Materi Biologi SMA Kelas X Tentang Keanekaragaman Hayati

 


Kolam Merupakan Contoh Keanekaragaman Tingkat Ekosistem

Hai sobat, kali ini saya akan memberikan bahan ajar kelas X Semester I dengan topik materi tentang Keanekaragaman Hayati. 

Keanekaragaman atau biodiversitas. Semoga materi singkat ini dapat membuka pemahaman adik-adik peserta didik tentang apa itu Keanekaragaman Hayati dan apa sih manfaat kita mempelajarinya dalam kehidupan kita setiap hari.

Artikel biologi Kelas X semester 1 kali ini akan mengulas tentang pengertian Pengertian keanekaragaman hayati, jenis-jenisnya, keanekaragaman hayati di Indonesia, serta ancaman dan upaya pelestarian keanekaragamanan hayati.

Kita langsung masuk ke materinya ya!

A. Pengertian Keanekaragaman Hayati

Keanekaragaman hayati atau biodiversitas (biodiversity) merupakan bentuk variasi dari makhluk hidup pada tingkatan gen, spesies, dan ekosistem yang berbeda di tiap wilayahnya.

Keanekaragaman hayati menggambarkan keanekaragaman organisme yang menunjukkan keseluruhan variasi. Artinya menggambarkan bermacam-macam makhluk hidup. 

Keanekaragaman dari setiap makhluk hidup ini dapat terjadi karena adanya perbedaan warna, ukuran, bentuk, jumlah, tekstur, penampilan sifat dan habitat suatu organisme.

Menurut Undang-undang No.05 Tahun 1994 keanekaragaman hayati adalah diantara makhluk hidup dari semua sumber, termasuk diantaranya daratan, lautan, dan ekosistem akuatik lain, serta kompleks-kompleks ekologi yang merupakan bagian dari keanekaragamannya, mencakup keanekargaman dalam spesies, antar spesies, dan ekosistem. 

Jenis-Jenis Keanekaragaman Hayati

Keanekaragaman hayati dibagi kedalam tiga tingkatan yaitu:

1. Keanekaragaman tingkat gen

2. Keanekaragaman tingkat spesies

3. Keanekaragaman tingkat ekosistem

1. Keanekaragaman Hayati Tingkat Gen merupakan keanekaragaman gen dalam satu spesies. Gen adalah faktor pembawa sifat suatu makhluk hidup.

Setiap makhluk hidup dalam satu spesies memiliki jumlah kromosom sama, namun susunan gennya berbeda-beda, misalnya gen pada manusia menentukan bentuk rambut, hidung, mata, kulit, postur tubuh, dan sebagainya. 

Perubahan gen menyebabkan perubahan sifat sehingga perbedaan gen menyebabkan terjadinya variasi dalam satu spesies. Contoh: adanya varietas pada ayam (ada ayam potong, ayam bangkok, ayam kampung, ayam hutan)

Selain faktor genetik, ciri makhluk hidup juga ditentukan oleh lingkungan yang dapat dapat menimbulkan perubahan sifat. 

2. Keanekaragaman Hayati Tingkat Spesies adalah keanekaragaman yang terjadi karena adanya variasi spesies di suatu tempat. 

Dalam urutan taksonomi, variasi terletak pada satu tingkat di bawah spesies, namun pada tingkatan yang lebih tinggi keanekaragaman jenis dapat lebih mudah diamati. Contoh: dalam satu golongan kelas aves ditemukan berbagai jenis burung dan ayam.

3. Keanekaragaman Hayati Tingkat Ekosistem merupakan kesatuan yang dibentuk oleh adanya hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya.

Setiap ekosistem memiliki ciri lingkungan fisik, kimia, tipe vegetasi, dan tipe hewan spesifik yang menyebabkan jenis makhluk hidup menjadi beragam. 

Kerbau Sedang Berada Di Sawah merupakan Contoh Keanekaragaman Tingkat Ekosistem
Terdapat dua ekosistem utama yaitu ekosistem daratan (terestrial) dan ekosistem perairan (aquatik). Ekosistem darat terbagi menjadi bioma gurun, savana, tundra, taiga, hutan gugur, dan hutan hujan tropis.

Ekosistem perairan dibagi menjadi ekosistem perairan tawar, laut, pantai, bakau, dan terumbu karang.

B. Keanekaragaman Hayati di Indonesia 

Indonesia memiliki jumlah spesies endemik tertinggi di dunia. Hal ini disebabkan oleh karena banyak pulau yang terisolasi dalam waktu lama sehingga perlahan muncul spesies lokal yang unik disebut endemik. 

1. Penyebaran Flora Flora Indonesia termasuk kawasan Malesiana, meliputi Malaysia, Filipina, Indonesia, dan Papua Nugini. Menurut Van Welzen dan Silk botanis dari Belanda, flora Malesiana terbagi kedalam flora daratan Sunda, Sahul, dan tengah (Wallace) yang khas dan endemik. Contoh flora Sunda yaitu Nepenthes gymnaphora (kantung semar) merupakan tumbuhan pemakan serangga, flora Sahul contohnya yaitu Myristica fragnans, Sedangkan untuk kawasan Wallace yaitu Eucalyptus deglupta (pohon pelangi) karena memiliki batang berwarna warni. 

2. Penyebaran Fauna Persebaran fauna terbagi menjadi 3 yaitu kawasan Indonesia Barat, peralihan, dan Kawasan Indonesia Timur yang dipisahkan oleh garis Wallace, Weber, dan Lydekker. 

Pola persebaran kawasan Barat (garis imajiner Wallace) meliputi Sumatera, Jawa, Kalimantan, dan Bali. Jenis hewan antara lain Panthera tigris (Harimau), Elephas maximus (gajah), Pongo pygmaeus (orang utan) dan sebagainya. 

Kawasan peralihan meliputi Sulawesi, Maluku, Sumbawa, Sumba, Lombok, dan Timor-timor yang dibatasi garis Wallace bagian barat dengan garis Lydekker bagian timur. Garis imajiner Weber pada kawasan peralihan ini merupakan campuran fauna oriental dengan australis, contohnya Varanus komodoensis (komodo), Macrocephalon maleo (maleo), Dugong dugon (duyung) dan sebagainya. 

Kawasan Indonesia Timur yang dibatasi oleh garis Lydekker meliputi Papua dan pulau kecil disekitarnya. Contoh hewan ini meliputi Dorcopsulus vanheurni (walabi) Probosciger atterimus (kakatua raja), dan sebagainya. 

3. Fungsi dan Manfaat Keanekaragaman Hayati Fungsi dan manfaat dari keanekaragaman hayati selain sebagai keseimbangan bentuk aliran energi juga memiliki manfaat lainnya: 

a. Sebagai sumber pangan, sandang, dan papan 

b. Sebagai sumber obat-obatan 

c. Sebagai bahan kosmetik 

d. Sebagai aspek budaya

e. Plasma nutfah

C. Ancaman dan Upaya Pelestarian Keanekaragaman Hayati

Banyaknya ancaman hilangnya keanekaragaman hayati di suatu wilayah akibat perubahan yang terjadi di lingkungan dan ulah manusia yang disebabkan oleh faktor-faktor anatara lain: a. Tergerusnya habitat tumbuhan dan hewan 

b. Terjadinya pencemaran lingkungan 

c. Adanya perubahan iklim secara global 

d. Eksploitasi secara besar-besaran tanaman dan hewan 

e. Munculnya spesies pendatang 

f. Industrialisasi hutan dan pertanian 

Menghilangnya keanekaragaman hayati secara perlahan mengakibatkan manfaat yang diperoleh manusia menjadi semakin sedikit. Penurunan ini dapat dilakukan upaya pencegahan dengan melakukan pelestarian keanekaragaman hayati melalui konservasi insitu dan exsitu. 

Konservasi insitu meupakan usaha yang dilakukan dengan cara pelestarian di habitat aslinya. Sedangkan konservasi exsitu dilakukan dengan cara pelestarian diluar habitat aslinya. 

Hai sobat, cukup dulu materinya tentang Pengertian keanekaragaman hayati, jenis-jenisnya, keanekaragaman hayati di Indonesia, serta ancaman dan upaya pelestarian keanekaragamanan hayati.

Semoga artikel singkat sebagai pengantar tentang Keanekaramanan hayati dapat membuka pemahaman sobat semuanya sebelum belajar lebih mendalam. Terima kasih bagi pembaca semuanya yang sudah berpartisipasi. 

Penulis; Thom Fallo

Referensi; Ririn, Safitri. 2016. Biologi Untuk SMA/MA XI. Surakarta. Mediatama

Ninik, Suspriyati. 2012. Biologi Untuk SMA/MA XI. Sidoarjo. Masmedia

7 comments for "Materi Biologi SMA Kelas X Tentang Keanekaragaman Hayati"