SMAN Oekolo Pamerkan Hasil Tenun Di Pintu Batas RI-Timor Leste
Sekolah Menengah Atas Negeri Oekolo
adalah salah satu Sekolah Menengah Atas yang terletak di Desa Humusu Oekolo,
Kecamatan Insana Utara, Kabupaten Timor Tengah Utara, Nusa Tenggara Timur dengan
Visi “UNGGUL MUTU YANG BERBUDAYA DAN BERBUDI PEKERTI”. Sekolah yang dibangun
tiga tahun yang lalu di wilayah Indonesia Timur yang awalnya dibangun beratap
daun gewang kini sudah memiliki bangunan permanen.
Sekolah di wilayah
perbatasan NKRI-RDTL yang dipimpin oleh Maximus Abainpah, S.Pd kini memiliki
program dan kegiatan di sekolah yang yang kreatif dan inovatif yaitu salah
satunya Pelestarian budaya dan kemandirian ekonomi.
Pendidikan tanpa budaya
sama artinya dengan makanan yang tampak nikmat namun hambar tanpa rasa. Secara
filosofinya pendidikan berasal dari budaya manusia yang telah mengakar.
Pendidikan tidak dapat dipisahkan dari kebudayaan karena proses pendidikan terjadi
didalam lingkungan manusia yang berbudaya.
Pendidikan ada untuk memberi arah
dan pandangan yang lebih baik akan budaya manusia itu sendiri. Tanpa
pendidikan, budaya itu sendiri pun akan kehilangan arah. Hal ini dikarenakan
sifat budaya yang dinamis. Untuk itu nilai-nilai kebudayaan harus diterapkan
melalui pendidikan.
Menurut Kepala SMAN Oekolo,
Maximus Abainpah, salah satu tujuan yang kami lakukan yaitu untuk membekali
peserta didik agar memiliki keterampilan budaya daerah serta mampu
mengembangkan diri secara mandiri.
Muatan lokal merupakan kegiatan kurikuler
untuk mengembangkan kompetensi yang disesuaikan dengan ciri khas dan potensi
daerah, termasuk keunggulan daerah, yang materinya tidak dapat dikelompokkan ke
dalam mata pelajaran yang ada. Bertitik tolak dari Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional Nomor 22 Tahun 2006 Standar Isi, maka kami mengidentifikasi kegiatan
dan peluang usaha dalam kehidupan sehari-hari, yang terjadi di lingkungan
masyarakat Desa Humusu Oekolo yakni Tenun.
Kegiatan Menenun yang
dilakukan di sekolah dalam pelaksanaan Mata Pelajaran Muatan Lokal adalah
kegiatan kurikulum yang wajib diikuti oleh seluruh siswi (Perempuan) sementara
untuk Laki-laki melakukan Daur Ulang. Mengingat bahwa budaya wilayah setempat
yang menenun adalah kaum Perempuan.
Budaya Tenun adalah salah satu potensi
lokal turun temurun. Namun Hasil tenun bagi masyarakat setempat hanya
diperlukan secara konsumtif atau sebatas sebagai bahan sandang (pakaian) dan
belum menjadi produk unggulan dalam dunia usaha. Tujuan kami kedepan adalah hasil
tenun siswi SMAN Oekolo bisa bersaing di pintu batas negara NKRI – Timor Leste.
Hal ini didukung oleh minat dan bakat siswi serta kemampuan guru dalam
keterampilan menenun maka kami memasukkan menenun sebagai Mata pelajaran Muatan
Lokal. Namun kami masih mengalami kendala dalam ketersediaan Bahan berupa
benang, ungkap Alumni Unimor Prodi Biologi ini yang dihubungi melalui telepon
seluler, Rabu (6/12/2017)
Penulis: Thom Fallo
Post a Comment for "SMAN Oekolo Pamerkan Hasil Tenun Di Pintu Batas RI-Timor Leste"