Guru HARUS KREATIF Dulu, Baru Siswa Bisa Kreatif || Merdeka Belajar

 

Ket Foto: Maria Magdalena Neno

Merdeka belajar yang saya ketahui adalah salah satu proses belajar mengajar antara siswa dan guru yang bukan lagi berada di dalam ruangan (ruang kelas) akan tetapi sudah berada pada luar ruangan kelas.

Jadi semua guru ataupun suswa kita harus berpikir kedepan, setiap guru dan siswa harus memiliki inisiatif, harus kreatif dalam bidang pendidikan.

Bukan hanya siswa saja melainkan para guru-guru juga harus kreatif. Bahkan justru para guru itu yang harus di nomor satukan dalam merdeka belajar. Guru harus kreatif duluan baru sswa bisa kreatif.

Namun kita siswa jangan berkecil hati dan jangan patah semangat, kita siswa juga harus menunjukkan keberanian bahwa kita bisa dan berjuang, semangat dalam proses belajar atau yang disebut MERDEKA BELAJAR.

Dalam merdeka belajar harus betul-betul menunjukkan sikap kita yang positif misalnya sopan, taat, disiplin, bertanggung jawab, teliti, mandiri, kreatif, inovatif dan lain sebagainya.

Saya sering membaca dan menemukan informasi di internet dan membaca pada link yang tersebar di media sosial yang berkaitan dengan merdeka belajar, ternyata merdeka belajar ini sudah dipopulerkan atau disampaikan oleh Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Bapak Nadiem Makarim sebelum pandemi Covid-19 ini ada dan sampai akhirnya pada saat ini negara kita tercinta ini negara Indonesia, seluruh masyarakat mengalami musibah atau malapetaka pandemi Covid-19 yang tidak diketahui kapan berakhirnya sehingga segala aktivitas manusia sehari hari tidak berjalan dengan lancar.

Saya akan membagikan pengalaman nyata saya selama kita dirumahkan akibat pandemi corona ini.

Berawal dari bulan Maret 2020 dan bulan berikutnya adalah keadaan yang paling menyesatkan akibat pendemi, sehingga semua sekolah ditutup. 

Malapetaka ini membuat orang panik dan tertekan. Para siswa/i termasuk sekolah kami juga diliburkan dan pada saat itupun kita dituntut belajar jarak jauh atau online. Belajar kita dipertemukan oleh medsos baik itu facebook dan whatsaap.

Jadi anggap saja ini adalah salah satu cara dari penerapan merdeka belajar. Segala kegiatan di sekolah harus menggunakan media sosial atau belajar online dari rumah. Tapi sayang, ada beberapa siswa yang kesulitan dalam melakukan pembelajaran online dikarenakan tidak memiliki handphone, akan tetapi kami tetap usaha sampai segala tugas yang diberikan bapak/ibu guru kami kerjakan dengan sebaik mungkin. Kemudian kami kirimkan lewat akun facebook atau akun whatsaap.

Tapi kami lebih memilih pada akun facebook karena ada mode gratisnya (tanpa pulsa data juga kita bisa menggunakan facebook untuk menjawab pertanyaan atau diskusi di group).

Pelajaran yang membuat kami kreatif dan inovatif dalam merdeka belajar ini adalah pelajaran ilmu alam (Biologi). Kami diberikan tugas selama ini bahkan sebelum pandemi dari bulan Januari kami ditugaskan untuk memelihara dan merawat tanaman, seperti tanam sirih, sayur-sayuran, hewan peliharaan (beternak ayam) dan alhasil tidak sia-sia juga kami merawatnya.

Menurut saya ini menjadi salah satu contoh bagi saya dalam menata masa depan dengan hal hal yang sederhana seperti ini.

Jadi, selama pandemi, saat dirumahkan kami bukan saja mengerjakan soal-soal yang diberikan bapak dan ibu guru, tetapi kami juga merawat tanaman-tanaman yang dijadikan sebagai tugas.

Bahkan sampai ujian semester genap (ujian kenaikan kelas dari XI-XII) kami disuruh untuk mengambil gambar atau memotret gambar hasil tanaman untuk diposting ke grup facebook bimbingan belajar kami yang dinamakan Grup Bimbel Online Mapel Biologi, yang guru mata pelajarannya adalah koordinator atau admin dalam grup.

Sampai akhirnya ujian kenaikan kelas pun tiba, seluruh siswa/i sekolah kami mengadakan ujian di rumah saja. Alhasil prosesnya berjalan dengan aman, tertib dan lancar.

Setelah melakukan ujian kami diliburkan dan selama liburan berlangsung kami juga disuruh untuk selalu memperhatikan tanaman-tanaman tersebut, selalu melaporkan hasil perkembangan dari setiap tanaman. 

Bahkan materi ujian kami itu mengenai materi biologi tidak berupa soal atau teori tetapi berupa praktek yaitu dengan membuat vlog video pada masing-masing kebun, hewan piaraan kami atau menjelaskan materi pelajaran di depan kamera video lalu dipublikasikan.

Kami yang sekolah di SMAN Insana Barat, TTU ini berasal dari beberapa Desa di sekitar Kecamatan Insana Barat yaitu Desa Subun Tualele, Fatualam, Usapinonot, Haususu, Letneo Selatan, Letneo, Oabikase, Nifunenas, Lapeom, Atmen dan Wilayah sekon.

Bayangkan saja jika satu siswa disuruh menanam sirih lima pohon ayam 2 ekor atau sepasang maka berapa jumlah populasi ayam di Kecamatan Insana Barat? Jadi kesimpulannya populasi ayam dan sirih yang bernilai ekonomi tinggi ini meningkat di Insana Barat. Dari sisi pembelajaran juga kita sebagai siswa dilatih untuk mengembangkan potensi lokal yang ada di daerah kita. 

Guru Mata Pelajaran itu selalu memotivasi kami di kelas kalau selain kita belajar materi pelajaran atau teori di sekolah, kita juga tidak lupa berkreasi dirumah. Kita harus rajin, giat dan belajar bertanggung jawab mulai sekarang ketika duduk di bangku SMA. Belajar mencintai Tanaman dan ternak agar suatu kelak kita bisa menjadi petani yang profesional ketika terjun di dunia sosial masyarakat.

Ia juga menambahkan soal anak-anak sekolah jaman sekarang yang tidak cinta profesi petani dan peternak padahal potensi lokal kita memenuhi syarat untuk bertani dan beternak. Namun di luar dari itu kita perlu meningkatkan populasi tanaman dan ternak di daerah kita, itu kuncinya.

Jadi Ini bukan berarti kami hanya memilih satu tujuan saja yaitu pada mata pelajaran yang bersangkutan akan tetapi kami juga tetap mengikuti mata pelajaran lainnya dengan serius dan sampai sekarang kami sudah di bangku kelas XII yang sebentar lagi akan meninggalkan seribu kenangan semasa SMA.

Karena pemerintah sudah mengizinkan untuk kembali beraktifitas meskipun tetap mengikuti protokol kesehatan yang merupkan peraturan pemerintah yaitu tetap menggunakan masker, cuci tangan dan jaga jarak.

Sekarang sudah new normal, sekolah-sekolah, kantor-kantor sudah dibuka kembali, aktifitas sosial ekonomi juga sudah normal kembali namun kita masih tetap dalam rel protokol kesehatan.

Proses pembelajaran di sekolah kami dibagi dalam semingu itu dua kali, mulai dari kelas X, XI dan  XII. Dengan mendapatkan tugas-tugas rumah yang diberikan oleh bapak ibu guru di sekolah.

Kuncinya dari masing-masing diri harus kreatif dan inovatif, memiliki kemauaan dari diri sendiri agar menambah pengetahuan sehingga kedepannya negara kita memiliki kemajuan dan memiliki anak bangsa yang pandai.

Penulis; Maria Magdalena Neno (Siswa Kelas XII MIPA SMA)

Materi Pemahaman Merdeka Belajar

Editor: Thom Fallo

Share :