Akibat Dari Belajar adalah Perubahan Tingkah Laku
Menurut teori ini, dalam belajar yang penting adalah input
yang berupa stimulus dan output yang berupa respon.
Berdasarkan teori ini jika kita membandingkan teori dengan
pengalaman nyata dalam kehidupan sehari-hari apalagi dalam lembaga pendidikan,
fakta membuktikan kalau dalam prores pembelajaran itu ada input dan output.
Guru mengajar, mendidik dan membina peserta didik, dan jika peserta
didik gagal dalam hal tidak naik kelas atau tidak lulus dalam suatu proses yang
berkesinambungan maka inputnya kurang baik sehingga menghasilkan ouput yang
kurang baik juga.
Stimulus yag diberikan guru kepada peserta didik itu gagal.
Kenapa gagal? Kerena peserta didik gagal dalam membingkai dirinya selama satu
semester baik dari segi pengetahuan, keterampilan , sikap spiritual maupun
sikap sosialnya.
Guru dalam tugasnya sebagai pendidik, pengajar dan pembina
tidak mampu mendidik, mengajar dan membina anak selama semester berjalan
sehingga anak dipustuskan untuk gagal.
Pemerintah, orang tua dan masyarakat mempercayakan lembaga
pendidikan untuk mendidik, membina dan
mengajar anak tapi akhirnya anak tersebut gagal? Patut dipertanyakan sudah
sejauh mana guru mendidik , membimbing dan membina anak tersebut.
Pengalaman nyata saya beberapa tahun lalu, adik saya
dikeluarkan dari sekolah karena belum melunasi kewajibannya yaitu membayar uang
SPP. Anak itu kemudian dipulangkan dari sekolah dan tidak mengikuti ujian
semester. Setelah orang tua mendapatkan uang, lalu pergi ke sekolah untuk
melunasi kewajibannya, tapi dari sekolah tidak mau menerimanya. Akhirnya anak
itu putus sekolah.
Contoh nyata ini membuat saya berkesimpulan bahwa lembaga
pendidikan juga punya kontribusi untuk membunuh masa depan anak, karena anak
adalah generasi penerus bangsa. Artinya
bahwa guru gagal membimbing siswa.
Siswa di sekolah juga punya orang tua yaitu wali kelas. Tapi toh, kenapa hal ini ada yang terjadi demikian. Di mana peran orang tua di sekolah, di mana peran guru dalam mengeluarkan anak dari ruang kegelapan?
Siswa di sekolah juga punya orang tua yaitu wali kelas. Tapi toh, kenapa hal ini ada yang terjadi demikian. Di mana peran orang tua di sekolah, di mana peran guru dalam mengeluarkan anak dari ruang kegelapan?
Siswa pintar atau bodok itu relatif karena latar belakang
siswa itu berbeda-beda. Tapi kalau karakter siswa buruk, itu patut kita
pertanyakan? Sudah sejauh mana guru membimbing siswa setiap hari. Guru dengan
segala kesibukannya baik itu kesibukan mengatur dirinya sendiri, mengurus rumah
tangganya, mengurus kepentingannya bisa saja mengabaikan profesinya yang mulia
itu sehingga mengakibatkan siswa gagal secara pengetahuan, keterampilan dan
sikap.
Apalagi guru juga memiliki karakter buruk seperti tidak
menghargai orang, sombong, melayani orang tua wali siswa tidak dengan hati,
tata krama berkomunikasi yang tidak etis.
Sikap guru tersebut mencerminkan degradasi mental serta
karakter. Bagaimana dengan siswanya? Sangat disayangkan.
Apakah prinsip bahwa siswa gagal, guru gagal dan siswa berhasil, guru berhasil? ataukah siswa gagal, guru berhasil dan siswa berhasil guru gagal, atau juga siswa gagal bukan salah guru, siswa berhasil adalah guru yang hebat? mungkin juga siswa gagal karena dirinya sendiri tapi jika siswa berhasil maka guru juga yang berhasil.
Masalah pendidikan adalah masalah bersama yang haru kita pecahkan bersama, bersama mencari solusi menggunakan kepala dingin dan hati yang tulus.
Tentu untuk membangun karakter bangsa tidaklah mencukupi sekadar melakukan penataan beban kerja guru, yang lebih penting adalah memberdayakan guru dengan menyediakan peraturan dan lingkungan yang mendukung guru agar konsisten dan ajek hadir di sekolah sebagai pengajar dan pendidik.
Apakah prinsip bahwa siswa gagal, guru gagal dan siswa berhasil, guru berhasil? ataukah siswa gagal, guru berhasil dan siswa berhasil guru gagal, atau juga siswa gagal bukan salah guru, siswa berhasil adalah guru yang hebat? mungkin juga siswa gagal karena dirinya sendiri tapi jika siswa berhasil maka guru juga yang berhasil.
Masalah pendidikan adalah masalah bersama yang haru kita pecahkan bersama, bersama mencari solusi menggunakan kepala dingin dan hati yang tulus.
Tentu untuk membangun karakter bangsa tidaklah mencukupi sekadar melakukan penataan beban kerja guru, yang lebih penting adalah memberdayakan guru dengan menyediakan peraturan dan lingkungan yang mendukung guru agar konsisten dan ajek hadir di sekolah sebagai pengajar dan pendidik.
Hanya melalui kehadiran mereka yang memberikan inspirasi dan memotivasi, pendidikan karakter akan lebih efektif dilaksanakan sebagai bagian dar revolusi mental bangsa (Mendikbud)
Selamat berefleksi, menuju bangsa yang kuat, membingkai
NKRI. Merdeka.
Penulis: Thom Fallo
Post a Comment for "Akibat Dari Belajar adalah Perubahan Tingkah Laku"