Kepala Desa Banain B Dan warga Fokus Kemandirian Ekonomi Lewat Inovasi Produktif

Demografi Desa Banain B, terdiri dari 117 KK, 426 Jiwa. Hampir 100% orang dewasa konsumsi sirih pinang, termasuk sebagian remaja dan anak-anak.

Estimasi lapangan oleh pemerintah Desa Banain B, setiap hari tiap KK membelanjakan tidak kurang dari Rp. 10.000. Jadi tiap hari minimal Rp. 1.000.000 uang keluar dari desa Banain B. Hal sama terjadi juga di dua desa tetangga se-Banain, total sekitar 460 KK. Estimasi keseluruhan per hari kurang lebih Rp. 5.000.000 uang keluar dari desa Banain.

Berangkatlah dari estimasi dan kajian lapangan ini, pemerintah desa Banain B mendorong kemandirian, menanam sirih di pekarangan.

Awal mula diwacanakan, banyak terjadi penolakan oleh warga. Kata warga, menanam sirih tidak progresif, kenapa tidak mendukung saja sistem pertanian lahan kering, protes warga. Kita menanam, bagaimana dengan air untuk pemeliharaan. Banyak sekali alasan penolakan yang dilontarkan dari warga.

Berangkat dari penolakan-penolakan ini, saya tidak patah arang, saya mulai menanam di bulan April tahun 2015. Saat itu sudah kemarau, kering kerontang tanpa hujan. Perlu diingat bahwa sejak 2014 curah hujan sangat sedikit nyaris tidak ada, ungkap Kepala Desa Banain B Yulius Kolo Ketika berceritera dengan media mimpintt di pekarangan tanaman sirihnya.

Kades pun menceritakan panjang lebar soal gebrakannya, 2015 pun demikian hingga 2016. Kembali ke cerita mulai menanam di bulan April tahun 2015. Bibit dicari dan diambil dari desa tetangga bahkan kecamatan tetangga, juga dari kabupaten Belu. Bibit juga diambil dari negara tetangga Timor Leste. Ratusan pohon yang ditanam sebagai eksperimen, berhasil hidup belasan pohon saja . Namun semangat tetap membara.

Belasan pohon yang hidup menjadi penguat opini dan argumentasi kepala desa terhadap warga desa Banain B. Opini dibahas saat musyawarah dusun dan musyawarah desa. Anggaran pun ditetapkan, diadakan stimulan menanam sirih, jika hidup hingga bulan Desember dibayar Rp. 25.000 per pohon, batas 5 pohon per KK, hal sama untuk kelor dan pepaya.

Jika hidup semua total per KK mendapat stimulan dana segar Rp. 375.000. Warga ramai-ramai menanam walau masih ada yang ragu apakah akan dibayar atau tidak. Saat pemeriksaan pra pembayaran masih ada warga (KK) yang belum genap 5 pohon.

Setelah akhir tahun 2016 setelah dibayar, masyarakat seolah dicas semangatnya, menanam. Usaha dan strategi kini menampakkan hasilnya. Per KK tidak kurang dari 5 pohon sirih. Bahkan aneka inovasi mulai dilakukan untuk dijadikan naungan produktif dan lain sebagainya.

Kemandirian ekonomi mulai kelihatan, termasuk sayuran berupa kelor, pepaya, dan aneka apotik hidup dan dapur hidup lainnya. Gagasan pengelolaan pekarangan menuju paradise, halaman penuh pengharapan, tahap demi tahap mulai diraih.

Pekarangan indah, jiwa sehat, kebutuhan jasmani terpenuhi, kemandirian ekonomi dalam genggaman, masyarakat semakin bermartabat menuju desa mandiri Indonesia Raya, tegas Yuko yang akrab disapa.

Kami sedang menanti pembangunan rumah layak huni, rencana selanjutnya adalah menata halaman/pekarangan, ikan menari-nari di kolam, aneka warna-warni sayuran dan buah-buahan menghiasi, Melangkah pasti menuju desa pariwisata.

Penulis: Thom Fallo

Post a Comment for "Kepala Desa Banain B Dan warga Fokus Kemandirian Ekonomi Lewat Inovasi Produktif"