Cerita Membangun Literasi Di SMAN Insana Barat

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab I Ketentuan Umum Pasal 1 point 1 menjelaskan bahwa Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.

Dalam Undang Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 1989 Tentang Sistem Pendidikan Nasional disebutkan bahwa pendidikan nasional bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.

Berbicara tentang Gerakan Literasi Sekolah (GLS) tentunya merujuk pada Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Nomor 23 Tahun 2015 Tentang Penumbuhan Budi Pekerti. 

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mempunyai program unggulan bernama Gerakan Literasi Bangsa yang bertujuan untuk menumbuhkan budi pekerti anak melalui budaya literasi yaitu membaca dan menulis. 

Salah satu kegiatannya adalah 15 menit membaca buku sebelum waktu belajar dimulai. Secara kultural masyarakat kita belum mempunyai semangat literasi yang tinggi. Warga sekolah juga belum mempunyai semangat literasi yang tinggi.

Gerakan literasi di sekolah merupakan suatu gerakan perubahan yang progresif revolusioner sehingga mendorong semangat siswa agar trampil dan berbudaya dalam membaca dan menulis. 

Dengan membaca dan menulis, sesuatu yang kita belum diketahui dapat kita ketahui. Di sekolah siswa lebih banyak bermain, bercerita, ribut, jalan ke sana ke mari tanpa tujuan dari pada membaca buku. 

Kurangnya pengetahuan siswa di bangku pendidikan adalah karena siswa telah terkontaminasi oleh virus malas membaca dan menulis, sebab sumber pengetahuan adalah jika kebiasaan membaca dan menulis dapat kita tingkatkan dalam kehidupan sehari-hari baik di sekolah maupun di masyarakat.

Minat membaca masyarakat khususnya anak usia sekolah masih sangat rendah. Data dari United Educational, Scientific, and Cultural Organization (UNESCO) menyebutkan bahwa minat baca anak Indonesia hanya 0,01 %. Artinya dari 10.000 anak bangsa, hanya satu orang yang senang membaca.

Seperti yang dilansir di beberapa media waktu lalu, Duta baca Perpustakaan Nasional Republik Indonesia Najwa Shihab mengatakan bahwa minat membaca masyarakat Indonesia sangat rendah dibandingkan dengan Negara-negara lainnya. 

Berdasarkan hasil study the Organisation For Economic Cooperation and Development (OCED) melalui program PISA-nya, menyatakan bahwa kemampuan siswa Indonesia dalam bidang literasi masih tertinggal dari Negara lain, berada pada peringkat 61 pada tahun 2012.

Saat ini minat baca masyarakat Indonesia sangat rendah. Sebagian masyarakat Indonesia kesulitan mengakses buku secara pribadi untuk membaca. 

Selain kesulitan akses untuk memperoleh buku bacaan, juga tidak adanya penanaman kebiasaan membaca sejak dini sehingga menyebabkan rendahnya minat baca dan pengetahuan anak usia sekolah. 

Karena pada usia sekolah anak dipacu untuk memperoleh pengetahuan sebanyak-banyaknya yang kelak dipergunakan untuk kepentingan hidupnya. 

Oleh karena itu orang tua dan sekolah sangat penting dalam memfasilitasi anak untuk membaca baik dari segi waktu dan ketersediaan fasilitas.

Di Kefamenanu, Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU), Nusa Tenggara Timur (NTT) sebagai Kabupaten Perbatasan NKRI-RDTL kini memiliki banyak tempat baca secara gratis. Tempat baca tersebut antara lain Kantor Perpustakan daerah Kabupaten TTU, Telkom Kefamenanu dan pengguna handphone jenis android (buku elektronik).

Di Kantor Perpustakan Daerah banyak sekali buku-buku bacaan yang dapat dibaca secara gratis. Kehadiran pembaca di perpustakaan daerah juga sangat minim. Berdasarkan pengamatan, pengunjung hanya datang dan menggunakan fasilitas perpustakaan saat mengerjakan tugas sekolah atau kuliah. 

Biasanya dikunjungi oleh mahasiswa dan siswa yang sekolah atau rumahnya tidak terlalu jauh dari kantor perpustakaan, padahal Perpustakaan Daerah ini milik seluruh masyarakat Kabupaten TTU.

Bagi pengguna adroid kesempatan emas inilah yang harus ditanggapi oleh anak usia sekolah untuk mendownload materi-materi pembelajaran dan buku-buku elektronik sebagai bahan bacaan di rumah dan di sekolah agar menambah wawasan dan ilmu pengetahuan. 

Kegiatan literasi selama ini selalu disamakan dengan aktivitas membaca dan menulis, namun bisa juga disamakan dengan cara seseorang berkomunikasi dalam kehidupan sehari-hari di masyarakat. 

Gerakan literasi sekolah adalah suatu gerakan partisipatif untuk meransang warga sekolah yaitu siswa, pendidik dan tenaga kependidikan untuk membiasakan budaya membaca, menulis dan berkomunikasi yang baik dan benar. 

Selama ini yang dibiasakan di sekolah adalah 15 menit sebelum kegiatan belajar mengajar siswa dan guru membaca buku yang disesuaikan dengan konteks atau target sekolah dan pendidik.

SMA Negeri Insana Barat adalah sekolah berstatus negeri yang terletak di Desa Letneo Selatan, Kecamatan Insana Barat, Kabupaten TTU, Provinsi NTT dengan jumlah Siswa sebanyak 318 orang, memiliki 12 rombongan belajar dan jumlah pendidik dan tenaga kependidikan  sebanyak 35 orang. Jarak pusat kota kabupaten dengan sekolah sekitar 20 Km. 

Saya salah satu guru mata pelajaran Biologi, penggiat literasi di sekolah. Langkah awal saya untuk mengembangkan dan menginspirasi kegiatan literasi di sekolah adalah saya harus memulai dari dalam diri saya. 

Saya harus berbuat dari dalam diri saya sehingga bisa menjadi contoh bagi warga sekolah dan masyarakat. Dengan cara saya yang sederhana saya ingin mendorong kegiatan literasi di sekolah. 

Ingin menginspirasi warga sekolah, siswa dan guru untuk giat membaca, menulis dan berkomunikasi yang baik menggunakan tata bahasa yang baik dan benar. Awal mulanya saya menulis cerita pendek tentang pengalaman hidup saya.

Setelah selesai menulis saya kemudian berpikir bagaimana saya mempublikasi tulisan saya agar orang dapat membaca. Pikiran saya hanya satu yaitu membuat Majalah Dinding (Mading) di sekolah. Salah satu gebrakan yang saya buat adalah program Majalah dinding setiap kelas dan majalah dinding umum. 

Setelah program majalah dinding dikerjakan dan dijalankan di sekolah, kemudian saya berharap agar setiap tulisan bisa dipublikasikan sehingga semua masyarakat dapat membaca. Salah satu cara adalah membuat tabloid sekolah. Tabloid sekolah salah satu bentuk media cetak untuk mempublikasi karya tulis. 

Setelah tabloid selesai dikerjakan, tabloid sekolah tersebut dicetak dan diperbanyak kemudian saya jual di masyarakat. Banyak sekali tanggapan positif dari masyarakat terhadap aktivitas yang saya buat. 

Kemudian saya berpikir  tentang perkembangan jaman yang semakin canggih, arus teknologi informasi dan komunikasi yang semakin cepat dan tepat maka saya menghubungkan karya tulis dengan teknologi informasi.

Saya membuat blog. Semua tulisan dipublikasikan lewat media online yaitu blog. Jadi ada tiga bentuk karya literasi yang saya kembangkan di sekolah untuk memacu, mendorong, meransang dan menginspirasi warga sekolah yaitu majalah dinding, tabloid sekolah dan blog. 

Semua tulisan tentunya dipublikasi di media cetak dan online agar masyarakat umum dapat  membaca hasil karya tersebut dan mudah-mudahan ada pengaruh yang signifikan dari apa yang saya buat. Untuk mencapai kegiatan tersebut tentunya berawal dari budaya membaca, menulis dan berkomunikasi secara baik dan benar.

Harapan dari saya adalah pada akhirnya warga sekolah selain melaksanakan tugas pokok sebagai pelajar dan pengajar tentunya juga punya keterampilan dibidang membaca, menulis dan berkomunikasi, karena pengetahuan itu ada di buku. 

Ada buku cetak, buku elektronik dan bahan bacaan lainnya. Terciptanya budaya kebiasaan membaca dan menulis di keluarga, sekolah dan masyarakat kiranya dapat menambah wawasan dan ilmu pengetahuan.

Hasil akhir yang ingin dicapai dari gerakan literasi yang dikembangkan di sekolah adalah menumbuhkembangkan budi pekerti siswa melalui pembiasaan menulis dan membaca, meningkatnya wawasan dan ilmu pengetahuan lewat membaca dan menulis, dan kegiatan membaca dan menulis dapat menjadi kegemaran siswa dan guru tersendiri sehingga dapat mempengaruhi masyarakat secara umum. Meningkatnya kapasitas warga sekolah dan lingkungan pembelajaran yang aktif, kreatif, inovatif dan menyenangkan.

Adapun beberapa cara yang saya lakukan untuk mengembangkan literasi dasar di sekolah secara bertahap untuk memacu, mendorong, merangsang dan menginspirasi warga sekolah yaitu :

1. Gerakan Majalah Dinding (Mading)

Sebelum saya menggambarkan soal kegiatan membuat mading. Saya bertugas pertama di SMAN Insana Barat 1 Maret 2015. Awal mulanya saya mengamati kegiatan pengembanagan diri warga sekolah. 

Hari demi hari saya mengusulkan kepada kepala sekolah untuk membuat papan mading kelas dan mading sekolah. Kepala sekolah menjawab impian saya yaitu mengadakan papan mading. Pada setiap kesempatan baik rapat dewan guru dan apel bersama siswa saya selalu mengkampanyekan adanya kegiatan pengembangan literasi sekolah yaitu dengan membuat mading setiap kelas dan mading sekolah. 

Mading yang saya gagas yaitu memuat judul mading setiap kelas sehingga menggambarkan kepribadian dan motivasi anggota kelas, sedangkan mading sekolah saya memberi nama MIMPI yang berarti Mengejar Impian Melalui Pendidikan. 

Dalam  isi mading itu memuat kata pengatar, tim redaksi, cerpen, pantun, puisi, kisah inspiratif, artikel dan berita. Isi mading selalu di update setiap bulan. Diganti dengan tulisan-tulisan baru, sedangkan tulisan lama dimuat dalam tabloid sekolah dan blog.

Saya  kemudian mendeklarasikan mading sekolah sebagai simbol wisata  sekolah. Melalui mading kelas siswa diwajibkan untuk menulis, dan sebelum menulis tentunya  harus membaca. Jadi sebenarnya roh dari mading adalah membaca dan menulis, setelah itu dipublikasikan dan menjadi salah satu karya wisata sekolah.

Menjadikan mading sebagai salah satu karya wisata sekolah adalah salah satu bentuk gerakan untuk mengajak warga sekolah membaca hasil karya siswa yang telah dibuat dan dipasang pada mading.  Sedangkan mading sekolah merupakan karya dari guru-guru. Guru-guru harus menjadi motor penggerak dan teladan dalam mengembangkan literasi sekolah.

2. Tabloid Sekolah

Tabloid adalah satu satu format surat kabar yang memuat kumpulan artikel dan berita yang diterbitkan oleh sekolah sebulan sekali. Nama tabloid sekolah yang saya buat adalah MIMPI yang artinya Mengejar Impian Melalui Pendidikan. 

Niat awal saya untuk membuat tabloid adalah karena terdapat banyak sekolah yang ada di di Kabupaten TTU namun belum mempunyai gagasan-gagasan yang luar biasa untuk menciptakan karya tulis dalam bentuk tabloid sekolah.

Ada Yang sekolah yang membuat tabloid sekolah tetapi di cetak oleh media percetakan. Tabloid ini merupakan media publikasi tulisan siswa dan guru serta masyarakat. Tabloid ini mendorong kemandirian ekonomi karena tabloid ini dijual. Membuat tabloid sekolah tentunya memerlukan waktu yang banyak, biaya, tenaga yang ekstra, ketekunan dan kesabaran yang panjang.

Di samping tugas pokok saya sebagai guru yang sehari-hari adalah mengajar, mendidik, membina dan melatih siswa, saya juga mengatur waktu yang tepat agar bisa menciptakan tabloid sekolah.

Tujuannya adalah menginspirasi warga sekolah dan masyarakat umum. Tabloid yang bernama MIMPI ini memuat 10 halaman kertas hvs ukuran F4, dengan isi 20 halaman bolak-balik. Dibuat secara sederhana, menggunakan bahan milik pribadi. Dicetak menggunakan mesin Printer merk Canon Pixma IP2770, tinta dan kertas dibeli menggunakan uang pribadi.

Pengaturan tabloid menggunakan aplikasi Microsoft Word, jadi setelah dicetak bentuknya seperti buku tulis. Isi tabloid memuat kata pengantar, tim redaksi, artikel, cerita pendek, berita, puisi, pantun, humor, karya inspiratif dan serba-serbi. Karya tabloid ini pernah dijual dan laku terjual di kalangan masyarakat umum.

Tujuan menjual tabloid sederhana ini adalah mengajarkan kepada warga sekolah dan masyarakat umum bahwa melalui membaca dan menulis tercipta kemandirian ekonomi. Memulai dari hal-hal sederhana namun mempunyai nilai-nilai yang besar. Mengerjakan hal yang kecil tapi memiliki nilai yang besar.

3. Blog

Blog merupakan singkatan dari web blog yang merupakan aplikasi web yang memuat tulisan-tulisan (yang dimuat sebagai posting) pada sebuah halaman web. Nama blog saya adalah Mimpi NTT

Alamat web blog saya adalah www.mimpiintt.com. Penamaan blog tersebut mempunya dua makna yaitu pertama MIMPINNT : Singkatan MIMPI adalah Mengejar Impian Melalui Pendidikan sedangkan NTT adalah Provinsi Nusa Tenggara Timur. 

Mengejar impian melalui pendidikan maksudnya setiap orang tentunya memiliki impian yang berbeda-beda agar suatu kelak berhasil atau sukses. Impian itu tentunya diperoleh lewat pendidikan.

Ada pendidikan formal yang dilakukan di lembaga pendidikan seperti Sekolah dan Universitas, sedangkan pendidikan nonformal diperoleh melalui pengalaman-pengalaman belajar di lingkungan tempat tinggal dan pergaulan sehari-hari.

Sejatinya lewat membaca dan menulis lahir pemimpin profesional, berbudi pekerti luhur, kreatif dan inovatif di NTT. Orang tersebut harus mampu memimpin diri sendiri, keluarga, masyarakat, bangsa dan Negara.

Blog yang saya buat selalu memuat dan mempublikasi kegiatan-kegiatan positif, inspiratif dan motivasi dibidang pendidikan, pertanian, peternakan dan semua bidang kehidupan. Isi blog memuat berita, artikel dan cerita pendek inspiratif.

Tulisan di blog tidak mengandung unsur SARA dan fitnah, tetapi yang ditampilkan adalah tulisan-tulisan aktual yang bersifat positif, menginspirasi dan memotivasi masyarakat secara umum. Tentunya blog yang saya buat berharap dapat mempengaruhi, memotivasi dan merangsang siswa dan masyarakat umum untuk senang membaca dan menulis.

Terkait dengan beberapa program literasi yang saya buat, ada berbagai kendala yang saya temukan yaitu masalah waktu karena selain pekerjaan saya sebagai guru yang sehar-hari adalah pengajar, saya juga harus mengatur waktu sehingga dapat menulis dan mengembangkan karya tulis sekolah dan dapat dipublikasi. 

Kendala yang ditemukan siswa di sekolah adalah minimnya bahan bacaan berupa buku-buku fiksi dan nonfiksi sehingga dapat mengembangkan  wawasan siswa lewat kegiatan membaca, menulis dan mempublikasi. Jadi kendala yang paling utama yaitu waktu dan minimnya bahan bacaan untuk warga sekolah baik itu siswa dan guru-guru.

Kendala lain adalah tidak adanya biaya untuk pengadaan mesin cetak yang berkualitas, kertas dan tinta untuk mencetak tabloid sekolah agar dipublikasi dan dipasarkan luas. Tidak adanya biaya pulsa internet agar tulisan-tulisan dapat dimuat di blog dan dipublikasi secara online.

Hasil yang didapat dari beberapa program literasi saya rasa sudah sangat memuaskan walaupun belum sesuai harapan. Tetapi pada prinsipnya siswa akan didorong, diberi semangat, dibiasakan, diamati dan dibimbing untuk dibiasakan membaca dan menulis. 

Meskipun dengan berbagai macam kesibukan sebagai guru di sekolah dan kepala keluarga di rumah tetapi dapat menghasilkan karya berupa mading, tabloid dan blog. Ini salah satu kemajuan yang sangat baik. 

Warga sekolah juga turut aktif ambil bagian dalam mendukung kegiatan-kegiatan literasi sekolah. Siswa dipacu untuk meningkatkan wawasan dan ilmu pengetahuan lewat membaca, menulis dan menghasilkan karya tulisnya yang kemudian dipublikasi. Harapan saya adalah terciptanya budaya senang membaca dan menulis bagi generasi penerus bangsa secara khusus dan masyarakat pada umumnya.

Program literasi yang dijalankan sangat-sangat bermanfaat bagi siswa. Kegiatan membaca dan menulis bagi siswa adalah target utama. Siswa harus dibiasakan, dibimbing dan diamati. Berkaitan dengan program literasi sekolah siswa memperoleh berbagai manfaat yaitu :

1. Siswa dapat menumbuhkan budaya membaca dan menulis
2. Siswa mendapat pengetahuan umum dan informasi yang berguna bagi kehidupannya
3. Siswa dapat mengetahui berbagai peristiwa yang sedang terjadi
4. Siswa dapat meningkatkan kapasitas diri
5. Siswa dapat meningkatkan pembelajaran sosial dan emosional
6. Siswa dapat meningkatkan keterampilannya dalam bidang menulis
7. Siswa dapat menuangkan perasaannya melalui membaca dan menulis

Secara umum penerapan literasi sekolah mampu memberi dampak yang positif dan berjenjang terhadap warga sekolah dan warga masyarakat. Harapan  jangka panjang adalah terciptanya ekosistem masyarakat pendidikan agar kelak dapat bersaing di dunia internasional karena memiliki segudang pengalaman lewat membaca dan menulis.

Adanya perubahan perilaku siswa, semakin terbiasa untuk membaca dan menulis. Tetapi sebelum menulis tentu harus membaca. 

Saat siswa menulis menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar makan siswa harus membaca kosa kata yang benar sesuai Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Dari hal-hal sederhana seperti ini maka secara umum dapat meningkatkan pengetahuan dan wawasan siswa.

Rencana pengembangan program literasi di masa mendatang adalah adanya upaya-upaya yang besar yang terencana dan sistematis dari warga sekolah untuk menumbuhkan semangat budaya membaca dan menulis. 

Di lingkungan sekolah akan dibangun pondok dan taman baca yang sederhana tetapi menarik warga sekolah untuk menjadikan pondok dan taman baca sebagai tempat rekreasi.

Tempat tersebut akan digunakan sebagai tempat membaca dan menulis demi meningkatkan program literasi di sekolah. Kegiatan nyata literasi sekolah akan ditumbuh kembangkan lagi sehingga menjadi subur di lingkungan sekolah. 

Siswa sebagai target utama untuk membaca dan menulis, akan direncanakan membentuk tim penilaian selama proses belajar mengajar berlangsung dan akan dilakukan penilaian.

Penilaian ini berdasarkan banyaknya karya tulis yang dibuat oleh siswa dan persentasi keaktifan siswa di perpustakaan sekolah. 

Siswa yang terbanyak membaca di sekolah dan menghasilkan karya tulis maka pada akhir semester atau akhir tahun pelajaran siswa tersebut akan di nobatkan sebagai Raja dan Ratu baca tulis dan akan diberikan penghargaan untuk memotivasi siswa.

Rencana program literasi ke depan juga akan membuat poster yang berisi gambar dan tulisan pendek dengan tujuan mengajak, memotivasi dan menginspirasi warga sekolah dan warga masyarakat untuk membaca dan menulis. Berkaitan dengan publikasi akan lebih ditingkatkan lagi bentuk-bentuknya. 

Dari bentuk mading yang sederhana akan ditingkatkan lagi kualitas dan bentuknya, model tabloid juga direncanakan untuk di cetak menggunakan mesin cetak dan kertas yang sesuai standar pasar agar dapat menghasilkan tabloid yang modern dan di jual, dan tampilan-tampilan blog yang baik serta meningkatkan isi tulisan agar dapat menarik pengunjung dan pembaca.

Selain guru, jika literasi sudah membudaya pada sekolah diharapkan kepada berbagai pihak untuk turut serta dalam mendukung gerakan ini. Adanya kerja sama yang baik antara sekolah dan pemerintah. 

Guru-guru diberikan bimbingan dan pelatihan tambahan agar menjadi guru profesional, guru kreatif dan guru inovatif sehingga dapat mentransfer ilmunya pada siswa di sekolah. 

Pemerintah membantu sekolah untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas perpustakaan sekolah. Menambah bahan bacaan berupa buku-buku. Gerakan literasi memang sangat membutuhkan kepedulian dan kerja sama semua pihak, bukan saja menjadi tanggung jawab pihak tertentu saja. 

Peran orang tua dan wali siswa juga penting untuk mendorong gerakan literasi. Bukan saja di sekolah, tetapi di rumah, di masyarakat dan di mana saja berada. Pada akhirnya Gerakan Literasi Sekolah dapat menjadi budaya warga sekolah.

Dari literasi kita bisa hidup, bisa belajar menemukan ilmu baru dan menghasilkan uang. Sebagai contoh kita belajar dari google untuk membuat blog, website, youtube yang dipakai sebagai lahan pekerjaan alternatif tapi menghasilkan uang yang besar sebagai alternatif untuk mengurangi pengangguran

Para guru yang menjadi api semangat Gerakan Literasi Sekolah harus terus berjuang, jangan putus asa, pantang menyerah, walau banyak tantangan yang dihadapi berat baik dari dalam diri sendiri maupun tantangan yang datang dari luar. 

Sebuah perjuangan tentunya memerlukan pengorbanan. Menjadi guru harus menjadi guru luar biasa, menjadi guru harus menjadi guru inspiratif (Dikutip Dari Ketua PB PGRI Pusat)

Penulis : Thom Fallo

22 comments for "Cerita Membangun Literasi Di SMAN Insana Barat"

  1. Semoga semua siswa tetap semangat belajar agar lebih kreatif

    ReplyDelete
  2. Bagus , tetap semangat pak , jadilah guru yang berinspirasi agar bisa mengajar dan membimbing kami murid-murid jauh lebih baik ke depannya 👍

    ReplyDelete
  3. Tetap semangat dalam membimbing kami pa guru

    ReplyDelete
  4. semoga tetap semangat dalam membimbing kami pak guru

    ReplyDelete
  5. Tetap semangat ee pak guru💪
    untuk selalu membimbing kmi pak guru💪🙏


    Fransiska Noniferti Metan
    XI ipa2

    ReplyDelete
  6. Bagus , tetap semangat pak , jadilah guru yang berinspirasi agar bisa mengajar dan membimbing kami murid-murid jauh lebih baik ke depannya 👍.

    Nama : Algorius Oemanas
    Kelas : lX IPA 1

    ReplyDelete
  7. Tetap semangat dalam membimbing kami .

    Roberta sanit

    ReplyDelete
  8. Semoga semua siswa lbih giat belajar dan tetap semangat

    ReplyDelete
  9. Tetap semangat pak guru 💪😇

    Nama: Elmalinda Nautani (XI IPA 2)

    ReplyDelete
  10. Tetap semangat pak guru 💪😇

    Nama: Elmalinda Nautani (XI IPA 2)

    ReplyDelete
  11. Tetap semangat dalam membimbing kmi pak guru💪

    Kristofora kono

    ReplyDelete
  12. Wow tetap semangat dan terus berkarya Bpk guru💪
    Agar Bpk bisa jadi cth yg baik buat km🙏

    ReplyDelete
  13. Tetap semangat yah pak Agar bisa menjadi guru yang berinspirasi dan Inofasi bagi kami.💪

    ReplyDelete
  14. Kita semua harus tetap semangat dalam berliterasi dan harus lebih giat lagi🙏

    ReplyDelete
  15. Tetap semangt pak guru..semoga semua siswa bisa ambil contoh dari pak guru😇

    ReplyDelete
  16. Tetap semangat dalam membimbing kami siswa siswa semoga kami bisa balajar lebih baik ke depannya lagi

    ReplyDelete
  17. Tetap semangat pak guru dalam membimbing kami ...smga kami siswa siswi bisa mengambil contoh dari pak guru ☺️🙏

    Nama :Gregoriana Naisanit
    Kelas:Xll IPS 2

    ReplyDelete
  18. Tetap semangat pak guru dalam membimbing kami ...smga kami siswa siswi bisa mengambil contoh dari pak guru ☺️🙏

    Nama :Gregoriana Naisanit
    Kelas:Xll IPS 2

    ReplyDelete