Materi Biologi SMA Sistem Peredaran Darah Pada Manusia Dan Hewan

 


Ket Gambar. Komponen Darah Pada Sistem Peredaran Darah Manusia 

Hai sobat biologi. Materi kali ini kita akan membahas tentang Sistem Peredaran Darah Pada Manusia Dan Hewan. Materi ini akan diajarkan pada siswa kelas XI semester 1. Semoga artikel ini dapat bermanfaat yaa.

A. Sistem Peredaran Dara Pada Hewan Avertebrata

Hewan avertebrata memiliki struktur tubuh yang masih sederhana. Golongan ini meliputi filum Protozoa, Coelenterata, porifera, Platyhelminthes, Nematelminthes, Annelida, Artropoda dan Echinodermata. 

Pada beberapa hewan tingkat rendah seperti Coelenterata dan Platyhelminthes, sistem pencernaan dan sistem peredaran menjadi satu, yaitu sistem gastrovaskuler, sedangkan pada Porifera dan protozoa, sistem peredaran zat dilakukan secara difusi pada seluruh permukaan tubuhnya.

Pada serangga kelompok ini memiliki sistem peredaran darah yang lebih sempurna dibandingkan dengan protozoa. Contohnya belalang sudah mempunyai alat peredaran darah, yaitu jantung dan darah. 

Darah serangga ini tidak berwarna karena tidak memiliki hemoglobin. Darah hanya berfungsi untuk mengangkat zat makanan saja, sedangkan oksigen diangkut oleh sistem trakea ke seluruh tubuhnya.

Mekanisme peredaran darah pada serangga menganut sistem peredaran darah terbuka. Sistem peredaran darah terbuka adalah sistem peredaran darah di mana suatu bagian aorta darah keluar dan masuk langsung ke jaringan tubuh dan beredar bebas ke dalam tubuh tanpa melalui pembuluh darah.

Pada cacing, sistem peredaran darah berbeda lagi. Sistem peredaran darah cacing lebih lengkap jika dibandingkan dengan serangga. Dikatakan lengkap karena cacing sudah memiliki darah dan alat peredaran darah berupa jantung dan pembuluh darah yaitu, pembuluh darah punggung. 

Jantung cacing berupa pembuluh darah aorta yang melengkung dan membesar sehingga disebut jantung aorta yang berjumlah lima buah. 

Darah cacing sudah mengandung hemoglobin sehingga berwarna merah, walaupun kadarnya masih rendah. Hemoglobin pada cacing larut dalam cairan darah. Darah pada cacing sudah berfungsi sebagai pengangkut sari makanan dan oksigen.

B. Sistem Peredaran Darah Pada Hewan Vertebrata

1. Sistem Peredaran Darah Pada Piscces (Ikan)

Sistem transportasi pada ikan menganut sistem peredaran darah tertutup tunggal. Sistem peredaran darah tertutup tunggal adalah sistem peredaran darah yang hanya satu kali melalui jantung dalam perjalanan keliling. 

Sistem peredaran darah pada ikan ini hanya mengangkut oksigen ke setiap jaringan tubuh dan tidak mengirimkan zat-zat secara cepat karena tekanan darahnya rendah.

Jantung sebagai alat peredaran darah pada ikan terletak di dalam rongga tubuh dekat daerah insang, dibungkus oleh selaput perikardium. Rongga tempat jantung ini berada disebut rongga perikardium.

2. Sistem Peredaran Darah Pada Amfibi

Sistem sirkulasi atau peredaran darah amfibi sudah relatif lebih kompleks dibandingkan dengan ikan. Pada amfibi, sistem peredaran darahnya terdiri atas darah dan alat peredaran darah yang berupa jantung dan pembuluh darah.

3. Sistem Peredaran Darah Pada Reptil

Pada reptil, contohnya jantung kadal terdiri atas empat ruangan, yaitu dua atrium atau serambi dan dua ventrikel atau bilik. Pada buaya, sekat antar bilik jantungnya mempunyai lubang kecil yang disebut foramen panizzae yang berperan penting dalam hal:

a. Memungkinkan distribusi oksigen yang cukup ke alat pencernaan.

b. Pemelihara keseimbangan tekanan cairan didalam jantung pada waktu menyelam.

4. Sitem Peredaran Darah Pada Burung/Aves

Jantung Burung terbagi menjadi empat ruangan. yaitu atrium kanan dan kiri serta ventrikel kanan dan kiri. Antara atrium dan ventrikel dibatasi oleh sekat bilik serambi yang mempunyai katup atrium kiri dan atrium kanan dibatasi oleh sekat serambi, sedangkan sekat yang membatasi ventrikel kiri dan ventrikel kanan disebut sekat balik.

Pemisahan antara darah arteri dan vena sudah sempurna sehingga darah bersih dan kotor tidak tercampur. Hal ini karena katup yang ada sudah sempurna.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pada golongan amfibi, reptil dan aves menganut sistem peredaran darah tertutup rangkap atau ganda. Hal ini dikarenakan darah dalam sistem peredarannya melewati jantung dua kali, yaitu pada saat peredaran darah besar dan peredaran darah kecil.

C. Sistem Peredaran Darah Pada Manusia

a. Darah

Darah merupakan substansi utama dalam pembuluh darah yang menjadi sarana penting dalam sistem transportasi dalam tubuh. Darah tidak hanya mengangkut oksigen dan karbondioksida menuju dan dari jaringan jaringan serta paru paru, melainkan juga mengangkut bahan-bahan lain di seluruh tubuh. 

Darah tidak hanya berfungsi dalam sistem transportasi zat dalam tubuh, melainkan juga mempunyai fungsi yang lain, yaitu sebagai berikut:

1. Sebagai sarana transportasi zat dalam tubuh.

Dalam hal ini ,darah mengangkut:

a). Sari-sari makanan dari sel sel jonjot-jonjot usus ke seluruh tubuh (seperti gula asam amino)

b). Oksigen dari alat pernapasan ke seluruh jaringan tubuh yang membutuhkan oksigen.

c). Karbondioksida dari seluruh jaringan tubuh ke alat pernapasan.

d). Sisa-sisa metabolisme (seperti urea)

e). Hormon dari kelenjar buntu atau endokrin ke bagian tubuh tertentu

f). Air (merupakan pelarut bagi zat-zat lain) untuk diedarkan ke seluruh bagian tubuh

g). Ion-ion dari berbagai macam garam seperti (Na+, Ca2+, Cl, HCO3-)

2. Untuk mengedarkan panas dalam tubuh.

3. Untuk menghindarkan tubuh dari inveksi dengan antibodi, leukosit, dan trombosit.

4. Mengatur keseimbangan asam dan basa untuk menghindari kerusakan jaringan tubuh.

Darah pada manusia terdiri atas dua komponen utama, yaitu sel-sel darah (eritrosit, leukosit, dan trombosit) dan plasma darah atau cairan darah.

1. Sel Darah Merah (Eritrosit)

Sel darah merah merupakan bagian utama dari darah. Sel darah merah ini berbentuk bikonkaf sehingga mempercepat pertukaran gas-gas antara sel dan plasma darah. Eritrosit dapat dikatakan bukan sel yang sebenarnya karena eritrosit tidak mempunyai inti. 

Eritrosit tersusun oleh protein pembawa oksigen yaitu, hemoglobin. Jumlah hemoglobin dalam eritrosit berkisar antara 30% dari penyusun eritrosit. 

Hemoglobin merupakan pigmen yang menyebabkan warna merah dalam darah. Hemoglobin adalah suatu protein yang mengandung senyawa hemin dan globin. Hemin adalah senyawa asam amino yang di dalamnya mengandung zat besi yang mempunyai faktor warna merah. 

Senyawa ini mempunyai daya ikat terhadap oksigen dan karbondioksida. Dengan demikian, hemoglobin sangat berperan dalam pengangkutan oksigen dalam darah. Seseorang yang darahnya kekurangan oksigen akan berwarna kebiru-biruan. Keadaan ini disebut sianosis. Hal ini dapat dilihat misalnya pada orang yang batuk terus menerus atau tercekik.

Jika terjadi penurunan konsentrasi eritrosit dalam darah maka akan menyebabkan anemia, yaitu suatu kondisi patologis yang ditandai dengan penurunan hemoglobin. Faktor-faktor yang menyebabkan anemia, antara lain, karena kekurangan gizi, infeksi kuman penyakit, atau akibat kecelakaan yang mengeluarkan banyak darah.

Pada embrio dan bayi, eritrosit dibuat oleh hati dan limfa. Keadaan menjadi berubah setelah bayi lahir. Eritrosit dibentuk di dalam sum-sum tulang merah, seperti pada tulang-tulang pipih.

Di dataran tinggi seperti pegunungan, kadar oksigen di udara berkurang sehingga kadar oksigen pada paru paru juga ikut berkurang. Pada keadaan seperti ini, maka tubuh akan memproduksi sel darah merah lebih banyak lagi.

2. Sel Darah Putih (Leukosit)

Sel-sel darah putih bukan merupakan komponen yang tetap dalam darah. Sel darah putih diproduksi di sumsum tulang.

Sel darah putih (leukosit) disebut sebagai sel darah yang sebenarnya karena mempunyai inti sel. Sel darah putih mempunyai bentuk yang bervariasi. 

Inti selnya berbentuk bulat atau cekung, dibuat di dalam sumsum tulang merah, limfa, kelenjar limfa, dan jaringan retikul endotelium, dapat bergerak bebas secara amuboid, dan dapat menembus dinding kapiler yang disebut diapedesis.

Berdasarkan jenis granula dalam sitoplasma dan bentuk intinya,sel darah putih digolongkan menjadi dua yaitu;

a). Leukosit Agranulosit.

Adalah leukosit dengan plasma yang tidak bergranuler. Leukosit agranulosit dibedakan menjadi;

(1). Monosit, intiselnya berbentuk bulat panjang seperti tapal kuda. Di dalam darah, monosit berperan sebagai prekursor sistem fagosit.

(2). Limfosit, sel inti biasanya tidak melakukan endositosis, melainkan berperan dalam pembentukan antibodi sehingga limfosit sangat berfungsi dalam sistem kekebalan (immunitas).

Antibodi adalah protein yang dihasilkan jika makromolekul asing masuk dalam tubuh. Molekul asing yang masuk dalam tubuh tersebut dinamakan antigen. Hubungan antara antibodi dan antigen sangat khas, yaitu bahwa kehadiran antigen memacu produksi antibodi.

b). Leukosit Granulosit.

Adalah Leukosit yang plasmanya bergranuler. Leukosit granulosit dapat dibedakan sebagai berikut:

(1). Neutrofil, sel-sel ini mendominasi leukosit yang bersirkulasi, yaitu berkisar 60%-70%. Selnya bersifat fagosit.neutrofil membentuk pertahanan terhadap invasi mikroorganisme jika terjadi peradangan terutama bakteri.

(2). Basofil, sel ini berkisar 1% leukosit darah. Berperan dalam beberapa alergi dalam tubuh. Pada penyakit dermatologi (hipersensitivietas basofil kutaneus) basofil merupakan tipe sel terutama pada tempat peradangan.fungsi basofil belum diketahui secara jelas.

(3). Eusinofil, sel-selnya berkisar2%-4% dari leukosit dalam darah. Jika terjadi infeksi, jumlahnya akan bertambah banyak dan bersifat fagosit. Jumlah eusinofil meningkat jika darah terinfeksi oleh cacing-cacing parasit.

Kandungan sel darah putih di dalam darah berkisar 6.000-9.000 per mm³. Jika jumlahnya kurang dari 6.000/mm³, keadaan ini disebut leukopenia, sedangkan jika jumlahnya lebih dari 9.000/mm³ disebut leukositosis. 

Akan tetapi jika jumlah leukosit dalam darah menjadi amat besar, misalnya mencapai 200.000 per mm³ darah, maka keadaan demikian disebut leukimia atau kanker darah.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa leukosit berfungsi untuk melawan kuman dan benda-benda asing yang masuk ke dalam tubuh dengan cara memakannya (fagositosis).

3). Sel Darah Pembeku (Trombosit)

Trombosit berperan dalam proses pembekuan darah dan membantu memperbaiki celah dalam dinding pembuluh darah untuk mencegah hilangnya darah. Trombosit dibuat di sum-sum tulang belakang. 

Proses pembekuan darah terjadi sebagai berikut;

Trombosit yang pecah - mengeluarkan trombokinase (tromboplastin) - mengubah protombin - trombin dengan bantuan ion Ca2+ dan vitamin K - trombin mengubah fibrinogen - fibrin, yaitu benang-benang halus untuk menutup luka sehingga darah tidak keluar.

Pada proses pengambilan darah, pembekuan darah dapat dicegah atau dihambat dengan cara:

a.. Menghindari terjadinya luka kasar,misalnya menggunakan jarum yang tajam.

b. Menyimpan darah pada tempat yang dingin atau mendekati titik beku sehingga enzim tidak aktif.

c. Menambah heparin atau dekumarol yang merupakan zat antikoagulan atau anti pembekuan darah.

d.. Menambahkan larutan natrium sitrat atau natrium oksalat sehingga ion kalsium dapat diendapkan

4). Cairan Darah (Plasma)

Cairan darah atau plasma darah terdiri atas air, protein plasma, larutan senyawa organik (seperti asam amino, hormon, vitamin, lipoprotein), dan Garam Anorganik. protein plasma utama adalah albumin (alfa,beta,dan gama globulin) dan fibrinogen. 

Albumin berperan dalam mempertahankan tekanan osmosis darah. Globulin merupakan zat anti yang disebut imunoglobulin, sedangkan fibrinogen diperlukan untuk pembentukan fibrin dalam proses pembekuan darah.

b. Alat Peredaran Darah

1. Jantung

Adalah organ berotot yang berkontraksi secara berirama, memompa darah melalui sistem peredaran darah. Jantung merupakan organ dalam yang terletak di rongga dada sebelah kiri dan dilindungi oleh tulang rangka.

Dinding jantung terdiri atas tiga lapisan yaitu:

a. Lapisan Perikardium

Lapisan ini terletak pada bagian luar jantung sehingga dapat dikatakan sebagai pembungkus jantung.

b. Lapisan miokardium

Lapisan ini terletak di bagian tengah jantung merupakan lapisan paling tebal dan terdiri atas sel sel otot jantung sehingga dapat dikatakan sebagai otot Jantung.

Sel sel otot jantung terbagi dalam dua kelompok yaitu sel sel otot yang kontraktil dan sel sel otot pembangkit dan penghantar rangsangan yang bertugas menghantarkan dan membangkitkan isyarat listrik yang memulai denyut Jantung.

c. Lapisan endokardium

Tersusun atas selapis sel endotel gepeng dan terbentang di atas lapisan sub endotel tipis jaringan ikat dengan serat serat elastis dan kolagen, selain sel otot polos.

D. Golongan Darah Dan Transfusi Darah

Golongan darah dibedakan berdasarkan antigen/aglutinogen dan antibodi/aglutininnya.

Mengapa manusia harus tahu golongan darahnya? Karena golongan darah berkaitan dengan transfusi darah. Transfusi darah adalah proses transfer darah dari seseorang ke orang lain. Orang yang memberikan darahnya disebut (donor) dan orang yang menerima darah dari si pendonor darah disebut resipien.

Menurut Dr. Karl Landsteiner dan Donath, golongan darah dibagi menjadi empat macam yaitu A, B, AB dan O. penggolongan ini berdasarkan penelitiannya ketika menemukan antigen dalam darah merah dan antibodi dalamplasma darah.

Hal-hal yang diperhatikan dalam melakukan proses transfusi darah yaitu;

1. Bagi donor, yang diperhatikan hanya aglutinogen yang ada di dalam sel darah merah, sedangkan bagi resipien yang diperhatikan adalah hanya aglitinin yang ada di dalam plasma darahnya saja

2. Aglutinogen A tidak bertemu dengan aglutin alfa dan aglutin beta karena jika bertemu akan terjadi aglutinasi atau penggumpalan.

E. Kelainan/Penyakit atau Gangguan Pada Sistem Peredaran Darah Manusia

1. Anemia adalah penyakit kekurangan hemoglobin dalam sel darah merah

2. Hipertensi adalah penyakit tekanan darah arteri abnormal tinggi.

3. Hipotensi adalah penyakit tekanan darah abnormal rendah

4. Leukimia/kanker darah adalah penyakit yang disebabkan karena produksi sel-sel darah putih yang tidak dapat terkendalikan

5. AIDS adalah penyakit yang disebabkan oleh virus HIV. Penyakit ini menyerang system imun tubuh untuk melawan kuman penyakit. Akibatnya, tubuh tidak memiliki system kekebalan tubuh sehingga bibit penyakit yang masuk akan langsung menyerang tubuh.

6. Trombus adalah penyakit pada jantung karena adanya gumpalan

7. Hemofilia adalah penyakit darah sukar membeku bila ada luka pada jaringan tubuh

Sekian dulu sobat materi tentang Sistem Peredaran Darah Pada Manusia Dan Hewan. Terima kasih semuanya. Salam Merdeka Belajar!

Teka-Teki Silang Biologi ada pada link berikut:https://www.mimpiintt.com/2021/09/teka-teki-silang-biologi-sistem-peredaran-darah-pada-manusia.html

Penulis; Thom Fallo

Referensi; Ririn, Safitri. 2016. Biologi Untuk SMA/MA XI. Surakarta. Mediatama

Ninik, Suspriyati. 2012. Biologi Untuk SMA/MA XI. Sidoarjo. Masmedia



14 comments for "Materi Biologi SMA Sistem Peredaran Darah Pada Manusia Dan Hewan"