Bermimpi Jadi Tukang Ojek Sukses Akhirnya Jadi Guru

Kisah ini merupakah kisah yang tak pernah saya bayangkan semenjak saya berada di bangku pendidikan Sekolah Menengah Atas.

Saya terpaksa menulis kisah ini hanya untuk memotivasi saudara dan saudari saya yang masih sekolah, bahwa hidup ini kita mengalami perubahan yang sangat cepat.

Kita manusia boleh merencanakannya namun Tuhan yang akan menentukan semuanya.
Berangkat dari kehidupan keluarga saya, yang mana ayah saya berkerja sebagi tukang bangunan dan ibu saya hanyalah ibu rumah tangga. Di samping sebagai ibu rumah tangga, ia pun sebagai petani kebun dan pekerja batu merah dan juga suka menenun.

Tentang pendidikan, waktu itu saya Sekolah di SMA Negeri 1 Kefamenanu, Kabupaten Timor Tengah Utara, Propinsi Nusa Tenggara Timur. Masuk pada tahun 2004 dan lulus pada tahun 2007. Saya tergolong anak yang berasal dari keluarga tak mampu alias miskin, maka semenjak sekolah saya dibantu beberapa sumber beasiswa baik dari sekolah maupun dari kelurahan.

Waktu itu beasiswa dari berbagai sumber tersebut sangat besar nilainya sehingga saya pun kemudian nekat membuka rekening di BRI Unit Kartini, Kefamenanu untuk menabung. Uang itu disisihkan dengan maksud setelah tamat SMA saya dapat melanjutkan pendidikan tinggi di Universitas Nusa Cendana Kupang.

Namun semua impian itu lenyap dimakan waktu, karena satu minggu sebelum mendengar hasil kelulusan tingkat SMA pada bulan Mei tahun 2007, Ayah saya menghembuskan nafas terakhir, sehingga uang yang saya tabung untuk melanjutkan ke pendidikan tinggi dipergunakan untuk membiayai semua urusan duka Ayah saya. Akhirnya uang saya habis terpakai dan tidak meninggalkan sedikitpun.

Setelah mendengar hasil UN SMA, saya dinyatakan lulus. Setelah lulus, saya bersama Ibu yang hanya berpredikat sebagai seorang janda, berbekal fisiknya yang kecil, setiap hari hanya berkebun, menenun dan membuat batu merah untuk dijual sehingga bisa memenuhi kebutuhan hidup kami setiap hari.

Rejekipun datang pada saya yaitu keluarga dari ayah saya memberikan saya uang sebesar Rp.2.000.000. Uang itu kemudian saya gunakan untuk kredit motor dan digunakan untuk ojek. Tidak ada jalan lain selain mencari nafkah dengan cara ojek.

Saya kemudian memutuskan untuk tidak lagi melanjutkan ke pendidikan tinggi. Saya mau ojek saja, karena tidak memiliki keterampilan lain. Kebetulan saya bisa mengendarai motor jadi jalan satu-satunya yaitu ojek untuk mencari uang.

Jadi setelah tamat SMA tahun 2007, pekerjaan saya tiap hari adalah ojek. Mulai ojek pukul 05.30, istarahat siang itu pukul 01.00 siang dan masuk pada malam hari pukul 08.00. Jadi selama satu tahun itu saya ojek. Saya tidak pernah berpikir lagi untuk mau melanjutkan ke pendidikan tinggi.

Saya hanya mau fokus ojek dan ingin menjadi pengusaha ojek dan kemudian akan mempekerjakan orang lain.

“Berbahagialah teman-teman saya, yang hidup serba ada, hidup serba lengkap kebutuhannya, hidup tanpa rasa beban karena masih memiliki orang tua yang selalu siap untuk membiayai kebutuhan hidup setiap hari dan membiayai kebutuhan pendidikan teman-teman. 

Khusus bagi adik-adik saya, saudara-saudari saya, teman-teman saya, tetaplah semangat memanfaatkan keringat dan jerih payah orang tuamu untuk rajin sekolah, belajar sekuat tenaga karena mimpi dari orang tua adalah kelak kamu sukses dan masa depanmu tercapai melalui bangku pendidikan.

Seiring berjalannya waktu, keluarga saya pun memaksa saya untuk melanjutkan pendidikan tinggi di Universitas Timor Kefamenanu, karena dekat dengan tempat tinggal saya sehingga sambil kuliah saya bisa ojek untuk mencari uang. Keluarga sayalah yang berniat untuk membiayai masuk pertama untuk kuliah, saya tidak pernah berniat untuk kuliah lagi.

Jadi biaya pertama itu dari keluarga, sedangkan untuk seterusnya saya yang berusaha membiayainya sambil membayar kredit motor di diler.

Saya pun kemudian mengiyakan permintaan tersebut, sehingga pada tahun 2008, saya mendaftarkan diri pada Universitas Timor dan masuk pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Program Studi pendidikan Biologi. Saya ingin menjadi guru biologi.

Dalam perjalanan pun saya mulai kuliah sambil ojek. Memang pada waktu itu saya terbeban sekali dengan biaya untuk kuliah. Pakaian kuliah pun hanya dua potong, buku-buku pun saya manfaatkan di perpustakaan. Satu hal yang saya lakukan dan tidak pernah orang lain lakukan yaitu ojek sambil belajar. Jadi ketika berada dipangkalan ojek untuk menunggu penumpang, saya membaca buku catatan biologi saya sejak SMA. Jadi ya ojek sambil belajar dan belajar sambil ojek.

Soal prestasi, bukan untuk kesombongan pribadi tetapi memang saya serius belajar sambil kerja dan nilai Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) setiap semester adalah 3,00 sampai 4,00. Untuk memperoleh IPK tersebut bagi saya adalah usaha yang keras dan tidak santai karena saya bukan belajar saja tapi sambil kerja sehingga waktu saya tersita banyak.

Lima tahun, sepuluh semester saya selalu menangis setiap semester karena tidak mampu untuk membayar registrasi, dan pernah pada semester lima saya memutuskan untuk tidak mau melanjutkan kuliah saya, tapi ibu saya menjawab “ biar saya utang juga, kamu tetap kuliah”. 

Puji syukur dan terimah kasih tak terhingga pada Tuhan, keluarga dan sahabat saya yang selalu mendorong, memotvasi dan membantu saya sehingga pada tahun 2013 tepatnya bulan Juli saya wisuda dengan IPK Cumlaude (prestasi istimewa).

Kata orang, nilai itu tidak penting. Tapi bagi saya pencapaian nilai itu merupakan usaha dan kerja keras selama bertahun-tahun dan tidak segampang membalik telapak tangan.

Setelah saya wisuda, saya dirusuh oleh keluarga saya untuk melamar pada satu Sekolah yaitu di SMA Negeri 2 Kefamenanu. Spesialis ilmu saya yaitu Guru, namun saat saya melamar pertama kalinya saya diarahkan untuk menjadi staf Operator Komputer. Saya pun mengiyakan tawaran pekerjaan itu. Sambil bekerja di SMAN 2 Kefamenanu, saya tetap belajar dan membaca karena ada informasi bahwa akan diadakanbtes CPNS pada tahun 2014.

Pada tahun 2014 ada pembukaan Tes CPNS, saya mengikutinya dan Puji Syukur pada Tuhan saya lulus Tes CPNS 2014 dengan sistem online tanpa KKN dengan formasi Guru Biologi pada Kabupaten Timor Tengah Utara.

Akhir cerita pilu dan banyak dramatis ini, yang awalnya saya bermimpi untuk jadi tukang ojek akhirnya saya menjadi seorang guru pada SMA Negeri Insana Barat, Timor Tengah Utara sampai sekarang.

Pesan moral yang mau saya sampaikan kepada pembaca sekalian, khususnya adik-adik saya yang masih SMA ataupun kuliah adalah teruslah bermimpi, manfaatkan kesempatan jika orang tua masih mampu membiayai kebutuah pendidikan anda. 

Jika orang tua anda sudah tiada maka anda mau berharap pada siapa lagi, kalau bukan orang tua anda. Hanya orang tua yang ingin anda berhasil, hanya orang tua yang ingin melihat anda sukses, hanya orang tua yang ingin anda bahagia. Orang tua akan bahagia ketika melihat anaknya berhasil.

Tetapi jika anda tidak memanfaatkan kebaikan orang tua anda dengan baik, jangan kecewa, jangan sedih dan jangan menyalahkan pihak lain. Itu adalah kesalahanmu sendiri, anda yang tidak mampu mengelola diri anda, anda yang tidak mampu mengelola hidup anda.

Teruslah menggelorakan api semangatmu untuk menggapai cita-cita besarmu. Apalagi anda yang berasal dari keluarga tak mampu seperti saya. Tetap semangat. Tuhan memberkatimu. 

Penulis: Thom Fallo


Post a Comment for "Bermimpi Jadi Tukang Ojek Sukses Akhirnya Jadi Guru "