacam ini disebut Plasmodium (berbeda dari Plasmodium penyebab malaria). Mereka juga membentuk struktur reproduktif seperti jamur, yaitu badan buah penghasil spora. Ada dua kehidupan jamur lendir, yaitu fase makan yang bergerak dan fase reproduksi yang menetap.

Ada dua tipe jamur lendir, yaitu jamur lendir tidak bersekat (Myxomycota) dan jamur lendir bersekat (Acrasiomycota). Perbedaannya adalah plasmodium Myxomycota terdiri atas banyak inti, tetapi tidak dipisahkan, sedangkan plasmodium jamur lendir bersekat berupa kumpulan sel-sel yang dapat dipisahkan. Contoh jamur lendir tidak bersekat adalah Physarum polycephalum  dan contoh jamur lendir bersekat adalah Dictyostelium discoideum.

2. Filum Oomycota (Jamur Air)

Oomycota biasa disebut juga jamur telur (Yunani: oion = telur) atau jamur air. Disebut jamur telur karena dalam reproduksi seksualnya, ujung beberapa hifanya membesar dinamakan oogonia. Sementara itu, disebut juga jamur air karena jamur ini biasa ditemukan di lingkungan perairan.

Para ahli memasukannya dalam kingdom fungi karena jamur ini menghasilkan sel-sel berflagela pada salah satu tahap siklus hidupnya. Sementara anggota fungi lainnya tidak pernah menghasilkan sel-sl berflagela. 

Ciri lain dari jamur ini adalah dinding selnya umumnya dari bahan selulosa, reproduksi secara aseksual dengan menghasolkan spora berflagel yang disebut zoosprora. Jika terjadi fertilisasi, akan dihasilkan zigot yang dinamakan oospora. Oospora dapat tumbuh menjadi benang-benang yang disebut hifa. Contoh jamur air yaitu Phytophthora infestans, Pythium dan Saprolegnia.

C. Protista Mirip Tumbuhan (Ganggang/Algae)

Ganggang merupakan protista yang memiliki klorofil sehingga mampu melakukan fotosintesis untuk memenuhi kebutuhan makanannya sendiri. Oleh karena itu, ganggang termasuk organisme autotrof.

Tidak seperti tumbuhan, tubuh ganggang hanya berupa talus karena belum memiliki daun, batang, dan akar yang sesungguhnya. Ganggang juga belum memiliki diferensiasi jaringan. Sebagian besar ganggang merupakan tumbuhan akuatik karena hidup di perairan, baik air tawar maupun air laut. Namun, ada beberapa jenis ganggang yang hidup di tempat-tempat lembap. 

Cara hidup ganggang bermacam-macam, ada yang hidup bebas dan melayang-layang di permukaan air sebagai fitoplankton, ada yang melekat pada substrat sebagai bentos, ada yang hidup di dalam tubuh hewan air membentuk simbiosis, serta ada yang bersimbiosis mutualisme dengan jamur membentuk lumut kerak. Ada pula ganggang yang hidup menempel pada akar, batang, dan daun tumbuhan air, atau menempel pada benda-benda lain di dalam air sebagai perifiton.

Di habitat perairan, ganggang memiliki peran yang sama dengan tumbuhan darat, yaitu sebagai produsen. Hal tersebut disebabkan ganggang memiliki pigmen klorofil a, b, c, atau d sehingga dapat melakukan fotosintesis. Selain itu, ganggang juga memiliki pigmen jingga (karoten), pigmen merah (fikoeritrin), pigmen cokelat (fukosantin), pigmen biru (fikosianin), serta pigmen kuning (xantofil). 

Keberadaan pigmen-pigmen fotosintetik tersebut digunakan sebagai dasar klasifikasi ganggang. Menurut G.M. Smith (1955), berdasarkan warna, jenis klorofil, bentuk bahan cadangan makanan, dan komposisi dinding selnya ganggang diklasifikasi kan menjadi tujuh filum. Ketujuh filum itu adalah Chlorophyta, Rhodophyta, Phacophyta. Euglenophyta, Pyrrophyta, Bacillariophyta, dan Chrysophyta.

1. Filum Chlorophyta (Ganggang Hijau)

Ganggang hijau memiliki anggota lebih dari 7.000 spesies. Sebagian besar ganggang hijau merupakan organisme akuatik, tetapi beberapa jenis hidup di lingkungan yang lembap, seperti tanah, permukaan baru, dan batang pohon. Sebagai organisme akuatik, ganggang hijau umumnya hidup di air tawar atau di tanah yang lembap. 

Beberapa jenis ganggang hijau ada yang hidup menempel pada substrat berbatu di dasar laut dangkal. Bahkan, ada yang hidup bersimbiosis mutualisme dengan jamur. membentuk lumut kerak. Beberapa ahli mengatakan bahwa ganggang hijau merupakan jembatan evolusi antara ganggang dan tumbuhan darat yang sebenarnya.

2. Filum Rhodophyta (Ganggang Merah)

Ganggang merah merupakan penghasil bahan agar-agar yang mungkin sering Anda makan. Ganggang ini dinamakan ganggang merah atau Rhodophyta (Yunani: rhodon = merah) karena mengandung pigmen fikoeritin (merah). Selain itu, ganggang ini juga memiliki pigmen klorofil a dan d. Pigmen-pigmen tersebut terdapat di dalam plastida yang disebut rodoplas. Meskipun disebut ganggang merah, tidak semua anggotanya berwarna merah, misalnya Gracilaria. Ada sekitar 2.500 hingga 6.000 spesies Rhodophyta. 

Mereka umumnya hidup di perairan laut, dari perairan laut dangkal (intertida) hingga perairan yang lebih dalam (> 250 m) dan hangat. Meskipun begitu, ada beberapa jenis yang hidup di air tawar. Sebagian besar anggota ganggang merah merupakan ganggang multiseluler, tetapi ada juga yang merupakan ganggang uniseluler. 

Rhodophyta multiseluler memiliki bentuk bermacam-macam, misalnya bentuk lembaran atau filamen yang bercabang-cabang seperti pohon. Ganggang ini hidup melek pada substrat, misalnya batu karang, dengan perantaraan pelekap Beberapa contoh ganggang merah adalah Eucheuma, Gelidium, Porphy Polysiphonia, Chondrus, dan Palmaria.

3. Filum Phaeophyta (Ganggang Cokelat)

Istilah Phaeophyta untuk ganggang cokelat berasal dari bahasa Yunani, phaios yang berarti cokelat. Sesuai dengan namanya, ganggang ini memiliki pigmen cokelat yang disebut fukosantin. Selain fukosantin, ganggang cokelat juga memiliki klorofil a, klorofil c, dan beta-karoten. 

Semua anggota ganggang cokelat merupakan organisme multiseluler dengan ukuran yang bervariasi, dari beberapa sentimeter hingga mencapai 100 m panjangnya, contohnya kelp raksasa (Macrocystis). Ada sekitar 265 genus dengan lebih kurang 2.000 spesies ganggang cokelat yang telah dikenali. Dari semua itu, sekitar 99% hidup di laut dan sekitar 1% hidup di air tawar. Ganggang cokelat yang hidup di laut mendominasi zona intertidal, terutama pantai berkarang di daerah bersuhu sedang. Karena hidup di air, ganggang cokelat beradaptasi dengan cara membentuk struktur seperti akar yaitu pelekap, yang berfungsi untuk melekat pada substrat.

Beberapa jenis ganggang cokelat memiliki gelembung udara, misalnya Sargassum dan Fucus.

Ganggang cokelat menyimpan cadangan makanannya dalam bentuk laminarin atau manitol, Dinding selnya tersusun atas bahan selulosa dan asam alginat. Asam alginat merupakan sumber algin yang banyak digunakan sebagai bahan kosmetik, obat-obatan, dan makanan, misalnya puding dan es krim.

Reproduksi ganggang cokelat secara aseksual dan seksual serta mengalami pergiliran keturunan.

4. Filum Euglenophyta

Filum Euglenophyta beranggotakan organisme yang disebut euglenoid. Istilah Euglenophyta berasal dari bahasa Latin, euglena = mata sejati dan phyta= tumbuhan. Pada buku-buku terdahulu, euglenoid termasuk dalam filum Flagellata karena memiliki flagelum (bulu cambuk) sebagai alat geraknya. Cara gerak euglenoid disebut metaboli.

Reproduksi euglenoid terjadi melalui pembelahan sel secara longitudinal. Walaupun kehadirannya merupakan indikator bahwa suatu perairan tercemar bahan-bahan organik, secara umum euglenoid tidak merugikan makhluk hidup lain.

Anggota Euglenophyta yang paling terkenal adalah Euglena. Euglena sangat membingungkan para ahli taksonomi karena memiliki ciri-ciri seperti hewan, yaitu dapat bergerak aktif dan merupakan organisme heterotrof, namun apabila ada cahaya dapat melakukan fotosintesis seperti tumbuh-tumbuhan. Euglena juga memiliki vakuola kontraktil untuk mengeluarkan kelebihan air dalam sel. Euglena hidup di air tawar.

5. Filum Pyrrophyta (Dinoflagellata)

Pyrrophyta disebut juga ganggang api (Yunani: pyr(h)os= api: phyton tumbuhan) karena mampu memendarkan cahaya (bioluminesens) sehingga berwarna merah menyala dan biasanya terlihat pada malam hari di permuka an air laut. Sebagian besar anggota filum ini merupakan organisme autotrof karena memiliki pigmen klorofil a dan c, pigmen cokelat (peridinin), serta karotenoid. Hanya sebagian kecil anggotanya yang merupakan organisme heterotrof. 

Tubuh ganggang ini tersusun atas satu sel, dapat bergerak aktif, memiliki duah buah flagella, dan memiliki dinding sel yang tersusun atas lempengan-lempengan selulosa. Cadangan makanan disimpan dalam bentuk tepung (amilum) dan minyak. Umumnya hidup bebas sebagai plankton baik pada air laut, payau, maupun air tawar. Beberapanya hidup sebagai parasite dan bersimbiosis dengan organisme lain. 

Nama lain dari Pyrrophyta adalah Dinoflagellata. Ada Dinoflagellata yang tidak berdinding sel, misalnya Gymnodinium. Jenis Noctiluca mampu membentuk bioluminesens yang menjadikan permukaan laut tampak berkilau pada malam hari.

Contoh Pyrrophyta antara lain Ceratium, Perinidium dan Gonyaulax. Ada yang tidak berdinding sel misalnya Noctiluca. Jenis ini mampu membentuk bioluminesens yang menjadikan permukaan laut tampak berkilau pada malam hari.

6.Filum Bacillariophyta (Diatom)

Diatom merupakan nama populer filum Bacillariophyta. Filum ini memiliki anggota yang hidup sebagai plankton, bentos, ataupun perifiton di perairan laut, payau, dan tawar. Diatom merupakan ganggang yang tidak memiliki silia dan flagela. Ada dua tipe Diatom, yaitu Diatom dengan cangkang berbentuk bulat atau segitiga dan Diatom dengan cangkang berbentuk persegi. Cadangan makanan Diatom berupa krisolaminarin. Namun ada yang menyimpan cadangan makanan dalam bentuk minyak. 

7. Filum Chrysophyta (Ganggang Pirang)

Filum Chrysophyta beranggotakan organisme yang disebut ganggang pirang atau ganggang emas, Ganggang ini berwarna kuning atau cokelat keemasan karena memiliki pigmen fukosantin, yaitu suatu karotenoid yang berwarna cokelat emas. Ganggang pirang juga memiliki pigmen klorofil a dan c. Umumnya Chrysophta beranggotakan organisme uniseluler soliter meskipun ada pula yang membentuk koloni, contohnya Dinobryon.

Anggota ganggang pirang yang motil memiliki dua buah flagela yang tidak sama panjang, Sel-sel ganggang pirang mampu membentuk sista yang sangat resistan terhadap kondisi yang buruk. Dinding selnya tidak mengandung silika. Cadangan makanan disimpan dalam bentuk krisolaminarin (leukosin), yaitu suatu bentuk modifikasi antara laminarin dan minyak Umumnya Chrysophyta bereproduksi secara aseksual dengan cara membelah diri (pada bentuk yang motil) dan membentuk zoospora (pada bentuk yang nonmotil). 

Reproduksi seksual dengan cara isogami, tetapi jarang dilakukan. Anggota Chrysophyta kebanyakan hidup di air tawar, hanya sedikit yang hidup di laut.

D. Protista Mirip Hewan (Protozoa)

Protozoa adalah Protista mirip hewan, Protozoa berasal dari bahasa Yunani yang berarti "hewan pertama" (proto = pertama/mula-mula, zoon = hewan). Protozoa merupakan Protista dengan ciri-ciri hewan, yaitu mampu bergerak aktif (berpindah tempat) serta tidak memiliki dinding sel. Semua anggotanya berukuran mikroskopis dengan ukuran 5-100 um, meskipun beberapa jenis dapat mencapai panjang beberapa milimeter (mm).

Tubuh Protozoa terdiri atas hanya satu sel. Mampu melakukan berbagai aktifitas seperti bergerak, bereproduksi, transportasi zat, dan regulasi. Merupakan organisme heterotroph. Makan dengan cara menelan bakteri, Protista jenis lain atau detritus. 

Strktur tubuh Protozoa berupa sel yang terbungks oleh membrane sel, tidak memiliki dinding sel, dan di dalam sitoplasma terdapat berbagai organel sel seperti mitokonderia, ribosom, vakuola serta memiliki inti sel. Umumnya sel protozoa memiliki alat-alat tambahan di luar sel yang berfungsi untuk bergerak atau melakukan perlekatan pada substrat, misalnya silia (rambut getar) dan flagella (bulu cambuk). Dapat ditemukan di tempat berair seperti sawah, sungai, selokan, air laut atau dalam tubuh organisme lain sebagai parasite.

Beberapa ahli membagi Protozoa menjadi empat filum berdasarkan alat gerak yang dimilikinya, yaitu Sarcodina atau Rhizopoda, Mastigophora atau Flagellata, Ciliata atau Caliophora, dan Sporozoa.

1. Filum Ciliophora atau Ciliata

Filum Ciliophora atau Ciliata merupakan kelompok terbesar di kelompok Protozoa dengan jumlah anggota mencapai 8.000 spesies. Ciri khusus anggota filum ini adalah memiliki silia atau rambut getar pada permukaan tubuhnya. Fungsi silia ini adalah sebagai alat gerak. Silia yang ada di sekitar mulut berguna untuk menimbulkan efek pusaran air yang membantu pengumpulan makanan. Makanan Ciliata umumnya berupa bakteri atau protozoa lainnya. Ciliata memiliki bentuk sel yang asimetris. Namun, karena memiliki pelikel, bentuk sel tersebut relatif tetap. 

Memili dua nukleus yaitu makronukleus dan mikronukleus. Makronukleus berfungsi mengatur struktur dan metabolism sel, sedangkan mikronukleus bertugas mengatur aktivitas produksi. Terdapat juga vakuola makanan yang berfungsi sebagai alat pencernaan dan vakuola kontraktil yang berfungsi sebagai organ ekskresi untuk mengeluarkan sisa makanan dan untuk menjaga tekanan osmosis sel. Reproduksi secara seksual dan aseksual. Reproduksi secara seksual terjadi dengan cara konjugasi dan reproduksi aseksual terjadi dengan cara pembelahan biner. 

Anggota Ciliata ada yang hidup bebas dan ada yang merupakan parasit pada organisme lain. Contoh Ciliata yang hidup bebas, antara lain Stentor, Vorticella, dan Didinium. Stentor memiliki bentuk seperti terompet. Bagian mulutnya ditumbuhi silia dan bagian tangkainya melekat pada substrat. Vorticella berbentuk seperti lonceng bertangkai panjang. Didinium merupakan pemangsa Paramecium.

2. Filum Sarcodina atau Rhizopoda

Ciri utama filum ini adalah anggotanya bergerak dengan menggunakan kaki semu atau pseudopodia (tunggal: pseudopodium). Kaki semu sebenarnya merupakan penjuluran protoplasma sel. Selain sebagai alat gerak, pseudopodia juga digunakan untuk menangkap mangsa. Makanan Rhizopoda adalah bakteri. ganggang mikroskopis, atau protozoa jenis lain. Rhizopoda dapat dengan mudah kita jumpai di air tawar, air laut, atau di tempat-tempat lembap. Contohnya Amoeba proteus yang hidup di perairan. 

Amoeba berkembang biaak secara aseksual dengan cara pembelahan biner. Pembelahan biner diawali dengan pembelahan inti (kariokinesis) dan diikuti dengan pembelahan sitoplasmanya (sitokinesis)

Sebagian kecil Rhizopoda hidup sebagai parasit di dalam tubuh hewan atau manusia. Contoh Rhizopoda yang hidup sebagai parasit adalah Entamoeba histolytica dan Entamoeba coli yang menyebabkan diare pada manusia.

3. Filum Flagellata atau Mastigophora

Trypanosoma adalah anggota filum Flagellata atau Mastigophora yang, antara lain, menyebabkan penyakit tidur dan keputihan pada vagina perempuan. Memiliki ciri khusus yaitu memiliki flagel (bulu cambuk) sebagai alat geraknya. Flagel juga berfungsi untuk menimbulkan arus di sekitar mulut sehingga makanan dapat memasuki mulut dan alat indra.

Anggota filum Flagellata umumnya merupakan parasit pada hewan dan manusia. Meskipun demikian, ada beberapa anggotanya yang hidup secara bebas. Flagellata yang menginfeksi manusia atau hewan dapat menyebabkan penyakit pad usus dan alat kelamin.

Menurut beberapa ahli, Flagellata dibagi menjadi dua kelompok, yaitu yang menyerupa hewan (disebut Zooflagellata) dan yang menyerupai tumbuhan disebut (Phytoflagellata Salah satu contoh Phytoflagellata yang terkenal adalah Euglena. Oleh para ahli, Euglena dimasukkan dalam filum tersendiri, yaitu filum Euglenophyta.

Beberapa anggota Flagellata yang menyebabkan penyakit pada manusia yaitu Giardia lamblia (penyebab giardiasis), Trichomonas vaginalis (penyebab trikomonosiasi vagina), Trypanosoma gambiense (Penyebab tripanosomiasis gambia) dan Leishmania donovani (penyebab kala-azar).

4. Filum Sporozoa

Nama Sporozoa berasal dari bahasa Yunani spora, yang berarti benih atau biji, dan zoia, yang berarti hewan. Jadi maksudnya adalah hewan yang membentuk spora. Sebutan lain untuk adalah apikompleksa. Semua anggota filum Sporozoa hidup sebagai parasit pada manusia atau hewan. Sporozo tidak dapat makan dengan cara fagositosis seperti anggota Protozoa lainnya. Mereka mengambil makanan secara saprozoik, yaitu dengan cara menyerap nutrisi dari inangnya. Selain Plasmodium, contoh lain Sporozoa adalah Toxoplasma (penyebab penyakit toksoplasmosis).

E. Peran Protista Dalam Kehidupan

1. Peran Menguntungkan

Dari kelompok protista mirip jamur, beberapa hal yang menguntungkan manusia dan ekosistem, antara lain:

- jamur lendir (Myxomycota) berperan sebagai dekomposer yang membusukkan jatuhan daun dan potongan batang di hutan

- jamur air atau jamur telur (Oomycota), misalnya Saprolegnia, merupakan saprofit yang menguraikan sisa-sisa makhluk hidup di dalam air sehingga perairan tidak dipenuhi bangkai makhluk hidup dan sampah

Kelompok ganggang sangat banyak memberi keuntungan bagi manusia, di antaranya:

a. Chlorella, banyak digunakan oleh para ahli biokimia untuk mempelajari metabolisme tumbuhan hijau. Chlorella juga digunakan sebagai sumber pangan baru karena mengandung protein yang sangat tinggi, yaitu sekitar 50%; 

b. di India, Spirogyra dijual sebagai bahan makanan dan di beberapa negara lain Spirogyra digunakan sebagai campuran pakan ikan;

c. ganggang merah (Rhodophyta) merupakan sumber agar (yang digunakan sebagai bahan dasar pembentuk gel untuk medium pembiakan mikroba) yang diekstraksi dari dinding sel ganggang merah, terutama dari genus Eucheuma, Gelidium, dan Gracilaria,

d. di Jepang, ganggang merah Porphyra (disebut nori) digunakan sebagai pembungkus sushi, yaitu makanan tradisional Jepang:

e. asam alginat yang dihasilkan ganggang cokelat (Phaeophyta) merupakan sumber algin yang banyak digunakan sebagai bahan kosmetik, obat-obatan, dan makanan, misalnya puding dan es krim.

f. orang Jepang memanfaatkan kelp (Macrocystis) sebagai makanan dan juga dapat digi nakan sebagai pupuk:

g. Euglenophyta, secara tidak langsung berperan dalam menjaga keseimbangan ekosistem karena anggota filum ini dapat berperan sebagai produsen ataupun konsumen;

h. kelompok Bacillariophyta atau Diatom merupakan fitoplankton yang menjadi makanan hewan-hewan air;

i. cangkang Diatom yang tersusun atas bahan silika dapat membentuk tanah diatom yang digunakan, antara lain sebagai bahan detergen, pupuk, pasta gigi, agen penyaring, bahan penggosok, bahan isolasi, bahan dasar kosmetik, dan penyekat dinamit;

j. Chrysophyta turut berperan sebagai penyusun rantai makanan (sebagai plankton).

Keuntungan yang diperoleh dari filum Rhizopoda, antara lain :

a. fosil cangkang Radiolaria dan Foraminifera dapat digunakan untuk menentukan umur lapisan bumi dan dapat digunakan sebagai indikator adanya sumber minyak bumi; 

b. Rhizopoda yang hidup bebas juga sangat penting untuk menjaga keseimbangan ekologi di banyak lingkungan alamiah, khususnya lingkungan perairan; 

c. Entamoeba coli dapat hidup di perut ruminansia dan membantu pencernaan makanan hewan tersebut.

2. Peran Merugikan

Beberapa jamur lendir ada yang bersifat endoparasit dan merupakan hama pada tumbuhan pertanian, contohnya :

a. Plasmodiophora brassicae yang menyerang akar wortel;

b. jenis Pythium merupakan penyebab penyakit rebah semai yang merusak bibit tanaman; 

c. jenis Phytophthora infestans dapat menyebabkan penyakit pada tanam an kentang.

Dari kelompok ganggang, yang dapat merugikan manusia, antara lain

a. Dinoflagellata tertentu dapat menyebabkan blooming atau red tides (pasang merah) di lautan. Contohnya Gymnodinium breve,

b. beberapa jenis Dinoflagellata tertentu dapat menghasilkan racun (neurotoksin) yang ber bahaya bagi ikan dan manusia, contohnya Pfiesteria piscicida.

c. jenis Dinobryon dan Synura dari kelompok ganggang pirang (Chrysophyta) menyebabkan air terasa tidak enak.

   Sementara itu, anggota kelompok protozoa banyak yang merugikan manusia karena merupakan penyebab penyakit. Contohnya:

a. Entamoeba histolytica menyebabkan penyakit amebiasis atau penyakit disentri amuba: 

b. Guardia lamblia menyebabkan giardiasis, yaitu penyakit pada usus dengan gejala penderita mengalami diare dan kejang-kejang pada bagian perut,

c. Trichomonas vaginalis menyebabkan trikomoniasis vagina, yaitu penyakit keputihan pada wanita;

d. Leahmania donovani menyebabkan leismaniasis viseral atau kala-azar dengan inang perantara adalah lalat pasir (Phlebotomus);

e. Trypanosoma gambiense menyebabkan tripanosomiasis gambia atau penyakit tidur afrika barat dengan inang perantaranya lalat Glosina palpalis 

f. Balantidium coli merupakan penyebab balantidiasis yang gejalanya mirip dengan amebiasis, yaitu diare berdarah: 

g. Plasmodium merupakan penyebab malaria, yaitu penyakit yang menginfeksi hati dan sel darah merah;

h. Texoplasma gondii merupakan penyebab toksoplasmosis yang menyerang embrio di dalam kandungan karena dapat menyebabkan bayi lahir mati atau mengalami cacat men tal, perantaranya adalah kucing.

Sekian materi biologi utuk kelas X tentang “Protista”.

Referensi:

Pujiyanto, Sri. 2019. Biologi Untuk Kelas X SMA dan MA. Solo: Platinum

Penyusun: Thom Fallo

Post a Comment for "Materi Biologi Kelas X Tentang PROTISTA"