Materi Biologi Kelas XI Tentang Sistem Petahahan Tubuh
Petemuan I
Video Singkat Sistem Pertahanan Tubuh
Secara alami tubuh memiliki zat yang berfungsi sebagai alat pertahanan menghadapi ancaman bibit penyakit. Banyak cara tubuh melakukan pertahanan, dan semua cara disebut kekebalan atau imunitas. Kekebalan tubuh berkaitan dengan zat asing yang masuk dan zat anti yang melawannya. Kekebalan tubuh atau imunitas merupakan reaksi tubuh terhadap zat asing yang masuk.
Umumnya, zat asing itu adalah
makromolekul. Semua zat yang direspons melalui imunitas disebut antigen atau
imunogen. Apabila antigen masuk ke dalam jaringan tubuh, protein tubuh yang
disebut antibodi atau imunoglobulin segera dikeluarkan, dan sel-sel khusus yang
disebut sel T dibentuk. Mikroorganisme dan virus yang berhasil memasuki
jaringan tubuh mengandung sejumlah antigen, kemudian terjadi respons imunisasi
untuk mencegah dan mengendalikan munculnya penyakit
1. FUNGSI
SISTEM PERTAHANAN TUBUH
B-Friend,
sistem Pertahanan Tubuh (Sistem Imunitas) adalah sistem
pertahanan yang berkenan dalam mengenal, menghancurkan serta menetralkan
benda-benda asing atau sel-sel abnormal yang berpotensi merugikan bagi tubuh.
Sedangkan Imunitas (kekebalan) adalah
kemampuan tubuh untuk menahan atau menghilangkan benda asing serta sel-sel
abnormal.
Gambar 1. Ilustrasi Pertahanan Tubuh
Agar kita lebih
memahami sistem kekebalan tubuh, maka kita perlu mengetahui fungsi dari sistem
kekebalan tubuh, yaitu :
1. Mempertahankan
tubuh dari pathogen invasif (dapat masuk ke dalam sel inang), misalnya
virus dan bakteri.
2. Melindungi tubuh
terhadap suatu agen dari lingkungan eksternal yang berasal dari tumbuhan dan
hewan (makanan tertentu, serbuk sari dan rambut binatang), serta zat kimia
(obat-obatan dan polutan).
3. Menyingkirkan
sel-sel yang sudah rusak akibat suatu penyakit atau cidera, sehingga
memudahkan penyembuhan luka dan perbaikan jaringan.
4. Mengenali dan
menghancurkan sel abnormal (mutan) seperti kanker.
Gambar 2. Ilustrasi Tubuh sehat
2. MEKANISME PERTAHANAN TUBUH
B-Friend,
mekanisme pertahanan tubuh merupakan imunitas bawaan sejak lahir, berupa
komponen normal tubuh yang selalu ditemukan pada individu sehat, dan siap
mencegah serta menyingkirkan dengan cepat antigen yang masuk ke dalam tubuh.
Tubuh manusia memiliki dua macam mekanisme pertahanan tubuh, yaitu pertahanan
non Spesifik (alamiah) dan pertahanan tubh spesifik (adaptif). B- Friend, mari
kita bahas satu persatu.
A. Pertahanan Nonspesifik
1) Pertahanan Fisik, Kimia, dan Mekanis terhadap Agen Infeksi
Kulit
yang sehat dan utuh, menjadi garis pertahanan pertama terhadap
antigen, membran mukosa yang
melapisi permukaan bagian dalam tubuh, menyekresikan mucus sehingga dapat
merangkap antigen, serta menutup jalan masuk ke sel epitel. Cairan tubuh yang mengandung zat kimia
antimikroba, Zat kimia ini membentuk lingkungan buruk bagi beberapa
mikroorganisme. Pembilasan oleh air
mata, saliva, dan urine, berperan juga dalam perlindungan terhadap infeksi
dan mengandung enzim Lisozim.
2) Fagositosis
Merupakan garis
pertahanan ke-2 bagi tubuh melalui proses penelanan dan pencernaan
mikroorganisme dan toksin yang berhasil masuk ke dalam tubuh.
Proses ini
dilakukan oleh neutrofil dan makrofag, yang bergerak secara kemotaksis
(dipengaruhi oleh zat kimia). Makrofag dibedakan menjadi makrofag jaringan
ikat. Makrofag dan prekursornya (monosit) dan Sistem makrofag mononukleus.
Gambar 3. Fagositosis
Keterangan Gambar
1) Membentuk
sitoplasma pada saat bakteri atau benda asing melekat pada permukaan sel
makrofag
2) Sitoplasma
tersebut melekuk ke dalam membungkus bakteri atau benda asing, tonjolan
sitoplasma yang saling bertemu akan melebur menjadi satu sehingga bakteri atau
benda asing akan tertangkap di dalam vakuola.
3) Lisosom yang
memiliki kemampuan untuk memecah materi yang berasal dari dalam maupun dari
luar akan menyatu dengan vakuola sehingga bakteri atau benda asing tersebut
akan musnah.
3) Inflamasi (Peradangan)
B-Friend, apakah
inflamasi itu? Kita uraikan disini ya. Inflamasi adalah reaksi lokal jaringan
terhadap infeksi atau cedera, yang ditandai dengan kemerahan, panas,
pembengkakan, nyeri, dan kehilangan fungsi.
Tujuannya untuk
membawa fagosit dan protein plasma ke jaringan yang terinfeksi untuk
mengisolasi, menghancurkan, menginaktifkan agen penyerang, membersihkan debris,
serta mempersiapkan penyembuhan dan perbaikan jaringan.
Gambar 4. Pertahanan saat terjadi luka
Keterangan gambar
:
a. Jaringan mengalami
luka, kemudian merangsang mastosit mengeluarkan baik histamine maupun senyawa
kimia lainnya.
b. Terjadi pelebaran
pembuluh darah yang mengakibatkan peningkatan kecepatan aliran darah sehingga
permeabilitas pembuluh darah meningkat. Hal ini mengakibatkan terjadinya
perpindahan sel-sel fagosit (neutrofil dan monosit) menuju jaringan yang
terinfeksi
c. Sel-sel fagosit
kemudian memakan patogen
4) Zat
Antimikroba Spesifik yang Diproduksi Tubuh
Zat antimikroba
terdiri dari Interferon, yaitu protein
antivirus yang berfungsi
menghalangi
multiplikasi virus dan Komplemen, yaitu protein
plasma yang tidak aktif dan dapat diaktifkan oleh berbagai bahan dari antigen.
Gambar 5. Mekanisme interferon
1. Virus menginfeksi
sel
2. Gen interferon
virus masuk ke inti sel
3. Molekul interveron
4. Interferon masuk
ke sel lain sebagai benda asing
5. Interferon menstimulasi
sel untuk menyusun protein anti virus
6. Protein antivirus memblokir
reproduksi virus
B. Pertahanan Spesifik (Adaptif)
B-Friend, Sistem
pertahanan tubuh spesifik merupakan sistem kompleks yang memberikan respons
imun terhadap antigen yang spesifik, misalnya bakteri, virus, dan toksin yang
dianggap asing. Apa saja yang berperan dalam sistem pertahanan tubuh spesifik?
Mari kita uraikan dalam modul ini
1. Komponen Respons Imunitas Spesifik
Antigen, zat yang
merangsang respons imunitas, terutama dalam menghasilkan antibodi.Terdiri atas
bagian determinan antigen (epitop), yaitu bagian antigen yang membangkitkan
respons imun, dan hapten, yaitu molekul kecil yang jika sendirian tidak dapat
menginduksi produksi antibodi, melainkan harus bergabung dengan carrier yang
bermolekul besar.
Gambar 6. Imunitas spesifik
Keterangan Gambar.
Mohon dibuat animasinya (caranya dilepaskan antibody dgn antigennya, kemudian
diikatkan lagi). Antibodi warnanya ungu, antigen warnanya kuning
1. Antibodi A
akan berikatan dengan epitop pada permukaan antigen.
2. Antobodi B
yang berbeda bereaksi dengan epitop yang berbeda pada molekul antigen besar
yang sama.
3. Antobodi C
yang berbeda bereaksi dengan epitop yang berbeda pada
molekul antigen besar yang sama.
Antibodi, protein
larut yang dihasilkan oleh sistem imunitas sebagai respons terhadap keberadaan
antigen dan akan bereaksi dengan antigen tersebut.
Merupakan protein
plasma yang disebut imunoglobulin (Ig),
yang terdiri atas 5 kelas.
1) IgA, melawan
mikroorganisme, banyak terdapat pada zat sekresi seperti keringat, ASI, dan
ludah.
2) IgD, membantu
memicu respons imunitas, jumlah sedikit.
3) IgE,
menyebabkan pelepasan histamin dan mediator kimia
4) IgG, jumlah
paling banyak sekitar 80%. Jumlahnya akan lebih besar setelah pajanan pertama.
5) IgM, antibodi
pertama yang tiba di lokasi infeksi, menetap di pembuluh darah.
Gambar.7 Bentuk-bentuk imunoglobulin
Keterangan Gambar
1. IgG, jumlah
paling banyak sekitar 80%. Jumlahnya akan lebih besar setelah pajanan pertama.
2. IgD, membantu memicu
respons imunitas, jumlah sedikit.
3. IgE, menyebabkan
pelepasan histamin dan mediator kimia lain.
4. IgA, melawan
mikroorganisme, banyak terdapat pada zat sekresi seperti keringat, ASI, da
ludah.
5. IgM, antibodi pertama
yang tiba di lokasi infeksi, menetap di pembuluh darah.
2. Interaksi Antibodi dan Antigen
a) Fiksasi
komplemen,
yaitu aktivasi sistem komplemen (± protein serum) oleh antibodi. jika terjadi
infeksi, protein pertama dalam rangkaian protein komplemen diaktifkan, memicu
aktivasi protein-protein berikutnya. Hasilnya adalah virus dan sel-sel patogen
mengalami lisis.
b) Netralisasi, terjadi
jika antibodi menutup sistem determinan antigen, sehingga
antigen menjadi tidak berbahaya.
c) Aglutinasi
(penggumpalan), terjadi jika antigen berupa materi partikel. d) Presipitasi (pengendapan) yaitu
pengikatan silang molekul-molekul antigen
yang terlarut dalam cairan tubuh.
3. Jenis Imunitas (Kekebalan Tubuh)
a) Imunisasi
aktif,
diperoleh akibat kontak langsung dengan toksin/patogen sehingga tubuh mampu
memproduksi antibodi sendiri.
·
Imunisasi aktif alami: jika seseorang terkena
penyakit kemudian sistem imunitas memproduksi antibodi/limfosit khusus.
·
Imunisasi aktif buatan: merupakan hasil
vaksinasi. Vaksin adalah patogen yang dilemahkan atau toksin yang telah diubah,
yang dapat merangsang imunitas namun tidak menyebabkan penyakit.
b) Imunisasi
pasif,
jika antibodi satu individu dipindahkan ke individu lain.
·
Imunisasi pasif
alami: terjadi melalui pemberian ASI dan saat IgG ibu masuk ke plasenta.
·
Imunisasi pasif buatan:
terjadi melalui injeksi antibodi dalam serum yang dihasilkan oleh orang atau
hewan yang kebal karena pernah terpapar antigen tertentu.
4. Sel-Sel yang terlibat dalam Respons
Imunitas
a) Sel B (limfosit B)
Berfungsi
membentuk antibodi untuk melawan antigen. Sel B berdiferensiasi menjadi sel
plasma (produksi antibodi) dan sel memori (berfungsi dalam respon imunitas
sekunder).
b) Sel T (limfosit T)
Yaitu sel darah
putih yang mempu mengenali dan membedakan jenis antigen/petogen spesifik. Saat
pengenalan antigen, sel T berdiferensiasi menjadi sel T memori dan sel T
efektor (sel T sitotoksik, sel T penolong, dan sel T supresor)
c) Makrofag
Adalah sel fagosit
besar dalam jaringan, berasal dari perkembangan sel darah putih, berfungsi
menelan antigen/bakteri untuk dihancurkan secara enzimatik.
d) Sel pembunuh alami (NK=Natural Killer)
Adalah sekumpulan
limfosit non-T dan non-B yang bersifat sitotoksik.
5. Mekanisme Respons Imunitas Humoral
(Diperantarai Antibodi)
a) Antigen masuk ke
tubuh akan dibawa ke limfosit B.
b) Aktivasi limfosit
B menyebabkan proliferasi menghasilkan tiruan sel B.
c)
Tiruan sel
B berdiferensiasi menyebabkan sel plasma mensekresi antibodi selanjutnya dibawa
ke lokasi infeksi.
d) Kompleks
antigen-antibodi menginaktifkan antigen.
e) Tiruan sel B yang
tidak berdiferensiasi menetap di jaringan limfoid dan menjadi sel B memori,
yang berfungsi dalam respos imunitas sekunder jika terjadi pajanan antigen yang
sama secara berulang.
6. Mekanisme Respons Imunitas Seluler
(Diperantarai Sel)
a) Ekstraseluler
·
Antigen (misalnya bakteri) ditelan makrofag yang
mengandung fragmen protein peptida dari anti gen tersebut
·
Makrofag membentuk molekul MCH Kelas II
·
MCH kelas II menangkap peptide antigen dan
membawanya ke permukaan, serta memperlihatkannya ke sel T penolong
·
Sel T penoling akan mengaktivasi makrofag untuk
menghancurkan mikroorganisme yang ditelan
b) Intraseluler
·
Antigen (misalnya virus) menginfelsi sel tubuh.
·
Sel tubuh membentuk MCH kelas 1
·
MCH kelas 1 menangkap peptide virus dan membawa
kepermukaan sel dan memperlihatkannya ke sel T sitotoksik (CTL)
·
CTL akan teraktivasi oleh kompleks : MCH kelas
1, peptide virus dan sel T penolong. CTL kemudian berdiferensiasi menjadi sel
pembunuh aktif yang akan membunuh sel yang terinfeksi
·
CTL tidak akan berdiferensiasi menjadi sel
memori yang berfunsi dalam respons imunitas sekunder
Lampiran 3
GLOSARIUM
Antigen : Zat
yang merangsang respons imunitas, terutama dalam menghasilkan antibodi.
Antibodi : Protein
larut yang di hasilkan oleh sistim imunitas sebagai respon terhadap keberadaaan
suatu anti gen dan akan bereaksi dengan anti gen tersebut.
Fagositosit : Sel
darah putih yang berfungsi sebagai pemakan patogen yang masuk kedalam tubuh
manusia.
Interferon : Protein
anti virus yang dapat di sintesis sebagian besar sel tubuh sebagai respon
terhadap infeksi virus setimulasi imunitas dan stimulasi kimia.
Inflamasi : Reaksi
lokal jaringan terhadap infeksi atau cedera.
Vaksin : Patogen
yang mati atau di lemahkan,atau toksin yang telang di ubah untuk merangsang
respon imunitas tetapi tidak menyebabkan penyakit.
Pertemuan II
1. Faktor yang mempengaruhi Sistem Pertahanan
Tubuh
Kekebalan tubuh
penting dijaga agar tubuh tetap sehat. B-Friend, sistem kekebalan tubuh yang
kuat menjadi salah satu factor yang berperan mencegah seseorang terpapar virus,
termasuk corona. Maka perlu kalian mengetahui faktor-faktor apa saja yang
mempengaruhi sistem kekebalan tubuh ini. Mari kita bahas dalam modul ini.
No |
Faktor yang mempengaruhi |
|
1 |
Genetik (keturunan) Seseorang yang memiliki riwayat penyakit menurun seperti diebetes
mellitus akan beresiko menderita penyakit tersebut dalam hidupnya. |
|
2 |
Fisiologis Fungsi organ yang terganggu akan mempengaruhi kerja organ yang lain
seperti berat badan yang berlebihan akan menyebabkan sirkulasi darah kurang
lancar sehingga dapat meningkatkan kerentanan terhadap penyakit. |
|
3 |
Stress dapat mempengaruhi sistem kekebalan tubuh karena melepaskan hormon
seperti neuroedokrin, glukokortikoid, dan katekolamin. Stres kronis dapat
menurunkan jumlah sel darah putih dan berdampak buruk pada produksi antibodi.
|
|
4 |
Usia dapat meningkatkan atau menurunkan kerentanan terhadap penyakit
tertentu. Contohnya, bayi yang lahir secara prematur lebih rentan terhadap
infeksi daripada bayi yang normal. Pada usia 45 tahun atau lebih, resiko
timbulnya penyakit kanker meningkat. |
|
5 |
Hormon bergantung pada jenis kelamin. Wanita memproduksi hormon estrogen.
Sedangkan pria memproduksi hormon androgen yang bersifat memperkecil resiko
penyakit autoimun, sehingga penyakit lebih sering dijumpai pada wanita. |
|
6 |
Olahraga jika dilakukan secara teratur akan membantu meningkatkan aliran darah
dan membersihkan tubuh dari racun. Namun, olahraga yang berlebihan
meningkatkan kebutuhan suplai oksigen sehingga memicu timbulnya radikal bebas
yang dapat merusak sel-sel tubuh. |
|
7 |
Tidur Kadar sitokinin yang sistem kerjanya sangat dipengaruhi oleh pola
tidur seseorang ketika kadar hormone ini berubah-ubah dapat mempengaruhi
imunitas selular sehingga kekebalan tubuh akan melemah. |
|
8 |
Nutrisi seperti vitamin dan mineral diperlukan dalam pengaturan siistem
imunitas. DHA (docosahexaeonic acid) dan asam arakidonat mempengaruhi
maturasi (pematangan) sel T. Protein diperlukan dalam pembentukan
imunoglobulin dan komplemen. Namun, kadar kolesterol yang tinggi dapat
memperlambat proses penghancuran bakteri oleh makrofag. |
|
9 |
Pajanan zat berbahaya contohnya bahan radioaktif, peptisida, rokok, minuman beralkohol dan
bahan pembersih kimia. Mengandung zat-zat yang dapat menurunkan imunitas. |
|
10 |
Racun tubuh sisa metabolisme. Jika racun ini tidak berhasil dikeluarkan dari
tubuh, akan mengganggu kerja sistem imunitas. |
|
11 |
Penggunaan obat-obatan terutama penggunaan antibiotik yang berlebihan atau teratur,
menyebabkan bakteri lebih resisten, sehingga ketika bakteri menyerang lagi
maka sistem kekebalan tubuh akan gagal melawannya. |
|
2. Gangguan Sistem Pertahanan Tubuh
B-Friend kita
bahas pula di modul ini gangguan sitem pertahanan tubuh :
1. Hipersensitivitas
(Alergi),
adalah peningkatan sensitivitas atau reaktivitas terhadap antigen yang pernah
dipajankan sebelumnya. Terjadi pada beberapa orang saja dan tidak terlalu
membahayakan tubuh. Gejala reaksi Alergi, yaitu gatal- gatal, ruam, mata merah,
sulit bernafas, kram berlebihan, serum sicnes dan steven Johnson synsrome
(alergi pada kelenjar kulit dan mukosa yang berbahaya dan dapat menimbulkan
kematian)
2. Penyakit
Autoimun,
adalah kegagalan sistem imunitas untuk membadakan sel tubuh dengan sel inang
sehingga sistem imunitas menyerang sel tubuh sendiri.
Contoh kelainan
yang terjadi akibat autoimunitas yaitu diabetes melitus, myasthenia gravis, dan
addison’s disease.
3. Imunodefisiensi, adalh kondisi
menurunnya
keefektifan sistem imunitas atau ketidakmampuan sistem imunitas untuk merespon
antigen. Contoh: defisiensi imun kongenital dan AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrome)
Lampiran 3
GLOSARIUM
Antigen : Zat
yang merangsang respons imunitas, terutama dalam menghasilkan antibodi.
Antibodi : Protein
larut yang di hasilkan oleh sistim imunitas sebagai respon terhadap keberadaaan
suatu anti gen dan akan bereaksi dengan anti gen tersebut.
Fagositosit : Sel darah
putih yang berfungsi sebagai pemakan patogen yang masuk kedalam tubuh manusia.
Interferon : Protein
anti virus yang dapat di sintesis sebagian besar sel tubuh sebagai respon
terhadap infeksi virus setimulasi imunitas dan stimulasi kimia.
Inflamasi : Reaksi
lokal jaringan terhadap infeksi atau cedera.
Vaksin : Patogen
yang mati atau di lemahkan,atau toksin yang telang di ubah untuk merangsang
respon imunitas tetapi tidak menyebabkan penyakit.
Penyusun Thom Fallo.
Daftar Pustaka:
Campbell, Neil A, & Reece, Jane B. 2008. Biologi Ed. 9. Jakarta: Erlangga
Irnaningtyas, 2018. Biologi untuk SMA/MA Kelas XI, Jakarta : Erlangga
Yusa dkk, 2018. Buku Siswa Aktif dan Kreatif Belajar Biologi, Bandung : Grafindo Media Pratama
Diah Aryulina Dkk.2007. Biologi SMA dan MA untuk kelas XI, Jakarta : Erlangga Bagod
Sudjadi Dkk. 2005.Biologi Sains dalam Kehidupan 2A, Jakarta: Yudhistira Faidah
Rahmawati, Nurul Urifah, Ari Wijayati. 2009. "Biologi untuk SMA/MA Kelas XI Program MIPA. Jakarta : CV.Ricardo
Kumpulan Soal-soal Ujian Nasional dan Soal-soal SPMB/SNMPTN. Jakarta: Kementrian Pendidikan Nasional
https://www.kompas.com/sains/read/2020/08/04/134000323/mengenal-sistem kekebalan-tubuh-bagaimana-antibodi-virus-corona-terbentuk-?page=all.
Tetap semangat Nak berdua...Tuhan selalu memberkati
ReplyDeleteTetap semangat pak guru💪🏻
ReplyDeleteTetap semangat💪
ReplyDeleteTuhan Yesus Memberkati😇🙏
Tetap semangat dan jangan putus asa💪
ReplyDeleteTuhan Yesus Memberkati 🙏😇
Tetap semangat dan jangan putus asa🙏💪
ReplyDeleteTetap semangat ya 😊
ReplyDeleteTetap Semangat Dan Terus Berjuang 💪😇
ReplyDeleteTetap semngat dan teruslah berusaha💪
ReplyDeleteTetap smngt dan terus berusaha😊
ReplyDeleteSemangat semuanya😊💪
ReplyDeleteTetap semangat semuanya 🙏🏻
ReplyDeleteTetap semangat 💪🙏
ReplyDeleteTetap semangat 💪😇
ReplyDelete