Tidak Naik Kelas Bukan Berarti Akan Gagal Di Kemudian Hari
Tidak naik kelas waktu masih duduk di bangku Sekolah Dasar (SD) karena tidak bisa menghitung, membaca dan menulis.
Liburan masuk kembali pun tiba, semua siswa mencari ruang kelas baru bagi yang naik kelas, saya pun dengan lugu mengikuti teman-teman saya, kami beramai-ramai bersihkan ruang kelas baru karena harus pindah kelas. Setelah ruang kelas dibersihkan, kami memilih tempat duduk masing-masing. Guru kelas pun datang ke kelas lalu menyuruh saya untuk kembali ke kelas 3 karena tidak naik ke kelas 4
Inilah pengalaman saya waktu masih duduk di bangku Sekolah Dasar. 24 tahun yang lalu saya sekolah di SDK Yaperna Kefamenanu Satu, Kecamatan Kota Kefamenanu, Kabupaten Timor Tengah Utara, provinsi Nusa Tenggara Timur.
Waktu itu sistem pendidikan masih menggunakan catur wulan. Saya duduk di kelas III SD, pada catur wulan ke-3 adalah penentuan untuk setiap siswa dinyatakan naik kelas atau tinggal di kelas.
Pengalaman yang kurang menyenangkan waktu itu, dalam laporan penilaian hasil belajar saya di kelas 3, bunyi keputusan dalam laporan tersebut “ dengan memperhatikan hasil yang dicapai pada cawu 1, 2, dan 3 maka saya ditetapkan tinggal di kelas 3.
Dengan catatan untuk diperhatikan orang tua/wali” Harus lebih giat belajar membaca, menulis dan menghitung. Di laporan tersebut nilai matematika saya 4, IPS 4, IPA 4, bahasa Indonesia 5, dan Agama 5.
Mungkin saja nilai 4 dan 5 inilah yang menjadi pertimbangan sekolah saat itu sehingga saya ditetapkan tinggal di kelas 3. Teman-teman sekelas saya tetap naik di kelas 4 karena mereka mendapat nilai yang bagus-bagus. Nilai rata-rata saya berkisar di angka 4, 5 dan 6.
Bagi peserta didik/siswa dan orang tua, naik kelas dan nilai bagus merupakan prestasi dalam mengejar cita-cita dan masa depan. Dan bagi yang tidak naik kelas merupakan bahan perbincangan keluarga dan lingkungan sosial tempat kita tinggal. Namun jalan kita masih panjang, kita masih punya waktu untuk mengubah predikat tersebut.
Yang dianggap belum atau tidak bisa membaca, menulis dan menghitung adalah hal yang sifatnya administratif. 24 tahun lalu mendapat predikat kurang memuaskan, tetapi sekarang puji Tuhan dengan semangat juang yang tinggi saya merubah fakta tersebut.
Seperti apa rasanya tidak naik kelas?
Tidak naik kelas rasanya sedih, marah, jengkel, kesal, dan karena harus mengulang lagi satu tahun dan kehilangan teman-teman sekelas karena mereka naik kelas dan saya tinggal di kelas.
Apakah tidak naik kelas berpengaruh jangka panjang?
Pengalaman pribadi saya maka saya akan menjawab tidak berpengaruh terhadap jangka panjang untuk masa depan saya. Pengaruhnya hanya jangka pendek dan menengah karena kehilangan teman dekat, psikologi terganggu, dipandang sebelah mata oleh teman-teman dan lingkungan sosial kalau kita ini bodoh,
Saya yang dianggap tidak bisa membaca dan menulis waktu SD, kini saya bisa menulis di blog. Karena saya banyak membaca di media, membaca pengalaman orang lain, maka kemudian saya menirunya, saya belajar, saya mencoba, saya mempraktekannya, dan menghasilkan tulisan saya di website blog dimanfaatkan oleh siswa-dan guru-guru di pelosok tanah air ini.
Jangan lupa kunjungi tulisan saya di web blog Mimpi NTT. Tidak gampang menjadi seorang penulis di blog walaupun menulis yang biasa-biasa saja, belum luar biasa menurut persepsi publik. Namun saya sudah berusaha mencoba dan ternyata berhasil.
Untuk tahun 2021 syarat kenaikan kelas yaitu kamu harus menyelesaikan program pembelajaran dengan nilai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yang ditentukan oleh sekolah masing-masing dan beberapa kriteria lainnya yang ditetapkan oleh satuan pendidikan masing-masing, berbeda dengan kurikulum 1994 waktu itu.
Pesan saya kepada teman-teman dan generasi penerus bangsa yang saat ini menempuh pendidikan dasar, menengah dan tinggi, janganlah kecewa dengan predikat tidak tuntas atau tidak naik kelas yang diberikan oleh guru atau dosen.
Masa depan dan kesuksesan ada di tangan Anda. Guru, dosen dan pemerintah hanya faktor pendukung sementara, sedangkan diri Anda adalah penentunya.
Jika Anda katakan bisa, pasti bisa. Jika Anda gigih untuk memulainya menata masa depan Anda saya yakin pasti bisa dan terwujud. Belajar mengenal diri Anda dan belajar melihat pengalaman orang lain. Contoh itu akan membuat masa depan Anda semakin terbuka lebar.
Jadi janganlah kecewa dengan segala macam predikat buruk yang diberikan kepada Anda. Setiap manusia di dunia memiliki kompetensi namun kita belum mengelolanya secara maksimal.
Teruslah belajar, kesuksesan ada di tangan Anda, bukan di tangan orang lain.
Penulis: Thom Fallo
Terimakasih Pak Guru telah memberikan motivasi kpda kmi sebagai pelajarππ
ReplyDeleteTerimakasih pak berkat artikel di atas bermotivikasi bagi kami ππ»
ReplyDelete