Terlalu Emosi Dan Salah Persepsi Akibatnya Fatal
Anjing itu pandai dan setia serta turut membantu si petani dalam hal berburu dan menjaga rumah bila keluarga tersebut pergi meninggalkan rumah, sehingga si petani dan istrinya sangat menyayangi anjing peliharaan mereka.
Pada suatu hari Neno ingin pergi ke pasar untuk menjual hasil panennya, namun hasil panen yang dibawa sangat berat maka Neno meminta istrinya untuk membantu sang suaminya supaya bisa bawa ke pasar dan menjualnya. Jadi saat ke pasar anak mereka Afoan di tinggalkan sendirian dirumah (tidur lelap di ayunan).
Keluarga ini sangat percaya kepada anjingnya untuk menjaga Afoan. Pergilah mereka ke pasar untuk berjualan. Setelah menjual hasil panennya mereka pun langsung pulang ke rumah, dan saat tiba di depan rumah, lalu anjing tersebut bergegas keluar menjemput mereka sambil melompat–lompat dan menggonggong tidak seperti biasanya.
Suami istri itu pun heran dan merasa tidak nyaman, lalu mereka memperhatikan anjing tersebut ternyata tubuh anjing itu berlumuran darah segar.
Kata Haki…………. Lihat ini bapak, anjing kita berlumuran darah ! pasti telah terjadi sesuatu terhadap anak kita. Istrinya berteriak histeris dan menangis lalu berlari masuk ke dalam kamar.
Kata Neno dalam hati “ Kurang Ajar, Pasti kau telah makan anak kami, diselimuti emosi yang memuncak, tiba-tiba Neno mengambil sebuah kayu kudung dan memukul anjing di bagian kepalanya berulang kali, dan akhirnya anjing itu dengan sendirinya mati.
Maka bergegaslah bapak Neno masuk mengikuti istrinya ke dalam kamar, lalu mereka dua menangis histeris menuju ke ayunan melihat anaknya, ternyata anak mereka masih tidur nyenyak, dan terlihat seekor ular (umeke: bahasa dawan) yang berada di sudut rumah dengan darah yang berceceran di lantai.
Rasa menyesal begitu menghantui bapak Neno dan mama Haki, ternyata tadi anjing kita berlumuran darah bukannya memakan anak kita namun anjing telah memakan ular dan menyelamatkan anak kita dari gigitan ular.
Kesalahan fatal telah mereka lakukan, emosi yang tidak terkendali membuat mereka telah membunuh anjing kesayangan mereka, Tentu penyesalan jelasnya datang pada akhir karena tidak mungkin mereka membuat anjing kesayangan mereka untuk hidup kembali. Nasi Sudah Menjadi Bubur.
Dengan demikian, saya mau katakan bahwa di kehidupan ini, dan di ini kehidupan sebagai manusia, begitu banyak cobaan, permasalahan, perselisihan pendapat, bahkan peperangan hanya muncul dari emosi yang tidak terkontrol.
Oleh karena itu saya mengutip sebuah kata untuk menjadikan sebagai inspirasi “ Jangan Mengambil sebuah keputusan di saat emosi, sebab akibatnya akan konyol dalam diri sendiri.
Mari kita belajar dan melatih diri agar kita mampu mengendalikan diri secara bijak dan sabar, sebab jikalau engkau merasa diri untuk belajar, janganlah orang lain yang kau gugat tapi gugatlah dirimu sendiri untuk memperoleh pribadi yang sadar akan kehidupan di dunia ini. Sekian. Semoga bermanfaat
Sumber Cerita Pendek ini tidak teridentifikasi.
Thom/Mimpi NTT
Post a Comment for "Terlalu Emosi Dan Salah Persepsi Akibatnya Fatal"