Mode Gratis FB Memacu Kami Belajar Online Saat Dirumahkan Ulah Covid-19
Inilah salah satu cerita berbagi pengalaman siswa SMAN Insana Barat, TTU-NTT saat dirumahkan akibat dari pandemi Covid-19.
Akhirnya, pada jumat malam, tepat pada pukul 00.46 aku bergegas melangkah untuk mengambil sepotong kertas dengan setinta pena berwarna biru di atas meja belajarku.
Aku mulai mencoret-coret kertas itu dengan sejuta kata yang ada dalam benakku dan ku tuangkan semua ke dalam sepotong kertas yang mau dibilang yah tidak ada artinya, tapi menurutku sangatlah berarti.
Di dalamnya berisi tulisan peristiwa pengalaman semasa dirumahkan akibat pandemi Covid-19 sebagai seorang pelajar.
Dari sini aku akan memulai lembaran baru untuk mulai berkarya memikirkan apa yang telah terjadi selama dirumahkan akibat Covid-19 yang sudah melanda tanah air tercinta Indonesia.
Jadi, dimulai pada saat pemerintah memberikan informasi kepada seluruh masyarakat Indonesia dan menghimbau agar semua sekolah dan kantor untuk segera mengadakan aktifitas dari rumah saja agar memutus rantai penularan virus corona karena virus yang berbahaya ini sudah menelan banyak korban jiwa.
Virus ini sudah menyebar luas di seluruh belahan bumi hampir seluruh dunia.
Akibat dari itu semua, sekolah aku ditiadakan aktifitas untuk waktu yang tidak tentu, sudah satu bulan lebih lamanya.
Sekolah aku SMAN Insana Barat adalah salah satu sekolah yang memiliki keterbatasan dan kekurangan namun memiliki juga kelebihan dibidang olahraga yaitu bola voli yang mungkin sudah sedikit terkenal di beberapa daerah paling tidak se-kabupaten TTU karena banyak mendapat juara 1,2 dan 3 dalam setiap turnamen.
Karena adanya virus ini, seluruh masyarakat melakukan pembatasan diri di rumah masing-masing untuk mencegah penularan virus corona yang sudah merajalela dengan cara tetap stay at home (tetap berada di rumah).
Bagi aku anak sekolah, ini adalah liburan yang begitu panjang, tetapi kami tetap saja belajar di rumah dan belajar sesuai dengan media yang sudah tersedia dan disediakan serta memikirkan apa yang harus dikerjakan.
Yang paling terpenting bagi aku dan sebagaian siswa rasakan adalah kegiatan kami siswa/i SMAN Insana Barat semasa liburan (dirumahkan) yaitu belajar online.
Online bagi kami adalah hal yang baru, berat bagi kami agar mengikutinya namun karena tugas dan tanggung jawab maka mau tidak mau harus ikut berproses.
Walaupun paket data tidak ada namun kami bisa mengakses mode gratis pada aplikasi facebook untuk berdiskusi pada group facebook karena akan dinilai sikap kami oleh guru mata pelajaran.
Sekolompok siswa termasuk aku juga membuat salah satu media pembelajaran online untuk mengakses segala tugas yang di berikan bapak/ibu guru.
Tetapi, salah satu pak guru kami dan juga adalah wali kelas XI IPA, Pa Thom Fallo membuat grup belajar mengajar antara guru dengan siswa, nama grup facebook itu adalah KBM ONLINE MAPEL BIOLOGI (Kegiatan Belajar Mengajar Online Mata Pelajaran Biologi).
Dalam group Facebook tersebut terjadi interaksi, komunikasi, tanya jawab, diskusi, arahan, motivasi antara guru dengan siswa. Pak guru selaku admin.
Kami disuruh untuk masing-masing siswa menanam tanaman sirih lima pohon, piara ayam satu pasang, tanam sayur di bedeng dengan ukuran 5×5 m (kalau bedeng tidak ada tanam di polibag) dan tanam anakan pohon (mahoni, dll) minimal 10 pohon di polibag.
Tugas ini sudah diberikan sejak bulan januari namun sekarang sudah saatnya utuk siswa/i melaporkannya.
Ini sudah menjadi kewajiban kami sebelum liburan ini diadakan.
Berkaitan dengan liburan akibat dari ulah virus corona ini, kami akhirnya disuruh untuk melaporkan kerja kami atau tugas kami di rumah dengan mendokumentasikan (foto) lalu memposting karya dari hasil tanam menanam dan memelihara ternak ayam dalam group bimbel online ini.
Ada ratusan siswa yang mendapat tugas ini yaitu kelas X MIPA 1, X MIPA 2, XI MIPA, XII MIPA dan XII IIS 2. jadi jumlahnya sekitar 100 lebih orang dan jika dikalkulasi maka jumlah populasi ayam, sirih, dan sayur mayur di Kecamatan Insana Barat.
Tetapi soal tugas ini, pak guru kami tidak memaksa harus kerja. Dia hanya memberikan tugas tapi tidak memaksa harus dikerjakan.
Tapi sialnya, pa guru tersebut diam-diam menilai karakter kami. Apakah kami bertanggung jawab, optimis, ulet dan kreatif atau tidak?
Ada juga yg membuat pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan materi biologi, lalu semua mencari jawaban pada sumber buku lalu menjawabnya.
Namun kekurangan kami itu, sebagian siswa tidak memiliki hp android jadi sulit untuk dihubungi. Juga group kami ini bukan di akun twitter, atau akun Iain atau WA tapi di akun facebook.
Meski kami yang lain menggunakan mode gratis tapi yang terpenting kami bisa berdiskusi bersama sama, memposting tugas rumah dan lain sebagainya.
Kami tidak patah semangat, tetap stay di rumah saja, jaga jarak dan belajar dari rumah agar menambah wawasan.
Penulis: Maria Magdalena Neno (Siswa Kelas XI MIPA SMAN Insana Barat, TTU-NTT)
Editor: Thom Fallo
Kami para pelajar hanya berdoa agar virus covid-19 ini cepat menghilang agar kami bisa belajar dan sekolah dengan normalπ
ReplyDeleteSemoga virus covid-19 cepat berakhir, agar kami para pelajar bisa sekolah dengan normal lagiππ
ReplyDeleteSaya adalah salah satu dari prlajar online biologi tersebut,dan saya berharap virus covid 19 ini cepat hilang agar kami bisa belajar normal seperti yang dulu ππ»
ReplyDeleteKami para pelajar berharap agar covid19 cepat hilang dan kami bisa kembali beraktivitas disekolah dengan normal
ReplyDeleteKami para pelajar berharap agar virus covid 19 ini dapat berakhir agar kmi bisa dapat kembali beraktifitas di sekolah dengan normal seperti dulu lagi ππ
ReplyDeleteKeren skl KK Elen bisa menuliskan artikel sebagus ini☺
ReplyDeleteKebangkan terus ya kemampuannya ka
Semoga covid ini bisa hilang cepat agar kmi bisa sekolah normal dan tidak mengalami kesusahan lagiππ
ReplyDelete