Inilah Penyebab Terjadinya Kedangkalan Literasi
1. PISA (Programme For International Student Assesment) 2012
menyebutkan bahwa peringkat minat baca siswa Indonesia urutan 64 dari 65
negara.
2. PIRLS ( Progress I International Reading Literacy) 2011
menyebutkan bahwa peringkat minat baca Indonesia urutan 42 dari 45 negara.
3. World’s Most Literate Nations, menyebutkan bahwa peringkat
minat baca Indonesia urutan 60 dari 61 negara.
4. UNESCO pada tahun 2012 melansir indeks tingkat pembaca orang
indonesia hanya 1 dari 1.000 orang yang
memiliki minat baca (persentasenya 0,001%).
Melihat fakta tersebut Kementrian Pendidikan dan kebudayaan
menerbitkan Permendikbud No 23 Tahun 2015 tentang Penumbuhan Budi Pekerti.
Salah satu point penting dari peraturan tersebut adalah mewajibkan sekolah menyelenggarakan program waktu 15 menit membaca buku nonteks pelajaran sebelum hari pembelajaran dimulai (setiap hari).
Salah satu point penting dari peraturan tersebut adalah mewajibkan sekolah menyelenggarakan program waktu 15 menit membaca buku nonteks pelajaran sebelum hari pembelajaran dimulai (setiap hari).
Diharapkan melalui kegiatan ini maka siswa terbiasa membaca
buku setiap hari dan terbentuk budaya baca di sekolah.
Beberapa cara yang dilakukan untuk mengaktifkan program 15
menit membaca buku nonteks pelajaran setiap hari adalah :
1. Membaca Nyaring (Real Aloud) : Guru membaca buku kepada siswa dengan suara
nyaring, siswa mendengarkan dan menyimak dengan saksama dan guru harus selalu menjaga interaksi dengan siswa, guru dan siswa berdiskusi mengenai isi buku, menumbuhkan minat baca dan pemahaman siswa, mengenalkan kosa kata baru dan menjadikan guru sebagai
teladan baca.
2. Membaca mandiri (Independent Reading) : Memfasilitasi siswa membaca secara perorangan
sesuai dengan minat dan kecepatan baca masing-masing sesuai buku yang
dipilihnya dan membangun ekosistem sekolah yang gemar membaca.
3. Membaca bersama ( Shared Reading) : Guru memberi contoh membaca dengan baik dan benar dan meningkatkan kefasihan membaca siswa melalui
intonasi dan tempo membaca.
4. Membaca Terpandu (Guided Reading) : Guru membuat kelompok membaca yang terdiri dari
4 sampai 6 siswa, meningkatkan pemahaman siswa tentang buku yang
dibacanya melalui berdiskusi isi bacaan dan fasih membaca karena terbentuk dari hasil baca
dan diskusi dengan pendampingan guru.
Ada beberapa hal yang diperhatikan dalam kegiatan membaca
yaitu :
1. Buku yang digunakan adalah buku bacaan selain
buku pelajaran
2. Siswa diperkenankan untuk membawa buku dari
rumah
3. Kegiatan membaca berfokus pada pembentukan
sikap peserta didik dan bersifat memotifasi mereka.
4. Kegiatan membaca harus berlangsung dalam kondisi yang
menyenangkan.
4. Guru menjadi teladan membaca bagi siswa sehingga
guru turut membaca saat siswa membaca
Hal-hal yang biasa didiskusikan setelah membaca antara lain
:
1. Topik atau tema cerita
2. Tokoh cerita
3. Alur cerita
4. Pesan cerita
5. Pengembangan cerita
Agar terciptanya budaya membaca, lingkungan sekolah harus
kondusif bagi kegiatan membaca yaitu mendekatkan mereka pada buku dimana pun
berada.
Beberapa lokasi membaca siswa yaitu Sudut baca ; lokasi yang
berada dibagian belakang kelas dihiasi dengan poster untuk memotifisasi para pembaca,
pojok literasi ; dapat dibuat di kebun, halaman, kantin, area tunggu orang tua,
parkiran serta area lain yang aman dan nyaman untuk digunakan sebagai tempat baca.
YUK, Sukseskan program 15 menit membaca buku nonteks pelajaran sebelum waktu belajar dimulai setiap hari.
Post a Comment for "Inilah Penyebab Terjadinya Kedangkalan Literasi"