Cerita Petani Di Desa Letneo Kembangkan Tanaman Kubis (Kol)
Hai sobat mimpi NTT. Kali ini kami akan menampilkan kisah inspiratif petani KOL (Kubis) dari Timor Tengah Utara, Provinsi Nusa Tenggara Timur.
Dia adalah Briyani Toleu. Seorang petani yang berasal dari Desa Letneo, Kecamatan Insana Barat, Kab. TTU, NTT.
Lahan di Timor Tengah Utara didominasi oleh lahan kering dataran rendah sehingga sangat cocok untuk pengembangan tanaman pertanian selain jagung, padi, dan kacang-kacangan.
Briyani sejak tahun 2010 sampai sekarang sudah menggeluti usaha tani bersama istrinya.
Usaha tani yang ia kembangkan adalah tanaman kol (kubis) karena tergolong dalam usaha tani yang berpeluang besar untuk menghasilkan uang yang relatif banyak karena waktu panennya relatif singkat hanya sekitar 40-60 hari, tergantung dari cuaca.
Pada musim tanam pertama, bapak Briyani Toleu mengelola kol/kubis di atas lahan seluas ± 50 are, dengan populasi ± 4000 pohon tanaman kol. Varietas yang digunakan yaitu varietas cap KAPAL TERBANG (F1 HYBRID).
Jarak tanam yang digunakan bapak Briyani yaitu sekitar 40 x 40 cm. Hasil panenan tanaman Kol yang didapat biasanya dijual di Pasar baru Kefamenanu, dan ada juga papalele (tengkulak) yang dengan sendirinya datang dan membelinya langsung di kebun. Harga kol per buah sekitar Rp. 3000- Rp. 7500 per buah, tergantung ukuran dan berat buahnya.
Bapak Briyani Toleu ketika ditemui di kediamannya Sabtu (6/3/ 2021) beliau mengatakan bahwa “ Kol varietas cap KAPAL TERBANG (F1 HYBRID) adalah jenis kol yang sangat cocok ditanam di dataran rendah, karena memiliki kualitas bibit yang sangat bagus.
Bibit Kol cap KAPAL TERBANG akan menghasilkan buah kol yang berukuran besar dan berat, dan alat-alat yang kami gunakan pun cukup sederhana, yaitu parang, linggis dan ember untuk menyiram.
Pupuk yang digunakan ada dua yaitu pupuk dari kotoran hewan, seperti kotoran sapi dan kotoran burung walet, dan ada juga pupuk organik seperti pupuk merah (KCL) dan pupuk putih.
Proses penyiramannya sangat menguras tenaga, karena kami masih menggunakan metode manual. Namun sekarang dengan adanya bantuan motor air dari desa bisa mempermudah kami dalam bertani”. Engel/mimpi NTT
Penulis: Engelinus Sene
Editor: Thom Fallo
Semoga usaha para petani khususnya desa letneo selatan terus berkembang dalam menanam sayur meski kekurangan air.
ReplyDeleteNama: Roberta sanit
Semoga para petani sayuran terus berkembang dan terus bersemangat untuk menanam sayuaran.
ReplyDeleteSemoga para petani sayuran dapat berkemban dan terus bersemangat untuk menanam sayuran
ReplyDeleteSemoga Kepala Desa Letneo dapat membantu selurus masyarakat Desa Letneo dgn memberikan bantuan berupa motor air kepada seluruh masyarakat Desa Letneo agar bisa mengembang tanaman sayur🙏
ReplyDelete