Ini Guru Aneh Di Salah Satu SMA Di Kabupaten TTU
Beginilah tindakan guru mata pelajaran terhadap siswa yang melanggar aturan di sekolah.
Beginilah ceritanya :
Pada Hari Senin, 15 Januari 2018....Apel pagi guru ini menyampaikan beberapa informasi yang berkaitan dengan tata tertib sekolah, sang guru pun menyampaikan informasi: "Ini adalah beberapa bagian terkecil yang harus dilakukan siswa di sekolah yaitu berpakaiaan harus rapi, Baju seragam harus dimasukan ke dalam celana atau rok (disisip) rapi, siswa laki-laki dilarang memakai anting-anting di sekolah dan tidak boleh gunting rambut les (les dalam artian : cukur buat garis di kepala).
Jadi untuk sementara saya (guru) akan terus gencar dan melakukan penertiban terhadap siswa yang melanggar kebijakan atau aturan ini. Siapa yang melanggar maka sanksinya adalah mengerjakan makalah yang maksimal jumlah halaman adalah 10 dan membuat karya tulis dalam bentuk opini, puisi, artikel dan cerita pendek yang menginspirasi.
Judul karya tulis akan saya sampaikan kepada kalian (siswa) jika melanggar ketentuan tersebut. Kita amati selama ini jika bapak ibu guru hanya menyampaikan untuk mematuhi tata tertib tersebut maka kalian tidak akan melaksanakannya.
Orang yang yang tertib itu adalah orang yang jalan pikirannya bagus, terencana dan terukur. Orang yang tidak tertib adalah orang yang memiliki jalan pikiran tidak sehat, sehingga apa yang dilakukannya juga tidak sesuai ketentuan atau aturan yang berlaku. Saya akan melihat perkembangan kalian dalam dalam proses kegiatan belajar mengajar maupun kegiatan lain didalam kompleks sekolah.
Jika bapak dan ibu guru bicara lalu kamu tidak menjalankannya itu adalah kamu kerjain guru. Oleh karenanya guru juga manusia yang kurang sempurna di mata Tuhan tapi dipercaya untuk membina karakter kamu maka dengarlah dia, kalau tidak dengar dan tidak menjalankannya maka saya sebagai guru juga akan kerjain balik kamu (spontan sang guru dengan nada guyon) biar kita impas.
Mungkin menurut kamu menulis makalah dan karya tulis adalah hal yang paling menjengkelkan karena menguras tenaga (tangan) sampai tangan juga bisa terasa sakit karena menulis.
Kalau guru bicara terus menerus maka tenggorokannya sakit, supaya sama-sama sakit maka kamu juga harus tangan sakit yaitu dengan cara menulis makalah dan karya tulis lainnya (ucap guru dengan nada serius dan guyon).
3 hari kemudian di sekolah ( 18 Januari 2018)
Sang guru menemukan ada siswa yang pakai anting-anting di dalam kelas.
Dipanggilah siswa tersebut.
Alfridus kemari...
Ia Pak..
Sini itu anting-anting.
(Dicabutlah anting-anting dari telinga dan memberinya pada pak guru).
Sudah dengar kan, apa yang saya sampaikan.
Sudah pak !
Saya tidak akan bicara lagi....
Tulislah Judul makalah di papan tulis : judulnya Moralitas.
Lalu sang guru menyampaikan kepada seluruh siswa di kelas.
Ini kesalahan teman kamu Alfridus karena telah melanggar aturan, jadi tolong buatlah sebuah makalah dengan judul Moralitas dan dikumpulkan minggu depan. Jika tidak kumpul minggu depan maka anda akan mendapatkan makalah lagi dengan judul baru.
Dengar ! Dengar pak.
Jadi kamu semua dengar, apa yang sudah saya sampaikan maka akan saya buat. Jadi berhati-hatilah.
2 hari kemudian (20 Januari 2018)
Sang guru sementara duduk di depan ruang perpustakaan. Lewatlah beberapa siswa kelas X tidak sisip baju. Respon guru sangat cepat. Panggilah siswa tersebut.
Kenapa tidak sisip. Siswa tersebut diam sejenak. Guru tersebut berkata : nanti kita ketemu di kelas. Ayo jalan sudah. Jawab siswa: baik pak !
2 hari kemudian saat pelajaran berlangsung (22 Januari 2018)
Setelah absen siswa. Guru memanggil siswa teesebut.
Adrianus sini.
Ia Pak.
Kesalahan yang kamu lakukan adalah tidak sisip baju kan?, Dua hari yang lalu sempat saya tegur kamu ? iya pak.
Seperti yang sudah saya katakan kemarin bahwa nanti kita ketemu di kelas.
Ini judul makalahnya : Kedisiplinan. Kerja sesuai aturan yang sudah saya berikan. Baik Pak.
4 hari kemudian (26 Januari 2018)
Sang guru melihat ada beberapa siswa laki-laki kelas XI IPS dan XI IPA yang mondar-mandir di depan kelas dengan baju berada di luar (tidak sisip).
Saat itu juga sang guru ada duduk bersama beberapa siswa. Guru itu mengatakan demikian : Itu siswa yang tidak sisip baju akan dapat tugas makalah. Nanti saya masuk kelas pasti mereka akan dapat bagiannya. Kamu pun demikian. Lebih baik tertib, rapi, disiplin biar aman dan terlihat ada pemandangan yang tertata rapi.
Jawab beberapa siswa tersebut : Ia Pak, kalau tidak makalah.
1 hari kemudian (27 Januari 2018)
Sang Guru masuk mengajar di Kelas XI IPA.
Setelah absen...
Lanjut guru...Yaaaa.. Sebelum kita memulai pelajaran, kemarin saya sempat melihat dari jauh siswa atas nama Marsianus dan Yulianus tidak sisip baju. Apakah benar ?
Jawab mereka : ia benar pak.
3 hari kemudian di sekolah ( 18 Januari 2018)
Sang guru menemukan ada siswa yang pakai anting-anting di dalam kelas.
Dipanggilah siswa tersebut.
Alfridus kemari...
Ia Pak..
Sini itu anting-anting.
(Dicabutlah anting-anting dari telinga dan memberinya pada pak guru).
Sudah dengar kan, apa yang saya sampaikan.
Sudah pak !
Saya tidak akan bicara lagi....
Tulislah Judul makalah di papan tulis : judulnya Moralitas.
Lalu sang guru menyampaikan kepada seluruh siswa di kelas.
Ini kesalahan teman kamu Alfridus karena telah melanggar aturan, jadi tolong buatlah sebuah makalah dengan judul Moralitas dan dikumpulkan minggu depan. Jika tidak kumpul minggu depan maka anda akan mendapatkan makalah lagi dengan judul baru.
Dengar ! Dengar pak.
Jadi kamu semua dengar, apa yang sudah saya sampaikan maka akan saya buat. Jadi berhati-hatilah.
2 hari kemudian (20 Januari 2018)
Sang guru sementara duduk di depan ruang perpustakaan. Lewatlah beberapa siswa kelas X tidak sisip baju. Respon guru sangat cepat. Panggilah siswa tersebut.
Kenapa tidak sisip. Siswa tersebut diam sejenak. Guru tersebut berkata : nanti kita ketemu di kelas. Ayo jalan sudah. Jawab siswa: baik pak !
2 hari kemudian saat pelajaran berlangsung (22 Januari 2018)
Setelah absen siswa. Guru memanggil siswa teesebut.
Adrianus sini.
Ia Pak.
Kesalahan yang kamu lakukan adalah tidak sisip baju kan?, Dua hari yang lalu sempat saya tegur kamu ? iya pak.
Seperti yang sudah saya katakan kemarin bahwa nanti kita ketemu di kelas.
Ini judul makalahnya : Kedisiplinan. Kerja sesuai aturan yang sudah saya berikan. Baik Pak.
4 hari kemudian (26 Januari 2018)
Sang guru melihat ada beberapa siswa laki-laki kelas XI IPS dan XI IPA yang mondar-mandir di depan kelas dengan baju berada di luar (tidak sisip).
Saat itu juga sang guru ada duduk bersama beberapa siswa. Guru itu mengatakan demikian : Itu siswa yang tidak sisip baju akan dapat tugas makalah. Nanti saya masuk kelas pasti mereka akan dapat bagiannya. Kamu pun demikian. Lebih baik tertib, rapi, disiplin biar aman dan terlihat ada pemandangan yang tertata rapi.
Jawab beberapa siswa tersebut : Ia Pak, kalau tidak makalah.
1 hari kemudian (27 Januari 2018)
Sang Guru masuk mengajar di Kelas XI IPA.
Setelah absen...
Lanjut guru...Yaaaa.. Sebelum kita memulai pelajaran, kemarin saya sempat melihat dari jauh siswa atas nama Marsianus dan Yulianus tidak sisip baju. Apakah benar ?
Jawab mereka : ia benar pak.
Nahhh.. karena saya sudah bicara terus menerus dan mengakibatkan tenggorokan saya sakit, saya anggap saya dikerjain oleh kamu berdua maka ini sanksinya : Kerja makalah ini dengan Judul Kedisiplinan, minimal 10 halaman. Tanpa bicara banyak dan wajah cemberut siswa berdua menjawab "Baik pak".
Hal ini pun sang guru lakukan di kelas XI IPS 1 yang bolos saat jam sekolah dan kemudian terjadi saling kejar-kejaran di kebun jagung milik masyarakat. Ada 5 orang siswa laki-laki yang bolos dan diberi tugas makalah dengan judul Moralitas.
3 hari kemudian (30 Januari 2018)
Sang guru sementara melaksanakan Kegiatan Belajar mengajar di kelas X IIS 1.
Kelas X IIS 1 adalah kelas yang posisinya di tengah, disebelahnya adalah kelas X MIPA dan X IIS 2.
Saat sang guru asyik mengajar, terdengar suara siswa di Kelas X MIPA ada yang bernyayi, teriak-teriak dan bercerita. Kata sang guru pada Siswa yang sementara mendengarkan pelajaran. Sebentar baru mereka dapat tugas Makalah karena mereka masih punya waktu luang yang banyak. Seharusnya dipakai untuk membaca dan menulis tapi dipakai untuk hura-hura.
2 jam kemudian...
Sang guru masuk ke kelas X MIPA.
Nahhh... saya tadi mengajar di Kelas Sebelah, kalian ribut-ribut apa. Hati-hati kalau saya sementara bekerja (mengajar) dan kamu mengganggu saya.
Saya lihat kok kalian punya waktu begitu banyak untuk teriak, bernyayi dan cerita dengan suara yang keras. Artinya bahwa kalian tidak punya tugas-tugas untuk dikerjakan saat guru belum masuk kelas atau berhalangan. Nahhh... ini kalian semua kerja makalah ini. Judulnya Lingkungan. Minggu depan kumpul. Siswa-siswi tersebut kelihatan kesal dengan wajah cemberut.
Aturan sudah saya sampaikan maka saya akan laksanakan. Jadi jelas. Harus diindahkan.
Setelah itu sang guru pun melanjutkan dengan kegiatan belajar mengajar.
Pada Suatu waktu saat apel siang sang guru menyampaikan informasi :
Jadi Sudah terbukti, ada siswa kelas X dan Kelas XI yang mendapat tugas membuat Makalah dan karya tulis.
Judulnya juga sudah saya kasih karena melanggar aturan yang sudah saya buat.
Karena telah melanggar aturan maka diberi sanksi jelas. Saya tidak akan pukul atau berikan sanksi fisik sehingga kemudian saya harus berurusan dengan hukum, itu adalah pelanggaran HAM. Jika kalian salah atau melanggar aturan saya pukul, itu jelas saya salah.
Jadi sanksinya jelas. Membuat makalah dan karya tulis.
Ini yang saya buat. Karena apa? Karena jika kami, guru-guru hanya menyampaikan motifasi kepada kalian untuk banyak membaca di sekolah dan di rumah maka saya yakin 100 % kamu tidak akan melakukan hal tersebut. Nahhhh... ini cara saya.
Aturan mengikat kita.
Makalah adalah salah satu bentuk kegiatan atau usaha untuk mencari sumber, membaca dan menulis. Semakin banyak membaca maka semakin banyak kalian menemukan pengetahuan baru dan memperkaya kosa kata dalam berbicara bahasa indonesia baik lisan maupun tulisan.
Ini adalah cara positif. Kalau kalian bilang cara ini adalah salah bentuk penyiksaan, maka itu keliru. Kalian harus diberi ransangan. Maka ini cara saya meransang kalian yang tidak tertib atau disiplin. Orang disiplin itu orang bekerja sesuai rencana yang positif.
Jadi saya akan ikuti terus tugas makalah yang sudah saya berikan. Jika tidak mengerjakannya maka nilai akhir akan saya tahan. Jika dikemudian hari anda membutuhkan nilai tersebut maka silahkan bawa semua tugas makalah dengan lengkap maka nilai mu akan saya berikan.
Kalian sekolah kan butuh nilai dan ijazah. Jadi silahkan nakal tapi nilai akan saya tahan sampai kapanpun. Kami guru dibayar negara untuk membentuk karakter kalian.
Jadi dengarlah kami. Jika tidak dengar dan laksanakan maka konsekuansinya jelas. Kita bermain seputaran makalah dan karya tulis untuk mendukung Gerakan literasi bangsa yaitu Baca dan Tulis.
Setelah apel siang, siswa lalu pulang ke rumah.
1 hari kemudian (1 Februari 2018)
Sang guru akan masuk ke kelas XI IPS 2. Semua siswa sudah terlihat rapi dan tertib. Ada siswa yang guyon seperti ini : " pak itu dia tidak sisip. Kasih dia makalah pak, pak itu dia tidak sisip, kasih dia makalah pak. Sang guru dengan nada guyon pun menjawab : Hati-hati, tasalah makalah. Jawab mereka, iya pak.
Lanjut guru : nanti tanya saja kelas X sanksi apa yang sudah pak berikan. Jawab siswa : kelas X mereka ada cerita kami kalau mereka dapat tugas dari pak buat makalah karena langgar aturan. Jawab guru : yaaa. Apa yang saya sampaikan akan saya buat.
Hari-hari selanjutnya sang guru mengamati siswa-siswi mereka sibuk dengan mencari buku sumber untuk membuat makalah. Perpustakaan begitu ramai dikunjungi siswa, ada yang sibuk membaca, ada yang sibuk menulis. Mereka semua sudah tertib, sisip rapi, tenang di kelas, tidak ribut-ribut lagi, tidak pakai anting dan tidak les rambut. Mereka takut diberi tugas makalah dan karya tulis.
Saya Sudah amati di beberapa sekolah di Kota maupun di desa, beberapa pelanggaean seperti yang disebutkan di atas sangat sering dan banyak terjadi. Guru sulit memberikan sanksi yang tegas bagi siswa.
Makalah adalah salah satu bentuk kegiatan atau usaha untuk mencari sumber, membaca dan menulis. Semakin banyak membaca maka semakin banyak kalian menemukan pengetahuan baru dan memperkaya kosa kata dalam berbicara bahasa indonesia baik lisan maupun tulisan.
Ini adalah cara positif. Kalau kalian bilang cara ini adalah salah bentuk penyiksaan, maka itu keliru. Kalian harus diberi ransangan. Maka ini cara saya meransang kalian yang tidak tertib atau disiplin. Orang disiplin itu orang bekerja sesuai rencana yang positif.
Jadi saya akan ikuti terus tugas makalah yang sudah saya berikan. Jika tidak mengerjakannya maka nilai akhir akan saya tahan. Jika dikemudian hari anda membutuhkan nilai tersebut maka silahkan bawa semua tugas makalah dengan lengkap maka nilai mu akan saya berikan.
Kalian sekolah kan butuh nilai dan ijazah. Jadi silahkan nakal tapi nilai akan saya tahan sampai kapanpun. Kami guru dibayar negara untuk membentuk karakter kalian.
Jadi dengarlah kami. Jika tidak dengar dan laksanakan maka konsekuansinya jelas. Kita bermain seputaran makalah dan karya tulis untuk mendukung Gerakan literasi bangsa yaitu Baca dan Tulis.
Setelah apel siang, siswa lalu pulang ke rumah.
1 hari kemudian (1 Februari 2018)
Sang guru akan masuk ke kelas XI IPS 2. Semua siswa sudah terlihat rapi dan tertib. Ada siswa yang guyon seperti ini : " pak itu dia tidak sisip. Kasih dia makalah pak, pak itu dia tidak sisip, kasih dia makalah pak. Sang guru dengan nada guyon pun menjawab : Hati-hati, tasalah makalah. Jawab mereka, iya pak.
Lanjut guru : nanti tanya saja kelas X sanksi apa yang sudah pak berikan. Jawab siswa : kelas X mereka ada cerita kami kalau mereka dapat tugas dari pak buat makalah karena langgar aturan. Jawab guru : yaaa. Apa yang saya sampaikan akan saya buat.
Hari-hari selanjutnya sang guru mengamati siswa-siswi mereka sibuk dengan mencari buku sumber untuk membuat makalah. Perpustakaan begitu ramai dikunjungi siswa, ada yang sibuk membaca, ada yang sibuk menulis. Mereka semua sudah tertib, sisip rapi, tenang di kelas, tidak ribut-ribut lagi, tidak pakai anting dan tidak les rambut. Mereka takut diberi tugas makalah dan karya tulis.
Saya Sudah amati di beberapa sekolah di Kota maupun di desa, beberapa pelanggaean seperti yang disebutkan di atas sangat sering dan banyak terjadi. Guru sulit memberikan sanksi yang tegas bagi siswa.
Cara yang saya buat adalah cara yang jarang bahkan tidak dipakai oleh guru sebagai salah satu strategi menekan angka pelanggaran siswa terhadap tata tertib sekolah.
Ada juga tindakan kekerasan fisik yang diberikan dari guru terhadap siswa, dan itu tidak dibenarkan secara hukum. Jadi mari kita pakai strategi yang positif.
Sebelumnya memang kalau tidak dibuat aturan seperti ini maka mereka akan bertindak yang aneh dan bertindak tidak tertib dan tidak disiplin.
Sang Guru Aneh Karena Tidak Sisip baju satu kali makalah satu buah, jika tidak sisip lagi dapat tugas makalah, ribut saja di kelas juga dapat tugas membuat makalah, pakai anting dan les rambut juga makalah, bolos juga dapat tugas makalah. Aneh tapi Positif.
Pesan Moralnya Adalah berdasarkan Cerita Nyata Di Atas Adalah :
Minat baca masyarakat khususnya anak usia sekolah masih sangat rendah. Data dari United Educational, Scientific, and Cultural Organization (UNESCO) menyebutkan bahwa minat baca anak indonesia hanya 0,01 %.
Artinya dari 10.000 anak bangsa, hanya satu orang yang senang membaca. Seperti yang dilansir di beberapa media waktu lalu, Duta Baca Perpustakaan Nasional Republik Indonesia Najwa Shihab mengatakan bahwa minat membaca masyarakat Indonesia sangat rendah dibandingkan dengan Negara-negara lainnya.
Berdasarkan hasil survei, menyatakan bahwa saat ini minat baca masyarakat Indonesia sangatlah rendah. Sebagian masyarakat Indonesia kesulitan mengakses buku secara pribadi untuk membaca.
Selain kesulitan akses untuk memperoleh buku bacaan, juga tidak adanya penanaman kebiasaaan membaca sejak dini, yang menyebabkan rendahnya minat baca anak usia sekolah.
Karena di usia sekolah anak dipacu untuk memperoleh pengetahuan sebanyak-banyaknya yang kelak dipergunakan untuk kepentingan hidupnya. Orang tua dan sekolah sangat penting dalam memfasilitasi anak untuk membaca baik dari segi waktu dan ketersediaan fasilitas.
Singkat Cerita Pendek : Guru Aneh Di Salah Satu SMA Di TTU
Guru : Hubertus Thomas Fallo/Penulis
Karena di usia sekolah anak dipacu untuk memperoleh pengetahuan sebanyak-banyaknya yang kelak dipergunakan untuk kepentingan hidupnya. Orang tua dan sekolah sangat penting dalam memfasilitasi anak untuk membaca baik dari segi waktu dan ketersediaan fasilitas.
Singkat Cerita Pendek : Guru Aneh Di Salah Satu SMA Di TTU
Guru : Hubertus Thomas Fallo/Penulis
Mantap pak guru.
ReplyDeleteNama: Lidwina Nailiu
Sebagai seorang siswa harus menuruti aturan yg sudah ada😇
ReplyDelete